Selasa, 10 Mei 2011

KERJA SAMA PASUKAN ELANG

By Munif Chatib



Kesempatan kedua mengajar di SMP LAZUARDI INSAN KAMIL tidak saya sia-siakan. Tema kali ini adalah tentang kerjasama. Tema ini adalah permintaan para siswa, setelah tema pertama tentang kenakalan remaja. Mereka sepakat untuk berusaha sekuat mungkin tidak nakal. Lalu timbul masalah.



“Kami masih sering berantem, satu sama lain. Aku tidur suka lampu dimatiin, tapi teman sekamarku tidak suka,” kata seorang siswa. Maklum ini baru bulan ke dua mereka berkumpul yang sebelumnya mereka tidak saling mengenal. Sekarang sampai tiga tahun kedepan mereka berkumpul dalam satu sekolah ‘boarding’. Bagaimana mengatur cucian, makan, membangunkan temannya untuk tahajud, dan interaksi lainnya. Pasti butuh kerjasama yang baik.



Saya sudah siapkan lessonplan KERJA SAMA. DAN tepat sehabis sholat Isya, saya mulai mengajar. Saya melihat antusias mereka luar biasa. Mereka sudah menunggu. Mungkin antusias ini adalah bawaan dari keberhasilan proses belajar pada pertemuan pertama bulan lalu. Saya jadi teringat apa yang dikatakan Einstain, “kalau awalnya tidak gila, maka seterusnya adalah biasa-biasa saja.” Malam ini sepertinya rasa ngantuk mereka terkalahkan oleh keinginan untuk belajar.



Saya memulai dengan ‘scene setting’ memutarkan cuplikan adegan film Nemo. Bagaimana ribuan ikan yang yang terperangkan di jaring sebuah kapal pencari ikan. Semua ikan itu hampir saja terangkut ke permukaan samudera, jika si Nemo, ikan kecil yang lucu tidak mengambil inisiatif melakukan sesuatu. Nemo meminta seluruh ikan yang panik untuk bersama-sama berenang ke satu titik tujuan yaitu ke dasar samudera. Bersama-sama. Dengan aba-aba dari Nemo, maka ribuan itu saling memberitahu dan berenang bersama ke dasar samudera. Dan mereka berhasil. Jala ikan itu tertarik ke dasar samudera. Nemo terus memberi aba-aba dengan semangat. Kapal mulai oleng sebab tarikan jala. Dan akhirnya jala itu putus. Ribuan ikan selamat dan kembali berenang di samudera. Nemo berhasil membangun KERJA SAMA.



Para siswa semangat menonton adegan itu. Lalu saya melakukan diskusi dengan para siswa. Pertama saya bertanya apa yang dilakun si Nemo dan teman-temannya. Serempak mereka menjawab “KERJA SAMA”. Lalu saya meminta kepada siswa untuk menjelaskan dengan bahasanya sendiri, apa yang dimaksud kerja sama dari film si Nemo. Sungguh luar biasa antusias mereka menjawab. Langsung lima anak angka tangan. Bergantian menjawab.

“Kerja sama itu kompak.”

“Kerja sama itu harus ada yang memimpin.”

“Kerja sama itu harus saling pengertian.”

“Kerja sama itu tidak ada yang mengkhianati.”

“Kerja sama itu tidak boleh berantem.”



Wow luar biasa, jawaban mereka. Apalagi seorang siswa yang cukup unik, tiba-tiba angkat tangan dan menjawab, “Kerja sama itu harus saling percaya.” Saya pikir mereka telah berhasil mengkonstruksi atau membangun pemahaman tentang makna KERJA SAMA hanya dengan melihat cuplikan adegan film Nemo. Saya meminta seorang siswa untuk mencatat dengan mind map pengertian kerja sama, sementara ini ada 6, semuanya berasal dari siswa, bukan dari saya. Kerja sama itu kompak, ada pemimpin, saling pengertian, tidak berkhianat, tidak bertengkar dan saling percaya. Saya merasakan betul kebenaran tentang teori belajar constructivism, bahwa para siswa sudah mempunyai bahan dalam benaknya, hanya tinggal guru yang membantu membangunya menjadi konsep yang baru. Siswa memang bukan gelas kosong.



Aktivitas inti dari materi KERJA SAMA mulai saya munculkan ketika semua siswa sepakat dengan definisi KERJA SAMA ada 6 poin. Saya munculkan masalah baru, yaitu apa syarat utama KERJA SAMA bisa terbentuk. Mereka ramai berdiskusi dan belum menemukan jawabannya. Saya mengulangi lagi dengan sebuah pertanyaan lebih jelas.

“Jika kalian tadi mengartikan kerja sama itu adalah kompak, saling pengertian dan saling percaya percaya, pasti ada penyebabnya suatu kelompok dapat kompak, saling pengertian dan percaya. Nah apa saja yang menjadi penyebab terjadikanya ikatan itu?”

Pada saat mereka berpikir saya mengatakan bahwa jika kalian mengetahui faktor penyebab terjadinya ikatan kerja sama itu maka kalian akan mengetahui sebuah ilmu Allah yang luar biasa dahsyat, dan berguna buat kalian seumur hidup. Lalu saya bertanya lagi, “Apa mau kalian catat informasi maha penting ini?” Semua menjawab, “Mauuuuuuu ...”

Saya berusaha membuat mereka penasaran. Ketika mereka sudah di puncak rasa penasaran, maka saya ‘jatuhkan’ pengetahuan itu. Mereka semua melongo menunggunya.

Saya mengatakan ada 3 hal sebab kerja sama itu dapat terwujud. Pertama, setiap kerjasama pasrti harus punya TUJUAN. Kedua ada PEMIMPIN dan ketiga setiap pihak harus merasa bisa, tepatnya AKU BISA.



Saya dan semua siswa bersama-sama menentukan TUJUANnya, yaitu menyelesaikan sekolah ini sampai 3 tahun. Harus mampu. Jangan ada yang gagal. TUJUANnya jelas. Lulus SMP LAZUARDI INSAN KAMIL. Ketua kelas adalah PEMIMPIN kelompok ini. Kepala Sekolah adalah pemimpin sekolah ini. Dan masing-masing siswa menjadi PEMIMPIN untuk dirinya sendiri. Lalu apa benar mereka semua adalah siswa yang mempunyai KEMAMPUAN?

Begitu masuk dalam bagian ini masing-masing siswa saling pandang. Langsung saya tekankan bahwa bagaimanapun kondisi kita pasti Allah memberikan kelebihan kepada kita. Saya minta dua siswa berdiri, dan satu siswa menyebutkan kelebihan temannya. Jika dapat menyebutkan boleh duduk kembali.



