Sabtu, 30 Januari 2010

Sekolahnya Manusia

SMP Lazuardi Insan Kamil, The Leader School;

pohon ajaib yang dipersiapkan para pendiri, guru, staf, dan orang2 yang terlibat di dalamnya untuk melahirkan buah2 ajaib; para siswa yang siap menghadapi realitas masa kini dan masa depan, para siswa yang siap menjadi pemimpin masa depan.


SMP LIK Sukabumi membuka pendaftaran siswa baru tahun ajaran 20010/2011

untuk informasi dan pendaftaran hubungi di 0266-6248274

Character Building

Character Building
Oleh Munif Chatib

Ketika saya mengusulkan kepada seorang kepala sekolah—di sebuah sekolah yang menjadi binaan kami—agar tidak menggunakan tes masuk model apa pun dalam menerima siswa baru, sang kepala sekolah tersebut kaget luar biasa. “Kalau penerimaan siswa baru tidak pakai tes masuk, pasti sekolah ini nanti banyak diisi oleh siswa-siswa yang bodoh-bodoh dan nakal-nakal. Terus bagaimana kualitas lulusan kita nanti,” demikian alasan kekagetan sang kepala sekolah.

Setelah kekagetannya agak mereda, saya pun menjelaskan bahwa mereka, para siswa baru itu, pada dasarnya tidak ada yang bodoh dan nakal. Semua anak itu memiliki potensi. Nah, nanti, setelah para siswa baru yang masuk tanpa tes itu diterima, mereka kemudian akan menjalani Multiple Intelligences Research (MIR). MIR ini berfungsi untuk mengetahui gaya belajar siswa, sebuah data yang sangat penting yang harus diketahui oleh para guru yang akan mengajar mereka.

Kepala sekolah itu tetap tidak nyaman dan dahinya tampak masih berkerut. Saya pun berkata kepadanya, ”Keberadaan sekolah ini, yang akan kita namakan ‘Sekolahnya Manusia’, adalah untuk memintarkan anak-anak yang bodoh dan membaikkan anak-anak yang nakal. Sekolah ini menggunakan konsep the best process, bukan the best input. Percayalah nanti kita akan banyak menemukan keajaiban dari perubahan sifat-sifat anak didik kita yang negatif menjadi positif. Memang tugas guru menjadi berat, tidak lagi santai. Namun, inilah sesungguhnya tugas seorang pendidik: mengubah yang kurang baik menjadi baik.”

Lalu apa yang terjadi setelah penerimaan siswa baru yang tanpa tes masuk itu selesai. Benar bahwa lewat kacamata-lama, 80% siswa adalah anak yang bodoh-bodoh dan nakal-nakal. Sekali lagi saya kumpulkan semua guru pada awal tahun ajaran baru. Saya berikan pelatihan tentang multiple intelligences strategy dan hal-hal yang terkait dengannya untuk menyamakan paradigma (kacamata)-baru dan memperkuat paradigma-baru tersebut. Hasil dari pelatihan itu ada beberapa poin penting yang harus dipahami oleh para guru.

Pertama, diperlukan adanya keyakinan bahwa tidak ada siswa yang bodoh dan tidak ada pelajaran yang sulit. Setiap anak mempunyai kecenderungan kecerdasan yang majemuk dan gaya belajar yang beraneka ragam. Guru harus melayani gaya belajar siswa tersebut. Apabila gaya belajar setiap siswa dapat terlayani, mereka akan menjadi senang belajar dan mudah memahami pelajaran.

Kedua, akan terjadi ”eforia kebebasan” oleh siswa dalam bulan-bulan pertama. Dengan model para guru melayani siswa dan siswa diberi informasi bahwa keberhasilan belajar terletak pada pundak siswa sendiri, bukan pada pundak gurunya, maka hampir semua siswa akan berlomba-lomba menunjukkan eksistensinya. Siswa yang nakal berusaha sekuat mungkin menunjukkan kenakalannya. Begitu pula dengan siswa yang malas, siswa yang cuek, dan siswa yang serius. Bayangkan, tiga bulan pertama terjadi ”eforia kebebasan” yang luar biasa. Pada saat inilah betapa pentingnya memahami keunikan setiap siswa.

Ketiga, ada dua senjata rahasia yang perlu dikantongi oleh para guru dalam menghadapi eforia tersebut, yaitu strategi mengajar dengan multiple intelligences dan pemanfaatan bidang studi baru yang bernama character building. Strategi mengajar dengan multiple intelligences menjadi alat efektif untuk proses pembelajaran di mana targetnya adalah siswa mampu memahami setiap indikator hasil belajar dari setiap bidang studi. Dengan memahami setiap indikator hasil belajar, diharapkan para siswa merasa tidak ada pelajaran yang sulit, malah sangat menyenangkan, meskipun itu bidang studi matematika, bahasa Inggris, dan sains yang selama ini dianggap momok yang menakutkan.

Setelah itu, character building sebagai senjata yang kedua menjadi alat yang efektif untuk memperbaiki perilaku para siswa. Senjata ini dimanfaatkan untuk menyelesaikan masalah siswa yang memiliki perilaku negatif. Caranya adalah dengan mengajarkan bidang studi ini tidak dalam bentuk kognitif dan hafalan-hafalan. Pendidikan character building langsung disimulasikan oleh siswa.

Sebagai contoh, ada seorang guru character building yang mengajar materi tentang kebohongan. Begitu pertama kali masuk kelas, dia berkata kepada salah seorang muridnya, “Ilham, sepertinya kamu harus turun ke bawah ke kantor Tata Usaha (TU). Di kantor TU, ada mamamu dan sepertinya mamamu sedang marah-marah. Tentulah ada sesuatu yang tidak beres. Kamu harus turun ke bawah untuk menenangkan mamamu.”

Tentu saja, Ilham sangat terkejut mendengar berita yang langsung berasal dari gurunya. Secepat kilat Ilham keluar kelas dan turun dari lantai 3 ke lantai 1 menuju kantor TU. Di benaknya dia mencari-cari petunjuk mengapa mamanya marah-marah? Apa yang sedang terjadi? Dengan nafas tersengal-sengal sampailah Ilham di kantor TU. Ternyata, di kantor TU tidak ada siapa-siapa. Mamanya tidak ada. Dada Ilham seperti mau meledak.

Sementara itu di kelas Ilham, di lantai tiga, sang guru mengatakan kepada semua siswa kalau berita yang baru saja disampaikan kepada Ilham adalah berita bohong. Sang guru ingin memberi pengalaman nyata, bagaimana perasaan sang korban yang berhasil dibohongi. Sang guru pun memberikan pertanyaan kepada semua siswa tentang apa kira-kira yang terjadi pada Ilham ketika dia kembali ke kelas?

Kelas pun menjadi ramai. Semua kemungkinan yang akan dirasakan Ilham telontar dari mulut para siswa, teman-teman Ilham. Benar saja, ketika pintu kelas terbuka dan Ilham muncul, tampaklah wajah Ilham yang marah. Hati Ilham tampak dongkol. Dia benar-benar merasa dibohongi. Langsung saja gurunya meminta maaf dan mengatakan maksud sebenarnya dari penyampaian berita bohong tersebut. Ilham lalu diminta dengan jujur mengatakan bagaimana perasaannya ketika dibohongi di depan kelas. Setelah itu pelajaran dilanjutkan dengan diskusi dan simulasi-simulasi dan riset-riset perilaku yang lain.

Nah seperti itulah praktik pembelajaran bidang studi character building. Sangat menarik, membangkitkan emosi, dan mempunya relevansi pada kehidupan sehari-hari.[]

CHARACTER BUILDING

CHARACTER BUILDING, BIDANG STUDI YANG HILANG
Munif Chatib

Saya melihat memang ada ketakutan yang sangat. Kemudian saya jawab dengan penuh mSlide1otivasi dan semangat. “Keberadaan sekolah ini, yang akan kita namakan ‘Sekolahnya Manusia’, adalah untuk memintarkan anak-anak yang bodoh dan membaikkan anak-anak yang nakal. Sekolah ini menggunakan konsep the best process, bukan the best input. Percayalah nanti kita akan banyak menemukan keajaiban dari perubahan sifat-sifat anak didik kita yang negatif menjadi positif. Memang tugas guru menjadi berat, tidak lagi santai. Namun itulah sebenarnya tugas guru. Jangan siswa bodoh dan nakal dijadikan beban malah jadikan itu tantangan.” Wejangan saya cukup panjang dan berapi-api, ya minimal untuk memberi semangat kepala sekolah yang baru memimpin sekolahnya manusia.

Lalu apa yang terjadi setelah penerimaan siswa baru selesai. Benar, 80 % siswa kita adalah anak yang bodoh-bodoh dan nakal-nakal. Sekali lagi saya kumpulkan semua guru pada awal tahun ajaran baru. Saya berikan pelatihan tentang multiple intelligence strategy dan hal-hal yang terkait dengannya untuk persamaan paradigma dan memperkuat paradigma tersebut. Hasil dari pelatihan itu ada beberpa poin penting yang harus dipahami oleh para guru dan harus masuk ke memori jangka panjang agar tidak lupa seumur hidup.

ngajiPertama, keyakinan bahwa tidak ada siswa yang bodoh dan tidak ada pelajaran yang sulit. Setiap anak mempunyai kecenderungan kecerdasan yang jamak dan gaya belajar yang beraneka ragam. Guru harus melayani gaya belajar siswa tersebut.

Kedua, akan terjadi ‘eforia kebebasan’ oleh siswa dalam bulan-bulan pertama. Dengan model para guru melayani siswa dan siswa diberi informasi bahwa keberhasilan belajar terletak pada pundak siswa sendiri, bukan pada pundak gurunya, maka hampir semua siswa berlomba-lomba menunjukkan eksistensinya. Siswa yang nakal berusaha sekuat mungkin menunjukkan kenakalannya. Siswa yang malas, siswa yang cuek, siswa yang serius. Bayangkan 3 bulan pertama terjadi eforia kebebasan yang luar biasa.

Ketiga, ada dua senjata rahasia yang sudah dikantongi guru menghadapi eforia tersebut, yaitu strategi mengajar dengan multiple intelligence dan bidang studi baru yaitu character building. Strategi multiple intelligence menjadi alat efektif untuk proses pembelajaran, targetnya siswa mampu memahami setiap indikator hasil belajar dari setiap bidang studi. Siswa merasa tidak ada pelajaran yang sulit, malah sangat menyenangkan, meskipun itu bidang studi matematika, bahasa Inggris dan sains yang selama ini dianggap momok yang menakutkan. Walhasil dengan strategi multiple intelligence para guru mampu menajdikan siswa yang bodoh menjadi pintar secara akademis.