Demikian seterusnya masing-masing siswa menyebutkan kelebihan dan kemampuan teman-temannya. Sambil penuh canda mereka melakukan ‘discovering ability’ kepada teman-temannya. Sampai pada seorang siswa yang ‘katanya’ paling ‘nakal’. Sunyi senyap, sepertinya sulit menyebutkan kelebihan dari siswa yang nakal tersebut. Padahal yang bersangkutan ingin sekali disebutkan kelebihannya dari mulut teman-temannya. Dan beberapa menit kemudian, muncullah suara.

“Dia paling lucu he he he ...” Dan kami semua tertawa lepas. Akhirnya dari 21 siswa semuanya teridentifikasi kelebihan dan kemampuannya. Bukti bahwa AKU BISA. Maka lengkaplah 3 hal unsur pembentuk kerja sama. Sebelum kelas berakhir, kami semua sepakat untuk menamakan kelas ini dengan nama hebat ‘PASUKAN ELANG’. Elang selalu terbang tinggi, biasanya menjadi lebih obyektif, sebab dapat melihat sesuatu dari berbagai sudut. Elang jika menukik cepat dan tepat, artinya semua yang ditargetkan semoga tercapai. Malam ini kami akhiri dengan bersalaman, bermaaf-maafan dan masing-masing siswa membisikkan dengan kelebihan masing-masing. Sungguh saya harus berterima kasih dengan PASUKAN ELANG. Mereka adalah siswa-siswa yang luar biasa dan semoga Allah meridhionya untuk menjadi pemimpin pada masanya. Malam ini kami tutup dengan cantik. Selamat istirahat PASUKAN ELANG. Sampai bertemu dengan TAHAJUD.

SMP LAZUARDI INSAN KAMIL Salabintana Sukabumi menerima pendaftaran:



Alamat Sekolah:

Jl. Salabintana Km. 6 Kp. Nyangkokot Rt. 01/03 Ds. Karawang Kec. Sukabumi, Sukabumi 43151.

Telp (0266) 6248274 atau

Hasan Mawardi : 0817109392

Fadhil : 0817 0180 458

Blog: http://www.lazuardiinsankamil.blogspot.com/

web: www.sekolah-unggul.com

Selasa, 15 Maret 2011

AKU DIBUNUH OLEH KURIKULUM

By Hasan Mawardi dan Munif Chatib

Manusia, dibanding ciptaan Allah lainnya adalah makhluk yang paling unik dan istimewa. Keunikannya tidak hanya dikenali saat dibandingkan dengan makhluk-Nya yang lain namun di setiap personnya sendiri manusia memiliki keunikan masing-masing.

Thomas Amstrong menggambarkan potensi manusia yang beranekaragam tersebut dalam sebuah dongeng yang berjudul In Their Own Way: Discovering and Encouraging Your Child’s Multiple Intelligences (1987).

Diceritakan dalam buku tersebut bahwa dunia digemparkan oleh sebuah kabar bahwa para binatang akan membuat sebuah sekolah unggulan bagi para binatang yang akan memberikan pelajaran berbagai keterampilan yang dimiliki oleh semua binatang. Maka dibuatlah kurikulum yang memuat berbagai kecakapan hidup binatang seperti: terbang, lari, berenang, loncat, memanjat dan menggali.

Sekolahpun dibuka dan menerima murid dari berbagai belahan hutan. Hampir semua perwakilan spesies binatang datang untuk menjadi siswa di sekolah unggulan tersebut, mulai dari burung, kelinci, ikan, kanguru, monyet, kepiting dan sebagainya. Pada awalnya dikabarkan bahwa program sekolah berjalan lancar. Hingga semua murid merasakan nuansa baru yang bisa membuat mereka ceria. Hingga tibalah pada suatu hari yang mengubah keadaan sekolah tersebut.

Tersebutlah salah satu murid yang bernama kelinci. Jelas kelinci adalah binatang yang pandai untuk berlari. Ketika mengikuti pelajaran berenang. Kelinci ini hampir tenggelam. Pengalaman mengikuti kelas berenang membuat Kelinci prihatin. Lantaran sibuk mengurusi pelajaran renang, si kelinci ini pun tak pernah lagi dapat berlari secepat sebelumnya.

Setelah kasus kelinci, ada kejadian lain yang cukup membuat Kepala Sekolah Pusing. Ini melanda siswa lain yang bernama burung. Burung jelas binatang yang sangat hebat untuk terbang. Namun ketika mengikuti pelajaran memanjat, si burung tidak mampu melaksanakan tugasnya dengan baik di sekolah. Akhirnya ia pun mengikuti les memanjat untuk mengejar ketinggalan pelajaran dengan siswa lainnya. Les itu ternyata menyita waktunya sehingga ia pun melupakan cara terbang yang sebelumnya sangat dikuasainya.

Demikian kesulitan demi kesulitan juga dialami oleh siswa lainnya seperti ikan, kanguru, monyet, kepiting dan lainnya. Para binatang itupun tidak lagi punya kesempatan untuk berprestasi dalam bidang keahliannya masing-masing. Itu semua dikarenakan mereka dipaksanakan untuk melakukan hal-hal yang tidak menghargai sifat alami mereka.

Berpijak dari temuan Howard Gardner tentang Multiple Intelligences (Kecerdasan Majemuk) dengan sembilan kecerdasa dasar manusia mari kita memehami lebih baik tentang potensi yang dimiliki oleh setiap anak.

Namun sangat disayangkan, pihak yang terbanyak malah mengebiri potensi anak adalah institusi sekolah. Sekolah persis seperti mesin pencetak batu bata. Kecerdasan dan potensi anak yang beraneka ragam dpaksa dan dicetak dengan ukuran, bentuk, dan warna yang sama sesuai dengan disain sekolah. Kurikulum sekolah yang ketat dan memaksa anak untuk belajar hal-hal yang sebenarnya bukan merupakan kebutuhan anak dan keinginan anak.

Seorang sahabat, sudah berumur 40-an, sudah berkeluarga, namun masih belum menemukan jati dirinya.

“Munif, bantu aku. Aku menganggur lagi. Aku ini bingung sebenarnya cocoknya kerja apa? Pengacara sudah, marketing sudah, adminstrasi sudah, tapi jujur tidak ada yang cocok. Sebenarnya aku tahu bakatku apa. Tapi sejak SD sampai kuliah, AKU DIBUNUH OLEH KURIKULUM”

Semoga apa yang terjadi pada sahabat saya, tidak terjadi pada siswa-siswa kita yang sekolah di SMP LAZUARDI INSAN KAMIL SUKABUMI. Ketika saya menulis artikel ini, saya duduk di luar paviliun. Seperti biasanya, saya melihat siswa-siswa yang rajin bekerja sama membersihkan masjid mereka. Mereka selalu menyapa dengan wajah cerah dan gembira. Saya melihat mereka tidak mempunyai beban psikologis.