Pasti ada yang menarik dalam bidang studi character building ini. Bidang CBSstudi ini tidak disajikan dalam bentuk kognitif dan hafalan-hafalan. Namun langsung disimulasikan oleh siswa. Seorang guru CB yang mengajar materi tentang ‘kebohongan’. Begitu pertama masuk kelas, mengatakan kepada salah satu muridnya, “Ilham, sepertinya kamu harus turun ke bawah ke TU, ada mamamu di sana dan sepertinya marah-marah, pasti ada sesuatu yang tidak beres. Kamu harus turun ke bawah untuk menenangkan mamamu.” Ilham sangat terkejut mendengar berita itu dari gurunya, secepat kilat Ilham keluar kelas dan turun dari lantai 3 ke lantai 1 ke kantor TU. Ilham sangat terkejut mendengar mamanya datang dan marah-marah, di dalam benaknya dia mencari-cari petunjuk apa yang terjadi? Dengan nafas tersengal-sengal sampailah Ilham di kantor TU dan ternyata tidak ada siapa-siapa. Mamanya tidak datang, apalagi marah-marah. Dada Ilham seperti mau meledak. Sementara itu di kelas Ilham di lantai tiga, gurunya mengatakan kepada semua siswa kalau berita yang barusan diinformasikan adalah ‘bohong’ belaka. Gurunya ingin memberi pengalaman nyata, bagaimana perasaan kita sebagai korban ‘dibohongi’. Guru memberikan pertanyaan kepada semua siswa tentang kira-kira apa yang terjadi pada Ilham ketika dia kembali ke kelas? Kelas menjadi ramai, semua kemungkinan yang akan dirasakan Ilham terlontar dari mulut siswa-siswa. Dan benar saja, ketika pintu kelas terbuka dan Ilham muncul. Wajahnya ‘marah’. Hatinya ‘dongkol’. Dia benar-benar merasa di bohongi. Langsung saja gurunya minta maaf dan mengatakan maksud sebenarnya dari informasi tersebut. Ilham lalu diminta dengan jujur mengatakan bagaimana perasaannya ketika dibohongi di depan kelas. Setelah itu pelajaran dilanjutkan dengan diskusi dan simulasi-simulasi dan riset-riset perilaku yang lain. Nah seperti itulah praktek dari pembelajaran bidang studi Character Building. Sangat menarik, membangkitkan emosi, mempunyai relevansi pada kehidupan sehari-hari.
S4026268
Tiba-tiba keajaiban terjadi. Geng X tampil kedepan. Ketika mengetahui para gurunya kesulitan untuk mengatur sekian banyak siswa tamu, Geng X dengan suara lantangnya berdiri di atas meja sambil berteriak-teriak membantu gurunya mengatur para tamu. “Ayo yang berasal dari kecamatan kebomas, ikut saya, bentuk kelompok, ayo cepat, dengarkan instruksi ini. Yang dari kecamatan sedayu, ikut saya, bentuk kelompok, cepat … waktu kita hanya 10 menit. Cepat..cepat. Sepuluh orang geng X tiba-tiba pagi hari itu menjadi pahlawan semua gurunya.
Melihat itu saya berbisik pada salah seorang guru yang berbulan-bulan lalu selalu menangis menjadi korban geng X, saya katakan bahwa anda berhasil. Lihat siapa yang berteriak-teriak sekarang membantu anda. Murid-murid yang hampir tiap hari membuat anda menangis. Selamat ya … anda berhasil menjadi agent of change. Salah satu penyebabnya keberhasilan ini adalah dengan keberadaan bidang studi character building dan paradigma semua elemen sekolah bahwa semua siswa yang nakal dan bodoh itu adalah ‘manusia’, makhluk yang dipilih oleh Allah menjadi khalifah di muka bumi.Betapa kagetnya seorang kepala sekolah di salah satu sekolah binaan kami ketika dalam rapat penerimaan siswa baru, saya memutuskan untuk tidak menggunakan tes masuk model apapun. Saya memberi paparan bahwa mereka semua, para siswa baru harusnya diterima berdasarkan masih kosongnya kursi. Begitu kapasitas sudah penuh, maka stop atau pendaftaran di tutup. Setelah itu mereka menjalani Multiple Intelligence Research (MIR), yang mana mempunyai fungsi untuk mengetahui gaya belajar siswa, sebuah data yang sangat penting yang harus diketahui guru. Kepala sekolah itu tetap tidak nyaman dan dahinya berkerut. Setelah saya berikan kesempatan berbicara, dia menjawab dengan ragu-ragu. “Kalau penerimaan siswa baru tidak pakai tes masuk, pasti sekolah ini nanti banyak diisi oleh siswa-siswa yang bodoh-bodoh dan nakal-nakal. Terus bagaimana kualitas lulusan kita nanti. Padahal itu yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Apa itu bukan sebuah keputusan yang salah.”Character Building, sebagai senjata yang kedua menjadi alat yang efektif untuk memperbaiki paradigma, afektif dan perilaku para siswanya. Senjata ini menyelesaikan masalah siswa yang nakal, sebab dalam kurun waktu 6 bulan terjadi sebuah perubahan yang luar biasa terhadap perilaku negatif banyak siswa.

LariBanyak lagi pengalaman-pengalaman positif yang terjadi setelah beberapa bulan bidang studi ini diterapkan. Ada geng X di sekolah kami, yaitu kumpulan 10 orang siswa-siswa nakal yang tersebar di setiap kelas. Mereka mempunyai proyek, yaitu menangiskan guru yang mengajar. Dan proyek mereka pada bulan-bulan pertama berhasil. Ada antrian guru yang menangis di kantor saya, menyatakan dirinya tidak kuat lagi mengajar anak naka-nakal. Saya hanya bilang ‘sabar’ inilah perjuangannya. Inilah seninya. InsyaAllah nanti akan ada perubahan. Setahun kemudian sekolah kita menyelenggarakan program kolosal, yaitu mengundang sekitar 750 siswa-siswa dari sekolah lain. Tentunya panitianya para guru yang jumlahnya sangat terbatas, sangat kesulitan mengatur datangnya tamu siswa dari sekolah-sekolah lain yang banyak itu.

Kamis, 28 Januari 2010

Multiple Intelligences

Bersama Pak Munif Chotib, SMP Lazuardi Insan Kamil Sukabumi berusaha maksimal mewujudkan konsep2 Multiple Intelligences di Indonesia. sekolah yang dirancang langsung dari A hingga Z oleh seorang Pakar Multiple Intelligences, Munif Chotib.

Apa yang Dapat Disumbangkan “Multiple Intelligences” untuk Indonesia?

Apabila kita ingin mengetahui jawaban atas pertanyaan yang dijadikan subjek berita ini, kita dapat meminta tolong seorang Munif Chatib untuk menjawabnya. Munif Chatib semula adalah seorang sarjana hukum. Namun, nalurinya mengarahkan karier sarjana hukumnya ke bidang pendidikan. Akhirnya, Munif tidak kuat menahan desakan nalurinya dan ikutlah dia, pada suatu ketika, ke sebuah pendidikan jarak jauh milik Bobbi DePorter: Supercamp Oceanside California, USA.

Ketika ingin menyelesaikan studi jarak jauhnya itu, dia harus membuat semacam paper yang berisi atas gagasan-inovatifnya. Dia pun mengajukan sebuah paper dengan judul tidak biasa, “Islamic Quantum Learning”. Apa yang terjadi selanjutnya? Munif Chatib menjadi “Top 10” lulusan seangkatannya. Dan dia adalah satu-satunya peserta dari Indonesia yang masuk dalam peringkat kelima. Sebuah prestasi yang unik dan, tentu saja, membanggakan. Kini, Munif Chatib adalah seorang konsultan pendidikan yang memiliki klien tersebar di beberapa wilayah di Indonesia.

Berikut ini adalah cuplikan wawancara antara Hernowo, pemimpin redaksi www.mizan.com, dengan Munif Chatib. Wawancara seutuhnya, insya Allah, akan ditayangkan di majalah Madina, tepatnya di rubrik “Teraju: Gaya Hidup Buku”. Munif adalah salah seorang yang berhasil menerapkan “multiple intelligences” di Indonesia, khususnya di sekolah-sekolah yang berada Jawa Timur. Rancangannya yang diberi nama MIR (multiple intelligences research) dan MIS (multiple intelligences system) telah membantunya mengubah sekolah-sekolah di kawasan Jawa Timur tersebut.

Mengapa Anda tertarik menekuni Multiple Intelligences (MI)?
Faktor utama yang menyebabkan saya tertarik menekuni MI adalah sifat MI yang begitu ”manusiawi”. Tiba-tiba setiap orang mempunyai potensi untuk menunjukkan ”benefiditas”-nya, dalam kondisi apa pun. Sebenarnya Howard Gardner menaungi lembaga psikologi yang bernama ‘project zero’ di Harvard University yang merupakan salah satu stakeholder dari Learning Forum-Supercamp yang dikomandani oleh Bobbi DePorter. Selain “project zero”, masih banyak lagi stakeholder yang terkait.

Saya pernah menciptakan “Islamic Quantum Learning” (IQL) ketika mengikuti sekolah jarak jauh di California. IQL ini sangat terkait dengan MI. IQL merupakan strategi pembelajaran dengan menghadirkan tokoh. Materi-materi pembelajarannya, terutama yang terkait dengan character building, diajarkan dengan menghadirkan tokoh yang terkait. Kata-kata “Islamic” saya buat sebab hampir 90% tokoh yang saya tampilkan dan yang terkait dengan materi-materi pembelajaran, seperti keberanian, patuh kepada orangtua, kesederhanaan, kepedulian, tanggung jawab, dan lain-lain, adalah tokoh-tokoh real Islam. Mulai dari Muhammad Rasulullah Saw., keluarga, dan sahabat-sahabatnya. Jarang sekali kita belajar makna keberanian dari tokoh hebat sekaliber Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a., yang dengan keperkasaannya mampu merobohkan pintu Khaibar yang kokoh dan kuat.

Oh ya, menurut Anda persoalan-pokok pendidikan di Indonesia itu apa?

Problem pendidikan di Indonesia sangat kompleks. Namun saya yakin ada ujung benang kusutnya. Dan akhirnya, suatu saat, tentu dapat diselesaikan. Menurut saya, ujung benang kusut ada dua yaitu sistem dan kualitas sumber daya manusianya. Banyak masalah yang terkait dengan sistem, antara lain yang menonjol adalah sistem pendidikan yang masih sentralistik, terutama dalam wilayah ”output”, yaitu standar kelulusan siswa ditentukan oleh alat tes yang dibuat pusat, bukan oleh guru. Pada wilayah akhir, yang ”salah” inilah yang kemudian menjadi orientasi pendidikan mulai dari wilayah yang pertama yaitu ”input”, dan diikuti oleh prosesnya. Jika sistem di ”output” ini diperbaiki, maka ”input” dan prosesnya akan mengikuti. Betapa banyak kreativitas guru yang lumpuh akibat kondisi output yang ”academic minded”.

Yang kedua adalah kualitas SDM, terutama tenaga pengajar. Guru juga manusia yang perlu belajar. Maka peningkatan kualitas dengan pelatihan dan pengembangan adalah hal yang terpenting dalam posting dana pendidikan. Negara yang maju pendidikannya mempunyai ciri-ciri yang hampir sama, yaitu posting dana pendidikan yang cukup besar dan diprioritaskan untuk pengembangan SDM-nya. Jadi, kesimpulannya, agar bisa seperi Jepang dan Finlandia adalah pertama perbaiki sistem mulai dari ”input”, proses, dan ”output”. Kedua sistem tersebut harus diisi oleh SDM yang berkualitas. Sebenarnya sederhana dan klasik. Hanya saja menurut saya pemerintah kita ”sangat politis” dalam mengurusi masalah pendidikan.

Bagaimana Anda memanfaatkan “multiple intelligences” untuk memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia?

Benar Mas Hernowo, saya menciptakan apa yang saya namakan MIR (multiple intelligences research) dan MIS (multiple intelligences system) untuk mengatasi soal “input”, proses, dan “output” di sekolah. Namun, saya tidak akan memberikan penjelasan sepotong-sepotong di sini. Saya persilakan saja para guru, kepala sekolah, atau siapa saja yang peduli terhadap masa depan pendidikan kita untuk membaca buku saya yang akan beredar pada 1 Mei 2009 nanti, bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional. Di buku saya itu, saya menguraikan secara panjang lebar fungsi “multiple intelligences” terhadap perbaikan sistem pendidikan. Salah satu efek dahsyatnya, setelah saya menerapkan beberapa tahun, “multiple intelligences” dapat membangkitkan potensi para siswa sekaligus membuat para guru dapat menemukan dan berani menciptakan sesuatu yang berbeda. Mereka, para guru itu, menjadi sangat kreatif.[]

Senin, 25 Januari 2010

SMP LIK dan Multilple Intelligence

Bersama tiga konsultan; Haidar Bagir (pemerhati dan praktisi dunia pendidikan) dan Munif Chatib (pakar Multiple Intelligences), Kami, SMP Lazuardi Insan bertekad ingin melahirkan anak bangsa yang berkualitas dan berakhlak mulia. Sekolah yang bertujuan melahirkan para pemimpin yang mempunyai keunggulan dan benefiditas luas terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan agama. Sekolah menerapkan pendidikan akhlak (CHARACTER BUILDING) dan keterampilan hidup (LIFE SKILL) agar dapat eksis dalam kompetisi dunia global. Sekolah menerapkan pendidikan kreativitas dan kemampuan menyelesaikan masalah (CREATIVITY – PROBLEM SOLVING) agar selalu siap menghadapi perubahan-perubahan di dunia global.

Multilple Intelligence
Di tangan Munif Chatib, pemahaman multilple intelligence yang diperkenalkan oleh Howard Gardner, berhasil ditransformasikan menjadi proses pembelajaran yang manusiawi dan aplikasi. Jika selama ini banyak sekolah yang seolah meraba-raba bagaimana mendidik anak dengan tepat sesuai dengan potensi dirinya, buku ‘Sekolahnya Manusia’, karya utama Munif Chatib ini adalah jawabannya. Disusun dari rangkaian pengalaman implementasi kecerdasan majemuk ini di puluhan sekolah di Indonesia, merupakan intisari dari proses-proses pembelajaran yang ingin kita cari selama ini.

Munif Chatib, memulai pengembangan penerapan kecerdasan majemuk di sekolah Yayasan Malik Ibrahim Gresik, kini bernama YIMI Gresik, Jawa Timur. Ia juga mengembangkan lebih jauh suatu metode test, yang disebutnya Multiple Intelligences Research (MIR). “Sekolah unggulan itu adalah yang menerima anak yang bodoh dan nakal, lalu dengan prosesnya yang unggul mengubah mereka menjadi anak yang baik, pintar, dan berkepribadian,” begitu pendapat Munif Chatib. Jadi, sekolah unggul itu adalah sekolah yang unggul dalam proses-prosesnya.