Betapa tidak, di sekolah ini, saya akan membagikan setiap siswa kaos yang bertuliskan EAGLE SQUAD, sang pemimpin, sang pengamanan, sang penolong dan lain-lain. Setiap siswa dihargai kecenderungan kecerdasannya.

Selain itu penerapan kurikulum di sekolah ini menggunakan KATALIS, yaitu pada saat tertentu anak diajak diskusi dan dipantik rasa ingin tahunya. Siswa diminta mengeutarakan apa saja yang ada dalam pikiran mereka, yang mana sebenarnya hal itulah yang prioritas ingin mereka ketahui saat ini. Maka muncullah tema-tema yang luar biasa dan tak terbayangkan sebelumnya. Kasus Israel dan Palestina, kasus Ariel, kasus Gayus, kenakalan remaja, apa itu seks sehat, dan lain-lain. Kami, paa pendidik segera menjadikan rasa ingin tahu siswa-siswa tersebut menjadi tema belajar yang menarik. Kami mengucapkan terima kasih atas kerjasama para siswa yang luar biasa, para guru yang bekerja seperti pejuang kemerdekaan, para orangtua yang tak henti-hentinya memberi support kepada kami demi kemajuan dan perkembangan kompetensi anak-anaknya. Terima kasih ya Allah, semoga 3 tahun di SMP LAZUARDI INSAN KAMIL SUKABUMI, anak-anak kami akan berjalan meniti kehidupan ini dengan bekal INSAN KAMIL dan mampu mewarnai dunia dengan multiple intelligence-nya. Semoga SMP Boarding lazuardi Insan Kamil benar-benar menjadi sekolahnya manusia yang tetap menghargai setiap potensi anak didiknya.

Amien.
SMP LAZUARDI INSAN KAMIL Salabintana Sukabumi menerima pendaftaran:
Alamat Sekolah

Jl. Salabintana Km. 6 Kp. Nyangkokot Rt. 01/03 Ds. Karawang Kec. Sukabumi, Sukabumi 43151

Telp (0266) 6248274 atau 0817109392 (Hasan Mawardi)
TITIP REMAJA KAMI

by Dety Anggraeni (salah satu orang tua siswa LIK
on Monday, February 14, 2011 at 6:33am
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Untuk guru-guru Lazuardi Insan Kamil yang kami banggakkan...

syaidina Ali berkata:
Ajaklah anakmu brmain di 7 tahun pertama usianya,didiklah mereka di 7 tahun ke 2 usianya dan jadikanlah mereka sahabat di 7 tahun ke 3 usianya


Saat ini anak-anak kami sedang memasuki usia 7 tahun ke tiga. Sebagai orang dewasa orang tua dan guru selayaknya menjadi teman bagi mereka. Menjadi teman bukan berarti mereka tidak hormat pada kita, rasa hormat pada guru dan orang tua tetap harus ditumbuhkan.

Mereka sekarang sedang tumbuh menjadi remaja dan bukan anak-anak lagi. Masa remaja ini,masa dimana mereka sangat labil, mereka sendiri bingung akan perubahan yang mereka hadapi, mulai dari perubahan fisik, perubahan minat, perubahan hasrat, dan perubahan2 lain yang ada pada diri mereka.

Sungguh sebenarnya kamilah para orang tua yang seharusnya mendampingi mereka, berada ditengah2 mereka saat mereka bingung, berada didekat mereka saat bathin mereka konflik antara hasrat dan aturan2 norma yang berlaku.

Kamilah mestinya para orang tua yang seharusnya menyediakan pundak untuk mereka bersandar saat mereka lemah dan membutuh motivasi.

Mereka masih sangat labil, mereka bingung dan sedang mencari identitas siapa mereka sebenarnya. Mereka butuh bimbingan, mereka butuh teman tempat mereka bertanya, mengadu, dan bercerita.

Kamilah mestinya para orang tua yang harusnya menjadi teman sejati mereka. Namun kami memilih untuk sesuatu yang kami anggap paling baik untuk mereka.yaitu menitipkan mereka pada bapak n ibu guru yang kami banggakan.

Mereka ibarat masih seperti ulat yang masih butuh daun-daun segar, masih butuh ranting dan dahan untuk kelak menjadi kepompong yang kelak dikemudian hari di suatu tempat mereka akan bermetamorfosis sebagai kupu-kupu yang indah yang siap menggapai cita dan harapan mereka.

Kami sadar, bukanlah tugas yang ringan mendidik dan membina mereka. Pasti sangat melelahkan dan akan sangat menguras tenaga, waktu, dan fikiran. Kami titip remaja kami.

Mereka butuh teman curhat, teman menuangkan unek-unek, teman berbagi rasa... Mereka adalah anak-anak yang sudah besar namun mereka juga adalah orang dewasa yang masih kecil, itulah remaja... Mereka ada disimpangan antara anak-anak dan dewasa.

Mereka merasa sudah besar padahal mereka masih labil, mereka merasa sudah bisa padahal masih butuh bimbingan.

Bapak dan ibu guru... Jadilah teman untuk mereka, teman untuk berbagi, teman untuk bertanya tentang kebingungan mereka menghadapi masa remaja... Kami titip remaja kami.

Maaf bila kami terlampau berharap. Karena pilihan kami ini adalah yang kami anggap paling baik untuk mereka...

Kami titip remaja kami...

Salam,
Dety

Kamis, 10 Maret 2011

Ali Reza – Sang dokter spesialis

By Munif Chatib

“Aku pikir sekolah boarding itu serem, pelajarannya sulit, gurunya galak-galak, eh ternyata di SMP LAZUARDI INSAN KAMIL, tidak seperti itu.” Itulah jawaban Ali Reza, salah satu siswa cerdas di SMP LIK.
“Sekolahnya gampang gitu, santai, meskipun ada jadwal yang teratur. Apalagi gurunya, sangat sayang kepada siswa-siswanya.” Tampak sekali guratan puas pada wajah Ali Reza.

Saya pertama melihat Ali Reza badannya gemuk, namun setelah 1 semester ini menjadi langsing.
“Badan langsing, ini gara-gara di SMP LIK ini semuanya aku kerjakan sendiri. Sampai cuci piring segala. Padahal dulu aku tidak suka cuci piring. Aku mengangga cuci piring itu bukan pekerjaanku, meskipun yang makan adalah aku. Di sekolah ini aku sadar, bahwa mencuci piring sendiri adalah bentuk kecil dari sebuah tanggung jawab.”

“Pak Munif, aku benar-benar belajar manajemen waktu di sekolah ini. Aku bisa teratur ibadah samoai olah raga,” jawab Ali Reza ketika saya tanya tentang hal yang penting dalam hidup yang di dapat dari sekolah ini.
“Lalu, di botol impian, kamu menulis apa?”
“Aku pengin menjadi dokter spesialis. Aku akan banyak tolong orang yang sakit. Aku harus menjadi dokter yang bermanfaat buat orang banyak. Sepulu tahun lagi, Insyallah hari itu akan tiba, dr Ali Reza ” Jawab Ali Reza lantang.

Ya Allah kabulkan cita-cita luhur Ali Reza. Sehatkan tubuhnya, agar terus dapat mengikuti pelajaran di sekolah tercinta ini. Ya Allah berkahilah kedua orangtua Ali Reza, agar mereka terus mendukung cita-cita mulia sang putra. Dan karuniakan kesabaran dan ketauladanan yang kuat kepada guru-guru tercinta SMP LAZUARDI INSAN KAMI SUKABUMI. Amien.

Hadiri Open House SMP LAZUARDI INSAN KAMIL DI JAKARTA pada:

Hari, Tanggal: Ahad, 20 Maret 2011
Pukul : 08.30 – 11.00 wib
Pembicara: Munif Chatib
Tempat: Gedung SMP LAZUARDI GIS, Jl. Margasatwa 39 Jagakarsa Jakarta Selatan . Telp 021 78834604
Contact Person: Hasan Mawardi (0817109392) dan Bu Irma (081317774181)

Insyaallah para orangtua akan mendapatkan informasi yang berharga tentang bagaimana memilih sekolah yang tepat buat anak-anaknya. Sampai bertemu.

blog: http://www.lazuardiinsankamil.blogspot.com/
web: www.sekolah-unggul.com

Minggu, 27 Februari 2011

MENYOAL KEUNGGULAN SEKOLAH UNGGUL

Tak dapat dipungkiri setiap orang tua menginginkan anaknya menjadi manusia unggul. Animo masyarakat pun untuk mendaftarkan anaknya ke sekolah-sekolah “unggulan” cukup tinggi. Setiap tahun ajaran baru sekolah-sekolah “unggulan” dibanjiri calon siswa, karena adanya keyakinan bisa melahirkan manusia-manusia “unggul”. Benarkan sekolah-sekolah unggulan kita mampu melahirkan manusia-manusia unggul?

Sebutan sekolah unggulan itu sendiri sebenarnya kurang tepat. Kata “unggul” menyiratkan adanya superioritas dan “kesombongan” intelektual yang sengaja ditanamkan di lingkungan sekolah. Para siswa sekolah unggulan merasa lebih super dibanding siswa lain yang sekolah di sekolah tanpa label unggulan, demikian juga para orang tuanya yang merasa super karena anaknya sekolah di sekolah “unggulan , bahkan mungkin sebagian orang tua memaksakan kehendak memasukkan anaknya ke sekolah unggul semata-marta karena ingin menaikkan status dan gengsi sosial saja.

Semestinya sekolah unggulan di Indonesia tidak hanya mengukur sebagian kemampuan akademis. Dalam konsep yang sesungguhnya, sekolah unggul adalah sekolah yang secara terus menerus meningkatkan kinerja dan menggunakan sumberdaya yang dimilikinya secara optimal untuk menumbuh-kembangkan prestasi siswa secara menyeluruh. Berarti bukan hanya prestasi akademis saja yang ditumbuh-kembangkan, melainkan potensi psikis, fisik, etik, moral, religi, emosi, spirit, adversitas dan intelegensi.
Keunggulan dan ketidakunggulan sekolah sebenarnya terletak pada bagaimana cara sekolah merancang-bangun sekolah sebagai organisasi sehingga menciptakan iklim sekolah yang mempu membentuk keunggulan sekolah. Semua itu bermuara kepada kunci utama sekolah unggul adalah keunggulan dalam pelayanan kepada siswa dengan memberikan kesempatan untuk mengembangkan potensi dan menghargasi prestasi setiap siswa berdasar kondisinya masing-masing.

Karena itu, jangan pernah melihat keunggulan sekolah hanya dari ketatnya selesi masuk, sarana prasarana yang lengkap dan bayaran yang besar. Wajar saja bila bahan masukannya bagus, diproses di tempat yang baik dan dengan cara yang baik pula maka keluarannya otomatis bagus. Yang seharusnya disebut unggul adalah apabila masukan biasa-biasa saja atau kurang baik tetapi diproses ditempat yang baik dengan cara yang baik pula sehingga keluarannya bagus.

Sekolah unggul adalah sekolah yang tidak perlu melakukan pemisahan antara anak yang memiliki bakat keunggulan dengan anak yang tidak memiliki bakat keunggulan. Kelasnya dibuat se-heterogen mungkin sehingga anak yang memiliki bakat keunggulan bisa bergaul dan bersosialisasi dengan semua orang dari tingkatan dan latar berlakang yang beraneka ragam. Pelaksanaan pembelajaran harus menyatu dengan kelas biasa, hanya saja siswa yang memiliki bakat keunggulan tertentu disalurkan dan dikembangkan bersama-sama dengan anak yang memiliki bakat keunggulan serupa. Jika anak yang biasa diberi bobot 5 maka anak yang memiliki bakat keunggulan dan minat lebih diberi bobot materi 8. Mereka tetap masuk dalam kelas reguler namun diberi pengayaan pelajaran yang lebih banyak.

Keunggulan sekolah “unggulan” seharusnya tidak hanya didasarkan pada kemampuan intelegensi dalam lingkup sempit yang berupa kemampuan logika-matematika yang diwujudkan dalam test IQ seperti dianut sekolah-sekolah “unggulan” itu. Keunggulan seseorang dapat dijaring melalui berbagai keberbakatan atau kecerdasan majmuk (multiple intelligence) seperti yang sekarang sedang dikembangkan di SMP Boarding Lazuardi Insan Kamil.

Menurut Munif Chatib, Pakar Multiple Intelligence, penulis buku besseler SEKOLAHNYA MANUSIA yang kini menjadi konsutan pendidikan SMP Boarding Lazuardi Insan Kamil Sukabumi, sekolah unggul adalah sekolah yang unggul dalam proses bukan dalam input. Yang betul adalah the best proces bukan the best input. Demikian itu disimpulkan dari paradigma kuat bahwa sekolah seharusnya menjadi agent of change.

Menurut beliau, ciri-ciri sekolah yang menganut ”BEST PROCESS” ini adalah sebagai berikut: pertama, sekolah ini tidak menerapkan tes masuk pada siswa barunya. Biasanya sekolah ini menggunakan sebuah perangkat riset untuk mengetahuai kondisi kemampuan siswa yang masuk ke sekolah tersebut. Perangkat ini dikenal dengan Multiple Intelligence Research (MIR) yang mampu mengetahui banyak dimensi kondisi kemampuan dan kekurangan siswa terutama tentang bagaimana gaya belajar siswa.
Kedua, sekolah dan guru pada sekolah ini akan mendapatkan sebuah kenyataan tentang kemampuan akademik dan moral siswa-siswa barunya sangat beragam. Sehingga hal ini merupakan tantangan bagi guru untuk mengubah menjadi ke arah positif. Akhirnya guru-guru di sekolah ini dituntut menjadi ”agen perubah” . Mengubah kondisi akademik dan moral siswa yang negatif menjadi positif.