Saat ini jutaan siswa kita bersekolah di sekolah-sekolah dengan guru dan metoda pembelajaran yang justru membuat mereka tertekan, depresi, menjadi nakal dan bodoh, mati kreatifitas. Tak peduli pada potensi anak. Tak peduli pada kemanusiaan mereka yang hakiki, sebagai anak manusia yang ingin tumbuh besar dewasa dan menjadi mandiri dan dapat menyumbang bagi kehidupan. “Dan UN merupakan salah satu masalah terbesar dalam pendidikan nasional kita,” (Haidar Bagir).

Kamis, 21 Januari 2010

lowongan guru

SMP LAZUARDI INSAN KAMIL SUKABUMI
Membuka lowongan tenaga pengajar untuk Matematika dan Fisika, dengan kriteria sbb:
1.Laki-laki usia maksimal 35 tahun
2.Pendidikan S1
3.Pengalaman mengajar
Lamaran diterima paling lambat tanggal 5 Februari 2010. Dikirimkan ke SMP Lazuardi Insan Kamil; Jl. Selabintana Km. 6. Kp. Nyangkokot RT 06/RW 03. Ds. Karawang, Kec/Kab. Sukabumi 43151. Telp. 0266-6248274. Email. Laz.insankamil@yahoo.com

Selasa, 19 Januari 2010

Tidak ada anak yang bodoh

menurut kami, SMP LAZUARDI INSAN KAMIL Sukabumi, semua orang adalah unik, bersifat baik dan pada setiap anak terdapat bakat yang harus dikeluarkan, setiap anak penting dan mempunayi sesuatu yang bernilai untuk disumbangkan, dan setiap anak memiliki kualitas kepeminpinan sejati.
bagi kami, tidak ada anak yang bodoh, yang ada adalah guru yang tidak mampu menggali potensi sang anak.

Senin, 18 Januari 2010

Character Building

Character Building, Bidang Studi yang Terabaikan?
Oleh Munif Chatib

Ketika saya mengusulkan kepada seorang kepala sekolah—di sebuah sekolah yang menjadi binaan kami—agar tidak menggunakan tes masuk model apa pun dalam menerima siswa baru, sang kepala sekolah tersebut kaget luar biasa. “Kalau penerimaan siswa baru tidak pakai tes masuk, pasti sekolah ini nanti banyak diisi oleh siswa-siswa yang bodoh-bodoh dan nakal-nakal. Terus bagaimana kualitas lulusan kita nanti,” demikian alasan kekagetan sang kepala sekolah.

Setelah kekagetannya agak mereda, saya pun menjelaskan bahwa mereka, para siswa baru itu, pada dasarnya tidak ada yang bodoh dan nakal. Semua anak itu memiliki potensi. Nah, nanti, setelah para siswa baru yang masuk tanpa tes itu diterima, mereka kemudian akan menjalani Multiple Intelligences Research (MIR). MIR ini berfungsi untuk mengetahui gaya belajar siswa, sebuah data yang sangat penting yang harus diketahui oleh para guru yang akan mengajar mereka.

Kepala sekolah itu tetap tidak nyaman dan dahinya tampak masih berkerut. Saya pun berkata kepadanya, ”Keberadaan sekolah ini, yang akan kita namakan ‘Sekolahnya Manusia’, adalah untuk memintarkan anak-anak yang bodoh dan membaikkan anak-anak yang nakal. Sekolah ini menggunakan konsep the best process, bukan the best input. Percayalah nanti kita akan banyak menemukan keajaiban dari perubahan sifat-sifat anak didik kita yang negatif menjadi positif. Memang tugas guru menjadi berat, tidak lagi santai. Namun, inilah sesungguhnya tugas seorang pendidik: mengubah yang kurang baik menjadi baik.”

Lalu apa yang terjadi setelah penerimaan siswa baru yang tanpa tes masuk itu selesai. Benar bahwa lewat kacamata-lama, 80% siswa adalah anak yang bodoh-bodoh dan nakal-nakal. Sekali lagi saya kumpulkan semua guru pada awal tahun ajaran baru. Saya berikan pelatihan tentang multiple intelligences strategy dan hal-hal yang terkait dengannya untuk menyamakan paradigma (kacamata)-baru dan memperkuat paradigma-baru tersebut. Hasil dari pelatihan itu ada beberapa poin penting yang harus dipahami oleh para guru.

Pertama, diperlukan adanya keyakinan bahwa tidak ada siswa yang bodoh dan tidak ada pelajaran yang sulit. Setiap anak mempunyai kecenderungan kecerdasan yang majemuk dan gaya belajar yang beraneka ragam. Guru harus melayani gaya belajar siswa tersebut. Apabila gaya belajar setiap siswa dapat terlayani, mereka akan menjadi senang belajar dan mudah memahami pelajaran.

Kedua, akan terjadi ”eforia kebebasan” oleh siswa dalam bulan-bulan pertama. Dengan model para guru melayani siswa dan siswa diberi informasi bahwa keberhasilan belajar terletak pada pundak siswa sendiri, bukan pada pundak gurunya, maka hampir semua siswa akan berlomba-lomba menunjukkan eksistensinya. Siswa yang nakal berusaha sekuat mungkin menunjukkan kenakalannya. Begitu pula dengan siswa yang malas, siswa yang cuek, dan siswa yang serius. Bayangkan, tiga bulan pertama terjadi ”eforia kebebasan” yang luar biasa. Pada saat inilah betapa pentingnya memahami keunikan setiap siswa.

Ketiga, ada dua senjata rahasia yang perlu dikantongi oleh para guru dalam menghadapi eforia tersebut, yaitu strategi mengajar dengan multiple intelligences dan pemanfaatan bidang studi baru yang bernama character building. Strategi mengajar dengan multiple intelligences menjadi alat efektif untuk proses pembelajaran di mana targetnya adalah siswa mampu memahami setiap indikator hasil belajar dari setiap bidang studi. Dengan memahami setiap indikator hasil belajar, diharapkan para siswa merasa tidak ada pelajaran yang sulit, malah sangat menyenangkan, meskipun itu bidang studi matematika, bahasa Inggris, dan sains yang selama ini dianggap momok yang menakutkan.

Setelah itu, character building sebagai senjata yang kedua menjadi alat yang efektif untuk memperbaiki perilaku para siswa. Senjata ini dimanfaatkan untuk menyelesaikan masalah siswa yang memiliki perilaku negatif. Caranya adalah dengan mengajarkan bidang studi ini tidak dalam bentuk kognitif dan hafalan-hafalan. Pendidikan character building langsung disimulasikan oleh siswa.