Menurut Tom J. Parkins –yang dikutif oleh Munif Chatib-, inilah sekolah yang sebenarnya, sekolah yang menerima segala kondisi siswanya. Kemudian kondisi itu dipelajari dan diteliti, lalu dengan data tersebut, para guru mencoba mengembangkan kemampuan siswa-siswanya dengan cara yang berbeda-beda. Sekolah unggul adalah sekolah yang menitikberatkan pada kualitas proses pembelajaran, dan ini ada pada pundak guru, bukan pada kualitas input siswanya.

Guru-guru pada sekolah ini biasanya kreatif, sebab meyakini bahwa gaya mengajar guru tersebut harus disesuaikan dengan gaya belajar siswanya. Tuntutan mengajar dengan pola demikian hanya dapat dilakukan oleh guru-guru yang handal, punya dedikasi dan kompetensi mengajar yang baik. Dengan demikian sekolah yang menerapkan konsep ini, biasanya jadwal pelatihan guru sangat padat. Guru benar-benar diharapkan profesional dan menjadi agen perubah. “jika ingin tahu sekolah itu unggulan atau tidak, maka lihatlah jadwal pembekalan dan pelatihan yang diberikan kepada guru-gurunya. Jika guru-gurunya banyak mendapatkan pelatiah berarti sekolah tersebut masuk kategori unggul”, jawab Pak Munif saat ditanya penulis “apa kriteria sekolah unggul menurut Pak Munif?”. Wassalam (Hasan Mawardi)

Sabtu, 26 Februari 2011

“BEST PROCESS” – INDIKATOR SEKOLAH UNGGUL

Munif Chatib

Seorang kawan, Tom J. Parkins, yang akan menamatkan program doktoral di Harvard University meminta bantuan penulis untuk meneliti indikator-indikator sekolah unggul yang ada di Indonesia. Tentu saja penulis dibekali beberapa alat-alat riset, baik yang berupa questioner baku maupun yang harus “disesuaikan” dengan kondisi di Indonesia. Setelah bekerja sama selama 3 bulan, Tom J. Parkins memberikan kesimpulan yang luar biasa!

Indikator sebuah sekolah dapat dilihat dari tiga komponen, yaitu INPUT, PROSES, dan OUTPUT.

Pada komponen INPUT, adalah dititikberatkan pada bagaimana sekolah tersebut menerima siswa baru. Ada dua konsep yang berbeda dalam cara sekolah menerima siswa barunya, yaitu:

1. Sekolah dengan konsep ”BEST INPUT”

Sekolah yang menganut konsep ”BEST INPUT”, yaitu bahwa siswa-siswa unggul yang diharapkan masuk dan mendaftar di sekolah tersebut dengan cara harus melewati beberapa tes formal dan kognitif. Sekolah tersebut meyakini bahwa keunggulan sekolahnya berdasarkan keunggulan akademik siswa-siswa baru yang lulus tes masuk. Artinya sekolah unggul adalah sekolah yang inputnya unggul.

Ciri-ciri sekolah yang menganut konsep ”BEST INPUT” adalah sebagai berikut:

· Menerapkan tes masuk kepada siswa-siswa yang akan mendaftar ke sekolah tersebut. Tes masuk ini bahkan menilai kemampuan akademik siswa dan moral siswa. Diharapkan siswa yang diterima adalah siswa-siswa yang mempunyai nilai akademik positif (baca: pandai) dan moral positif (baca: baik, tidak nakal).

· Apabila jumlah siswa yang mendaftar melebihi jumlah kapasitas sekolah, maka siswa yang berhasil diterima adalah hasil sortir dari nilai tes masuk yang tertinggi sampai sebatas jumlah kapasitas yang tersedia. Sedangkan siswa-siswa yang nilainya tidak masuk atau lebih dari kapasitas sekolah tersebut maka dianggap tidak berhasil diterima di sekolah tersebut.

· Biasanya sekolah tersebut tidak lagi menganggap perlu tahap proses pembelajaran. Terutama para guru sudah merasa cukup mengajar biasa-biasa saja sebab kebanyakan siswanya pandai-pandai.

· Biasanya sekolah tersebut mempunyai guru-guru yang cara mengajarnya konservatif dan tidak kreatif.

· Keberhasilan sekolah tersebut pada output lebih disebabkan keunggulan dan minat siswa dan keluarganya untuk dapat berhasil lulus. Sedangkan peranan guru dalam keberhasilan siswanya relatif kecil.

Kritik untuk sekolah ”BEST INPUT”:

· Menurut Tom J. Parkins, hampir 99% sekolah di Indonesia dalam model penerimaan siswa barunya menganut ”BEST INPUT”. Hal ini berlaku juga pada sekolah yang dikatakan unggul atau favorit. Hanya beberapa sekolah unggul saja di Indonesia yang sudah meninggalkan konsep ini.

· Sekolah ”BEST INPUT” mengkerdilkan fungsi sekolah sebenarnya. Menurut Tom, sekolah pada hakekatnya adalah wadah untuk untuk mengubah siswa-siswa yang belajar di dalamnya untuk dapat berhasil. Jadi sekolah dan guru adalah sebagai ”agen perubah” siswa-siswanya. Sekolah dan guru harus mampu mengubah siswa-siswa yang mempunyai kemampuan akademik dan moral negatif menjadi siswa-siswa yang mempunyai kemampuan akademik dan moral positif. Jadi dapat dikatakan naif sekali apabila sekolah malah tidak menginginkan siswa-siswa yang mempunyai kelemahan yang daftar dan masuk ke sekolah tersebut. Sekolah seperti itu berarti sekolah yang tidak melakukan fungsinya sebagai ”agen perubah”.

· Kualitas Tes Masuk pada sekolah BEST INPUT juga perlu dievaluasi. Artinya sangat tidak manusiawi. Menilai kemampuan siswa dengan besarnya angka-angka kognitif pada kualitas pengetahuan yang rendah sangat tidak adil. Penulis pernah menginterview seorang kepala sekolah sebuah SD di Surabaya tentang tes masuk penerimaan siswa baru. Kepala sekolah tersebut mengatakan bahwa di sekolahnya siswa yang dapat diterima di sekolahnya adalah yang mempunyai nilai 75 ke atas. Sedangkan nilai 74 ke bawah tidak diterima. Ketika penulis menanyakan kepada kepala sekolah tersebut tentang sebenarnya apa bedanya nilai 75 dan 74, hanya terpaut 1 digit saja, namun punya dampak yang berbeda. Seseorang tidak dapat masuk sekolah yang diinginkannya hanya karena kurang 1 digit. Tentu saja kepala sekolah tersebut tidak mampu menjawabnya.

· Kualitas guru pada sekolah yang menganut konsep ini, biasanya juga rendah atau biasa-biasa saja. Tidak ada yang istimewa pada mutu guru. Bahkan menurut penelitian penulis pada sekolah yang favorit di Surabaya, beberapa guru bahkan dianggap ”gagap teknologi” (baca: gaptek) oleh siswa-siswanya dalam hal teknologi internet. Guru merasa tidak harus berusaha sekuat mungkin untuk mengubah siswanya menjadi pandai dan mengerti banyak ilmu pengetahuan, sebab kebanyakan siswanya sudah pandai. Apalagi biasanya siswa sudah kursus banyak bidang studi di luar sekolah.

2. Sekolah dengan konsep ”BEST PROCESS”

Sekolah yang menganut konsep bahwa sekolah unggul tidak menitikberatkan pada kualitas akademik siswa-siswa baru yang masuk ke sekolah tersebut. Sekolah model ini dengan suka cita menerima semua siswa dalam kondisi apapun.

Ciri-ciri sekolah yang menganut ”BEST PROCESS” ini adalah sebagai berikut:

* Sekolah ini tidak menerapkan tes masuk pada siswa barunya. Biasanya sekolah ini menggunakan sebuah perangkat riset untuk mengetahuai kondisi kemampuan siswa yang masuk ke sekolah tersebut. Perangkat ini dikenal dengan Multiple Intelligence Research (MIR) yang mampu mengetahui banyak dimensi kondisi kemampuan dan kekurangan siswa terutama tentang bagaimana gaya belajar siswa.
* Sekolah dan guru pada sekolah ini akan mendapatkan sebuah kenyataan tentang kemampuan akademik dan moral siswa-siswa barunya sangat beragam. Sehingga hal ini merupakan tantangan bagi guru untuk mengubah menjadi ke arah positif. Akhirnya guru-guru di sekolah ini dituntut menjadi ”agen perubah” . Mengubah kondisi akademik dan moral siswa yang negatif menjadi positif.
* Menurut Tom J. Parkins, inilah sekolah yang sebenarnya, sekolah yang menerima segala kondisi siswanya. Kemudian kondisi itu dipelajari dan diteliti, lalu dengan data tersebut, para guru mencoba mengembangkan kemampuan siswa-siswanya dengan cara yang berbeda-beda. Sekolah unggul adalah sekolah yang menitik beratkan pada kualitas proses pembelajaran, dan ini ada pada pundak guru, bukan pada kualitas input siswanya.
* Guru-guru pada sekolah ini biasanya kreatif, sebab meyakini bahwa gaya mengajar guru tersebut harus disesuaikan dengan gaya belajar siswanya. Tuntutan mengajar dengan pola demikian hanya dapat dilakukan oleh guru-guru yang handal, punya dedikasi dan kompetensi mengajar yang baik. Dengan demikian sekolah yang menerapkan konsep ini, biasanya jadwal pelatihan guru sangat padat. Guru benar-benar diharapkan profesional dan menjadi agen perubah.

Siswa SMP LIK mengadakan lomba melukis

Info LIK –setelah pagi hari berjalan-jalan ke pacuan kuda dan berenang di kolam renang Hotel Sukabumi Indah, paras siswa SMP boarding Lazuardi Insan Kamil mendapatkan kehormatan dengan kedatangan Bapak Hanung Sukendro, pelukis profesiomal terkenal Indonesia.

Turut hadir dalam acara ini ayah dan ibunda Alif Panduwibowo yang mendapingi acara hingga akhir. Sejatinya hari Sabtu kemarin adalah jadwal ayahanda Alif mengisi program PARENT TEACHING dengan tema lingkungan hidup, sesuai atar belakang pekerjaan beliau, namun beliau berikan kesempatan kepada bapak Hanung –yang ternyata kakak kandung beliau- setelah sebelumnya mengisi tentang krisis lingkungan selama beberapa menit.

Pihak sekolah pun tidak menyia-nyiakan kedatangan beliau, beliau diminta untuk berbagai pengaalamannya kepada para siswa. Alhamdulillah beliau menyambutnya dan yang paling alhamdulillah lagi adalah sambutan para siswa LIK saat ditawarkan kesempatan belajar melukis dengan beliau. Saya selaku kepala sekolah dan guru juga turut serta mendampingi para siswa.
Pak Hanung mengawali kelasnya dengan perkenalan, tanya jawab, menjelaskan jenis-jenis dan teknis melukis dan dilanjutkan dengan melukis kuda di atas kanpas.

Saya menyampaikan rasa bangganya atas dukungan para orang tua ikut mensukseskan program Partent Teaching ini yang ternyata sangat positif bagi para siswa. Mereka dapat belajar berabagai ilmu pengetahuan dari lintas disiplin seseuai dengan beragamnya latar belakang para orang tua mereka. kiranya saya berharap program ini akan terus berlanjut dan semoga pula akan menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain.

Acara diakhiri dengan lomba melukis antar siswa. Para siswa diberi selembar kertas gambar yang telah dibummuhi garis panjang, persegi tiga, persegi empat, lingkaran, dan lain sebagainya. Selanjtnya setiap siswa diminta membuat sebuah lukisan dengan star awal dari garis-garis tersebut. Masyaallah Pak Hanum amat terkejut karena dalam waktu kurang dari dua puluh menit para siswa sudah menyelesaikannya dengan hasil lukisan yang luar biasa unik. Pak Hanum pun langsung mengumumkan lukisan delapan siswa terbaik; Reza Ahmed, Diki, M. Sahal, Robbi Kurniawan, Farhan Ainu, Alif , Ian dan Irvan. Wassalam.