Sebagai contoh, ada seorang guru character building yang mengajar materi tentang kebohongan. Begitu pertama kali masuk kelas, dia berkata kepada salah seorang muridnya, “Ilham, sepertinya kamu harus turun ke bawah ke kantor Tata Usaha (TU). Di kantor TU, ada mamamu dan sepertinya mamamu sedang marah-marah. Tentulah ada sesuatu yang tidak beres. Kamu harus turun ke bawah untuk menenangkan mamamu.”

Tentu saja, Ilham sangat terkejut mendengar berita yang langsung berasal dari gurunya. Secepat kilat Ilham keluar kelas dan turun dari lantai 3 ke lantai 1 menuju kantor TU. Di benaknya dia mencari-cari petunjuk mengapa mamanya marah-marah? Apa yang sedang terjadi? Dengan nafas tersengal-sengal sampailah Ilham di kantor TU. Ternyata, di kantor TU tidak ada siapa-siapa. Mamanya tidak ada. Dada Ilham seperti mau meledak.

Sementara itu di kelas Ilham, di lantai tiga, sang guru mengatakan kepada semua siswa kalau berita yang baru saja disampaikan kepada Ilham adalah berita bohong. Sang guru ingin memberi pengalaman nyata, bagaimana perasaan sang korban yang berhasil dibohongi. Sang guru pun memberikan pertanyaan kepada semua siswa tentang apa kira-kira yang terjadi pada Ilham ketika dia kembali ke kelas?

Kelas pun menjadi ramai. Semua kemungkinan yang akan dirasakan Ilham telontar dari mulut para siswa, teman-teman Ilham. Benar saja, ketika pintu kelas terbuka dan Ilham muncul, tampaklah wajah Ilham yang marah. Hati Ilham tampak dongkol. Dia benar-benar merasa dibohongi. Langsung saja gurunya meminta maaf dan mengatakan maksud sebenarnya dari penyampaian berita bohong tersebut. Ilham lalu diminta dengan jujur mengatakan bagaimana perasaannya ketika dibohongi di depan kelas. Setelah itu pelajaran dilanjutkan dengan diskusi dan simulasi-simulasi dan riset-riset perilaku yang lain.

Nah seperti itulah praktik pembelajaran bidang studi character building. Sangat menarik, membangkitkan emosi, dan mempunya relevansi pada kehidupan sehari-hari.[]

TIDAK ADA ANAK YANG BODOH

TIDAK ADA ANAK YANG BODOH
Perlu Kami tegaskan bahwa kami, SMP Lazuardi Insan Kamil berkeyakinan bahwa: Pertama, pada dasarnya setiap anak memiliki kecerdasan – atau bakat -- sendiri. Kecerdasan itu bisa mencakup satu bidang kecerdasan atau lebih.
Kedua, bakat bukan satu-satunya faktor yang menentukan kesuksesan anak di bidang tertentu. Sudah banyak diketahui bahwa bakat tak banyak gunanya jika tak digali dan dikembangkan dengan dorongan minat yang memadai. Tapi, sebaliknya juga, sesorang anak dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan tertentu lewat latihan-latihan yang intensif meski barangkali dia tak memiliki bakat khusus di bidang itu. Penelitian-penelitian belakangan menunjukkan bahwa seorang anak yang mengalami problem autisme, bahkan mengidap Down Syndrome, dapat hidup secara sukses dan sejahtera berbekal keterampilan-keterampilan yang diperlukan sebagaimana lazimnya anak-anak yang tak memiliki kebutuhan-kebutuhan khusus jika saja ia mendapatkan pendidikan dan pelatihan-pelatihan yang diperlukannya.
Ketiga: Meski diidentifikasi sebagai telah memiliki bakat tertentu, ada baiknya anak dilatih untuk memiliki kemampuan lain, mengingat beberapa kemampuan diperlukan untuk mendukung dan memanfaatkan secara maksimum bakat atau kemampuan-utama yang dimilikinya. Apalagi jika diingat bahwa, setiap kemampuan sedikit atau banyak juga diperlukan bagi upaya meraih kesejahteraan dan kebahagiaan hidup sebagai tujuan puncak pendidikan.

SMP LAZUARDI INSAN KAMIL; THE LEADER SCHOOL
MEMBUKA PENDAFTARAN SISWA BARU UNTUK TAHUN AJARAN 2010/2011

Tempat Pendaftaran:
Jl. Selabintana Km. 6. Kp. Nyangkokot RT 001/RW003, Ds. Karawang, Kec. Sukabumi, Sukabumi 43151 Telp. 0266-6248274. blog; http://lazuardiinsankamil.blogspot.com. Email: Laz_insankamil @yahoo.com/hasan_mawardi05@yahoo.com
SMP LAZUARDI INSAN KAMIL (LIK); THE LEADER SCHOOL

SMP LIK adalah sekolah yang berupaya menerapkan paradigma dan praktik Kecerdasan Majemuk (9 kecerdasan)Menurut Gardner). Dengan begitu, SMP LIK dapat disebut sebagai Sekolah Para Juara. Bukan juara dalam arti satu siswa mengungguli siswa lain dalam kemampuan akademik semata, atau dalam kecerdasan-kecerdasan IQ saja, melainkan juara dalam bidang bakat dan minatnya masing-masing. Itu semua adalah berkat keyakinan kami bahwa setiap anak cerdas di bidangnya, dan tugas pendidikan adalah memastikan bahwa kecerdasan setiap anak – di bidang apapun -- harus dan bisa dikembangkan demi menjadikannya manusia yang berhasil dan sejahtera. Baik dalam kehidupan dunia ini, maupun di kehidupan yang lebih abadi nanti

SMP LAZUARDI INSAN KAMIL; THE LEADER SCHOOL
MEMBUKA PENDAFTARAN SISWA BARU UNTUK TAHUN AJARAN 2010/2011

Tempat Pendaftaran:
Jl. Selabintana Km. 6. Kp. Nyangkokot RT 001/RW003, Ds. Karawang, Kec. Sukabumi, Sukabumi 43151 Telp. 0266-6248274. blog; http://lazuardiinsankamil.blogspot.com. Email: Laz_insankamil @yahoo.com/hasan_mawardi05@yahoo.com
SMP Lazuardi Insan Kamil (LIK):
The Leader School