Jumat, 25 Februari 2011

Ahmad Ja’far, Aku Ingin Jadi Pemain Basket Internasional

By Munif Chatib

Ketika pertama kali melihatnya, saya tersenyum dan Ja’farpun tersenyum. Ya dia murah senyum. Badannya kecil, mungkin paling kecil di antara EAGLE SQUAD SMP LIK SUKABUMI. Tapi Ja’far sangat gesit.
“Pak Munif, Sekolah di sini nyaman ya. Terus pelajarannya itu lho kog gampang-gampang ya he he he he..,” jawab Ja’far ketika saya tanya satu semester di SMP LIK SUKABUMI.
“Aku dulu ini suka berantem lho, padahal itu tinggal sama orangtua, herannya sekarang tinggal di pondokan, kumpul dengan teman-teman yang luar biasa, aku jadi jarang berantem. Dan yang paling membuatku kaget, aku dulu gak pernah mencuci piring sehabis makan. Di sekolah ini aku harus mencuci piring. Awalnya aku tidak mau, namun sekarang aku tahu, hal itu dilakukan agar aku mandiri. Alhamdulillah aku lebih mandiri sekarang.”
“Apalagi guru-gurunya enak diajak ngomong, seperti sahabat. Aku dan teman-teman kalau ingin nakal jadi sungkan rasanya. Aku dapat tugas kelompok yang hebat, yaitu GOTONG ROYONG MEMBUANG SAMPAH. Dan tugas individuku adalah MENGINGATKAN TEMAN AGAR LEBIH BAIK. Kayak ustad gitu he .. he .. he ...”
Ketika saya tanya, harapan atau keinginan apa yang Ja’far tulis di botol impian. Ja’far menjawab:
“Aku tulis ingin menjadi pemain basket internasional, tau gak biar badanku ini tinggi he he he.”
Ayo kejar impianmu Ja’far ... doaku dan doa kedua orangtuamu selalu menyelimuti setiap tarikan nafasmu.
SMP LIK Salabintana Sukabumi menerima pendaftaran, Alamat Sekolah:Jl. Salabintana Km. 6 Kp. Nyangkokot Rt. 01/03 Ds. Karawang Kec. Sukabumi, Sukabumi 43151. Telp (0266) 6248274 atauHasan Mawardi : 0817109392 Fadhil : 0266 6248274
blog; http://www.lazuardiinsankamil.blogspot.com/web: www.sekolah-unggul.com

Smp Lazuardi Insan Kamil; biasa disama AJ (ahmad Ja`far).siswaku yang satu ini sangat keukeuh dengan cita-citanya, "kan biar tambah tinggi sir, jawabnya kalau ditanya kenapa hobi banget basket. kekhasannya adalah selalu tersenyum, berani dan suka tawar2an dengan guru; "kan qabliyyah itu sunnah sir boleh dikerjakan boleh tidak..." bantahnya krn tidak mau shalat qabliyyah. al-hasil siswa yg satu ini sangat tidak bisa diam
Smp Lazuardi Insan Kamil untuk AJ dan juga siswa-siswaku yang lain semoga citat2mu tercapai dan semoga guru2 bisa mengantarkan kalian sampai pada cita-cita tsb. aamiiin
Norofikah Icha Amin...salam sukses untuk Ja'far!

Marwan Fadhil
satu hal yang membuat aku kagum sama dia.. dulu sebelum masuk ke LIk, dia mendapatkan musibah kakinya patah dan hampir 1 bulan dia tidak bisa berjalan dan harus di bantu dg tongkat. bahkan ketika sudah di LIk-pun dia masih harus ndibantu d...g tongkat, namun alhamdulillah dg sering sekarang dia sudah bisa berlari dg kencang. saya punya spesial moment bersama dia, yaitu pada saat belajar fiqih kemaren, ketika saya membuat simulasi khutbah jum'at dg PDnya dia mengacungkan tangan " saya Mr jadi Khatibnya..." setelah beres saya tanya. "...gimna perasaanya.." dia menjawab " kalo jum'atn nanti saya siap jadi Khatib" heeee... begitulah AJ.. anaknya pede dan kekeh sekarang dia sudah mulai mandiri.. ayo kita terbang AJ-ku... pasukannku..See More

Fathima Huriyya
Saya sebagai mamanya menangis campur bahagia membaca tulisan p munif ini. Teringat ketika awal kami berniat menyekolahkan ja'far di SMP LIK, kami banyak mendapat protes dan keluarga dan lingkungan sekitar. Kata mereka anak masih SMP kok dis...ekolahkan jauh2, krn kebetulan saya tinggal di sby, tetapi kami keukeuh karena kami berpikir utk kebaikan ja'far dan alhamdulillah banyak perubahan ja'far ke arah yg lebih baik. Dan ketika liburan semester kemaren, keluarga yg awalnya protes malah akhirnya memuji keputusan kami menyekolahkan ja'far di SMP LIK.
Ada moment ketika saya mengantarkan ja'far kembali ke sukabumi sehabis liburan semester kemaren, ini pertama kalinya saya bisa ke sukabumi. Selama perjalanan di mobil bersama seluruh keluarga dia tidur di pangkuan saya sambil tangannya memeluk pinggan saya. Saya melihat matanya berkaca2, krn memang saat2 sehabis libur panjang menjadi moment yg susah untuk kembali lagi ke skolah dan berpisah dgn keluarga. Pada saat itu sambil menyembunyikan matanya yg berkaca2 dia bicara, "ma, nanti ja'far kalau kuliah mau di luar negri ya", saya dengan menahan air mata menjawa ya nak insya Allah, tapi ja'far harus sukses dan belajar yg rajin di SMP LIK dan insya Allah di SMA nya juga. Dengan mantap dia menganggukan kepala. Dan hr ini saya membaca kisah dr p munif dan dr teman2 guru insya Allah saya bertambah yakin ja'far bisa menjadi org yg sukses di sekolah ini karena dipegang langsung oleh guru2 yg kompeten.
Terima kasih p munif telah menumbuhkan semangat anak2 kami menjadi lebih punya mimpi.
Terima kasih untuk guru2 LIK telah sabar mendidik anak2 kami agar menjadi pribadi yg sukses dunia dan akheratnya. Mohon maaf saya belum sempat mengucapkan terima kasih secara langsung karena jarak dan tanggung jawab yg harus saya laksanakan di sby.
Terima kasih ja'far anakku sudah berusaha menjadi anak yg sukses mandiri dan berani, doa mama dan ayah selalu menyertaimu nak semoga kamu menjadi anak yg sukses dunia akherat dan punya manfaat utk ummat... AmienSee More

Kamil Smile
Terharuuuuu Hikz Hikz Hikz.....

Hidup Ja'far,
Hidup SMP LIK,
Hidup Pak Munif,
...Hidup Sekolah ManusiaSee More

Raguan Rahmawati ‎@kak hur: wati baca tulisan kak hur lebih nangis lg.....sekarang saatnya menanam dan bersabar menunggu masa panen kelak...insyaallah allah memandang dengan pandangan rahmat pada usaha kak hur dan iwan....amiinn

Jihan Alatas huuaaaww....aq mewek kak,mrebes mili...(sambil bayangin karim disana)

Smp Lazuardi Insan Kamil; untuk Ibu Fathimah Hurriyah, Bunda AJ. doeloe sewaktu saya minta mondok d Bangil, mamah nangis sejadi2nya, maklum saya anak laki2 tunggal, nanti saja kalau sudah lulus SMPeeeeee huk huk huk , ya...kheir nanti setelah lulus SMP baru ke sana. tiga thn waktu berjalan dan saya pun lulus SMP, saya minta kembali tuk melanjutkan ke Bangi, walllaaah tuh yang namanya mamah berusaha bagaimana supaya tidak jadi di Bangil, yg deket2 aja di Sukabumi -kebetulan saja asli Sukabumi-, Cianjur atau Bandung. Aba pun maraaaah...mau kapan lagi kalau bukan sekarang. saya pun pergi dihantar linangan air mata mamah. setelah di sana hampir jarang tuh ingat rumah kecuali...... pas kehabisan duit he..he...he.., konon mamah tidak bisa makan sampai tiga bulan, sampai jatuh sakit saya pun tidak dikasih tahu. Aba bilang -boong sih-, mama sehat2 aja malah sekarang senang kamu betah di pondok.