Dalam sejarah pendidikan kita, orang beranggapan bahwa kecerdasan identik semata-mata dengan IQ (Intelligence Quotient). Baru sejak beberapa dekade belakangan terjadi suatu revolusi yang mengubah total pandangan orang tentang masalah ini. Tonggak yang paling penting adalah publikasi hasil penelitian Howard Gardner, seorang professor psikologi dari Harvard University, di akhir tahun 70-an. Hasil penelitian ini belakangan amat terkenal dengan sebutan Multiple Intelligences (Kecerdasan Majemuk). Pada dasarnya, paradigma ini dengan amat meyakinkan meruntuhkan mitos bahwa kecerdasan manusia dapat diukur dengan suatu faktor tunggal yang mencakup (an overall single factor) seperti IQ. Sebaliknya, kecerdasan manusia ternyata mencakup banyak bidang, yang satu sama lainnya tidak selalu terkait. Bisa terjadi seseorang memiliki kecerdasan tinggi di suatu bidang, tapi rendah di bidang lain. Dan, yang tak kalah penting, keberhasilan seseorang tidak ditentukan oleh satu bidang kecerdasan tertentu. Setiap jenis kecerdasan secara sama kuat akan dapat membekali orang untuk meraih keberhasilan selama ia berkembang dengan baik dalam pribadi orang yang memiliki. Dengan kata lain, tak ada satu kecerdasan yang lebih penting dari kecerdasan lainnya.
Menurut Gardner, ada – sedikitnya – 9 (sembilan kecerdasan) yang mungkin dimiliki seseorang :
• Kecerdasan Pertama : logis-matematis
• Kecerdasan Kedua : linguistik-verbal (kebahasaan) (IQ biasa dikaitkan dengan --hanya -- dua kecerdasan yang baru disebutkan. Atau, paling banter, ditambah kecerdasan ketiga yang akan disebutkan setelah ini).
• Kecerdasan Ketiga : spasial-visual
• Kecerdasan Keempat : musikal
• Kecerdasan Kelima : kinestetik-ragawi
• Kecerdasan Keenam : naturalis
• Kecerdasan Ketujuh : intrapersonal
• Kecerdasan Kedelapan : interpersonal
• Kecerdasan Kesembilan : eksistensial

SMP LIK hadir dengan maksud ingin menggali kecerdasan setiap anak, sehingga anak dihargai sesuai kecerdasannya masing-masing. kesimpulan kami "tidak ada anak yang bodoh, yang ada adalah guru yang tidak mampu menggali potensi anak. Bagi kami setiap anak adalah juara"
VISI, MISI, dan TARGET PENDIDIKAN SMP LAZUARDI INSAN KAMIL

Visi
Masa depan yang di dalamnya anak-anak kita akan hidup, kami bayangkan akan memiliki berbagai ciri:
1.Persaingan yang ketat;
2.Pergaulan global yang makin intens;
3.Perubahan-perubahan yang amat cepat di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi yang, pada gilirannya, akan membawa perubahan-perubahan yang amat cepat pula di berbagai bidang kehidupan beserta segala permasalahannya;
4. Tantangan terhadap, sekaligus kebutuhan kepada kehidupan keberagamaan yang lebih bermoral (berakhlak).


Misi
Bersama-sama dengan sekolah-sekolah Islam yang lain, berupaya meningkatkan kualitas kaum Muslimin di Indonesia dengan menawarkan sebuah alternatif pendidikan dasar di Indonesia, demi melahirkan manusia Indonesia yang:
1. Mencintai ilmu;
2. Terampil dalam mengembangkan ilmunya;
3. Kreatif;
4. Percaya diri dan komunikatif;
5. Memiliki keprihatinan-sosial dan cinta lingkungan;
6. Berkepribadian dan berakhlak mulia.

Target Pendidikan
Setelah menjalani pendidikan di sekolah-sekolah di lingkungan Yayasan Lazuardi Hayati, siswa ditargetkan memiliki sikap dan perilaku sebagai berikut:
1.Beriman dan memiliki dorongan kuat untuk beramal-saleh, baik secara individual maupun sosial.
2.Berakhlak terpuji. Yakni, memiliki kecerdasan emosional, sosial, moral, dan spiritual, memiliki Adversity Quotient (keuletan, kesabaran, dan ketabahan) yang tinggi, serta cinta lingkungan-hidup.
3.Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang menjadi pilihan spesialisasinya;
4.Cinta dan terampil dalam belajar dan pengembangan ilmu.
5.Kreatif, inovatif, komunikatif, dan penuh percaya diri (self-confident)

Selasa, 12 Januari 2010

PROSES PENDAFTARAN

PROSES PENDAFTARAN

I.Pengambilan Formulir
1)Mengambil formulir di sekretariat PSB
2)Mempelajari proses pendaftaran yang tercantum pada panduan pendaftaran

II.Pengembalian Formulir
Mengembalikan formulir yang sudah diisi lengkap dengan melampirkan;
1)Fotokopi akte kelahiran
2)Fotokopi kartu keluarga
3)Pas foto 3x4 dan 2x3 masing-masing lima lembar
4)Fotokopi raport SD mulai kelas 5-6
5)Fotokopi ijazah SD

III.Tes, Observasi dan Interview
1)Setiap siswa wajib mengikuti tes akademik, agama dan psikologi (MIR)
2)Tes dan interview calon siswa dan orangtua akan dijadwalkan kemudian

open registration

SMP LAZUARDI INSAN KAMIL;
THE LEADER SCHOOL

EMBUKA PENDAFTARAN SISWA BARU UNTUK TAHUN AJARAN 2010/2011
INFORMASI UMUM

I.Informasi Pendaftaran;
Panitia PSB (Penerimaan Siswa Baru)

II.Waktu Pendaftaran
1) Pengambilan formulir dimulai tanggal 7 Januari 2010
2) Jam kunjungan: Senin-Sabtu jam 08.00 – 16.00

III.Tempat Pendaftaran:
Jl. Selabintana Km. 6. Kp. Nyangkokot RT 001/RW003, Ds. Karawang, Kec. Sukabumi, Sukabumi 43151 Telp. 0266-6248274. blog; http://lazuardiinsankamil.blogspot.com. Email: Laz_insankamil @yahoo.com/hasan_mawardi05@yahoo.com

IV.Target Siswa
Jumlah siswa ditargetkan maksimal 26 orang (satu kelas KECIL)

Informasi dan Pendaftaran

Informasi dan Pendaftaran:
Jl. Selabintana Km. 6. Kp. Nyangkokot RT 001/RW003, Ds. Karawang, Kec. Sukabumi, Sukabumi 43151 Telp. 0266-6248274. Blog: http://lazuardiinsankamil.blogspot.com. Email: laz.insankamil @yahoo.com/hasan_mawardi05@yahoo.com

THE LEADER SCHOOL

SMP LAZUARDI INSAN KAMIL; THE LEADER SCHOOL

Sekolah yang lahir dari spirit ingin melahirkan para pemimpin berkualitas dan berakhlak mulia
Boarding School
Sekolah dengan kurikulum 24 jam.
Seluruh tenaga pengajar terlibat dalam memberikan materi Quality Time dan kebiasaan-kebiasaan kreatif di asrama.
Seluruh tenaga pengajar dan juga kepala sekolah tinggal di dalam asrama mendampingi aktivitas keasramaan siswa

Nama Konsultan:

Nama Konsultan:
a.Dr. Haidar Bagir
b.Munif Chatib, pakar Multiple Intlligence
c.Ustad Husen bin Hamid Al Attas

STRATEGI

•Kurikulum dan silabus disusun sesuai dengan falsafah, visi, misi dan tujuan sekolah dengan memperhatikan standarisasi KURIKULUM PENDIDIKAN NASIONAL.
•Kurikulum dan silabus disusun dengan memperhatikan kondisi masyarakat yang HETEROGEN, dengan tujuan peserta didik siap terjun ke masyarakat yang heterogen.
•Penerapan kurikulum menggunakan konsep TEMATIK STUDI, yaitu peserta didik diberikan kesempatan untuk mengungkapkan rasa ingin tahu mereka terhadap perkembangan pengetahuan yang ‘up to date’ yang diintegrasikan dalam silabus bersamaan dengan bidang studi inti.
•Strategi pembelajaran dengan STRATEGI MULTIPLE INTELLIGENCE, penyesuaian gaya mengajar guru dengan gaya belajar siswa.
•Pencarian bakat yang dikembangkan dengan MULTIPLE INTELLIGENCE RESEARCH (MIR) setiap tahunnya.
•Penilaian menggunakan PENILAIAN AUTENTIK.
•Konsep BOARDING SCHOOL yang terintegrasikan.

21 Alasan masuk SMP LIK

15. Siswa dilatih untuk mencintai buku, dengan program reading toghether wajib membaca setiap hari.
16. Siswa dilatih agar memiliki kemampuan menulis, dengan program writing.
17. Memberikan perhatian khusus, selain kepada aspek kognitif (konseptual), juga kepada aspek-aspek afektif (emosi dan sikap) dan psikomotorik (praktik dan kebiasaan)
18.Memberi perhatian besar kepada Tekhnologi Informasi (Information Tekhnologi,IT), serta menyediakan berbagai sarana informasi (komputer, internet).
19.Penerapan secara bertahap bahasa Arab dan bahasa Inggris dalam kegiatan sehari-hari.
20.Menjalin komunikasi antara pihak sekolah dengan orang tua siswa agar tujuan pendidikan bisa dicapai secara maksimum
21.Manajemen SMP LIK Sukabumi deselenggarakan secara professional sesuai standar-standar yang diterpakan di setiap organisasi dan usaha yang baik, termasuk dalam bidang administrasi, pengembangan SDM (HRD), dan umum (general affrais)

21 Alasan Masuk SMP LIK

8. Menerapkan pendekatan kecerdasan majemuk (multiple intelligences) yang mengakui kepemilikan berbagai kecerdasan yang berbeda-beda setiap siswa, untuk kemudian menggali dan mengembangkannya.
9. Kegiatan belajar yang didesain agar siswa dapat menyerap informasi dengan mudah, yaitu dengan cara bergerak dan bekerja, serta praktik (hands on learning).
10. Setiap pembelajaran diupayakan dengan menggunakan alat peraga visual. Hal ini dimaksudkan agar proses balajar melibatkan ke-tiga gaya-belajar : auditorial, visual, dan kinestetik (berorientasi gerak)
11. Untuk mendukung hal di atas, kelas dirancang sedemikian rupa sehingga tak memiliki “arah muka” demi menciptakan impersi bahwa fokus kelas adalah seluruh siswa, bukan guru, dan siswa lebih aktif.
12. Kelas diatur dan dihias secara meriah dan bervariasi dengan berbagai alat peraga, termasuk hasil karya siswa, demi menciptakan lingkungan yang kondusif bagi lahirnya kreativitas dan kepercayaan diri siswa.
13. Proses pembelajaran diselenggarakan secara kontekstual dengan kehidupan sehari-hari siswa agar siswa lebih mudah menangkap dan juga terlatih untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya dengan kebutuhan-kongkretnya.
14. Ruang belajar sama sekali tak dibatasi pada ruang kelas. Melainkan juga seluruh lingkungan sekolah, baik yang dekat maupun yang jauh. Karya wisata merupakan bagian penting dan tak terpisahkan dari kurikulum sekolah.

21 Alasan masuk SMP LIK

21 Alasan Kenapa Orang Tua Perlu Menyekolahkan Anaknya
di SMP Lazuardi Insan Kamil (LIK) Sukabumi
==================================================
1.Lingkungan sekolah dirancang nyaman, selesa (spacious), asri, bersih, sehat, sopan, ramah, akrab, dan demokratis.
2. Tersedia sarana yang cukup untuk menunjang proses pembelajaran, baik lab sains, bahasa, dan computer.
3. Kurikulum di SMP LIK dirancang dengan sepenuhnya mengacu kepada perspektif yang benar mengenai tujuan pendidikan, yakni menyiapkan anak-anak kita agar menjadi manusia-manusia yang berhasil dan hidup sejahtera.
4. Sebagai sekolah Islam, bukan saja pelajaran agama mendapatkan perhatian penting, mata pelajaran ini dilakukan dengan mengacu kepada perbaikan akhlak.
5. SMP LIK tidak menuntut siswa menghafal kecuali sebatas minimum materi yang memang membutuhkan hafalan, seperti Aritmatika, rumus-rumus tertentu, bacaan shalat, doa-doa, dan sebagainya
6. Guru ditempatkan sebagai fasilitator untuk mendukung perkembangan siswa
7. Guru-guru yang merupakan lulusan-lulusan terbaik dari berbagai perguruan tinggi terkemuka, terlatih, committed terhadap pekerjaannya, kreatif, penuh dedikasi, dan memiliki kasih sayang kepada anak-anak

Senin, 11 Januari 2010

profil

Profil
Sekolah yang bertujuan melahirkan para pemimpin yang mempunyai keunggulan dan benefiditas luas terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan agama.
Sekolah menerapkan pendidikan akhlak (CHARACTER BUILDING) dan keterampilan hidup (LIFE SKILL) agar dapat eksis dalam kompetisi dunia global.
Sekolah menerapkan pendidikan kreativitas dan kemampuan menyelesaikan masalah (CREATIVITY – PROBLEM SOLVING) agar selalu siap menghadapi perubahan-perubahan di dunia global.
Discovering your child’s multiple intelligences