Smp Lazuardi Insan Kamil; jika dulu setiap semesteran dan liburan puasa saya dari Suarabaya pulang ke Sukabumi, sekarang giliran AJ yang pulang dari Sukabumi ke Surabaya. kokk tukeran sih Jee?

Anshor, sang disainer kehutanan Indonesia

by Munif Chatib Full on Thursday, February 24, 2011 at 5:39am

Nama lengkapnya Mohammad Anshor, anaknya hitam manis dan lincah. Sangat nyaman ngobrol dengan Anshor. Anshor selalu bilang kepada banyak orang suasana nyaman yang dia alami di SMP LIK SUKABUMI.
“Aku merasa nyaman gitu, mulai bangun pagi sampai tidur lagi rasanya semangat untuk belajar itu terus menyala-nyala. Di sekolah ini aku benar-benar merasakan team work yang kuat. Bayangkan kami di SMP LIK punya nama lho EAGLE SQUAD. Kami punya kaosnya lho!”

Ketika saya tanya apa saja yang sudah di dapat di SMP LIKdalam satu semester ini.
“Di SMP LIK ini aku dapat apa sih sebenarnya disiplin itu. ternyata disiplin itu penting sekali buat anak seumuran kita. Jujur di sekolah ini aku merasakan manfaat TEAM WORK. Kami ini jauh dari orangtua lho. Tiba-tiba di sekolah ini aku suka menolong teman dan guru yang membutuhkan pertolongan, sekecil apapun. Perasaan ini belum pernah terjadi sebelumnya. Aku benar-benar belajar makna sahabat di sekolah ini,” jawaban panjang Anshor.

“Terus, prestasi Anshor?” tanya saya
“Aku belum pernah melangar peraturan sekolah, hebat ya Pak Munif,” jawabnya sambil tersenyum.
“Lalu apa yang kamu tulis dalam botol impianmu 10 atau 11 tahun mendatang?”
“Aku ingin menguasai semua pelajaran dan semoga semua impian teman-teman saya, khususnya aku sendiri semoga tercapai, aku ingin bisa menggambar lebih baik lagi dan belajar IPA yang sungguh-sunggu supaya bisa menjadi insinyur kehutanan dan arsitek/designer terhebat di dunia, aminn!”
Ya Anshor, semoga apa yang kau tulis oleh Allah dikabulkan. Betapa banyak hutan Indonesia yang rusak. Semoga Anshor pada masanya akan menjadi pembaharu. Kembali menghidupkan hutan yang rusak di negeri katulistiwa ini. Ayah bunda Anshor jangan berhenti mendoakan kami.

SMP LIK Salabintana Sukabumi menerima pendaftaran:
Alamat Sekolah: Jl. Salabintana Km. 6 Kp. Nyangkokot Rt. 01/03 Ds. Karawang Kec. Sukabumi, Sukabumi 43151. Telp (0266) 6248274 atau Hasan Mawardi : 0817109392
Fadhil : 0266 6248274 blog; http://www.lazuardiinsankamil.blogspot.com/
web: www.sekolah-unggul.com


LikeUnlike • • Share
Muhammad Zainuddin Sattar bagitu banyak sekolah-sekolah yg pernah saya masuki, dan begitu sangat menyedihkan ketika melihat sekolah-sekolah itu tidak seperti layaknya sekolah Manusia!
Arifah Handayani
Senangnya ketemu anak muda yang sudah punya mimpi...

Nettaku pengen sekolah jadi Chef.. Lama2 dia bilang mau mastery banyak bahasa.. Biar bisa bicara dg dunia.. Terakhir pengen sekolah yg banyak kunjungan ke tempat wisata..

Semoga anak2 kita ...bisa belajar dan mengerjakan sesuatu yg dicintainya hingga dia kelak segera menghasilkan masterpiece hidup dengan bahagia..

Amiin..See More {Yesterday at 6:12am • LikeUnlike • 3 peopleLoading...

Munif Chatib Full ‎@Zainudin: Nah harus semangat menyebarkan sekolahnya manusia
@Arifah: terima kasih dan mohon terus dukungannya. yg jelas katanya MIMPI ITU TAK TERIKAT WAKTU
Yesterday at 7:14am • LikeUnlike • 1 personMasyhuroh Ainil Millah likes this.

Arifah Handayani
Insya Allah, maju terus Pak.. I'll be two step behind you (kata lagu)..

Mimpi itu sejatinya bukan bunga tidur.. Tapi bunga kehidupan.. Hanya orang2 yang ingin hidupnya indah rajin menyemai mimpi.. Dan pada gilirannya kan menuai hasilnya..

I'm... an accute dreamer.. I'll do whatever it takes to make the dreams come true..See More
Yesterday at 9:47am • LikeUnlike • 2 peopleMunif Chatib Full and Wantu Trisnawati like this.
Smp Lazuardi Insan Kamil satu diantara sekian banyak kelebihan Anshor adalah kemampuannya memecahkan masalah, ia punya problem solving sendiri. setahu saya ia hampir tidak pernah mengeluh, saat ada yg iseng ngatai "anshooor item..Anshor iteeeem..."kok g` marah, tanya saya. ah biarin aja sir ntar juga bosan sendiri lagian kan saya emang item, kalo kalah dipelayajaran baru saya gelisah dan tersinggung. temen2 baik kok kalau pun bercanda menurut saya masih wajar2aja
Yesterday at 10:20am • LikeUnlike • 3 peopleMunif Chatib Full and 2 others like this.

Marwan Fadhil
ketika pertama kali anshor datang mendaftar ke LIk, dia sangat pemalu sekali, jangankan ngobrol ditanya saja dia ngumpet dipunggung ayahnya, dia sangat pemalu.. Anshor adalh siswa yg ulet sekali, sudah 2 kali dia mendapatkan penghargaan seb...agai student of the week, yg pertama sebagai the best of discipline, dan yg kedua sebagai the best of managed student.. ada pengalaman menarik, ketika ada acara buka bersama dg seluruh orang tua dan tamu undangan, saya tantang dia untuk khutbah b.arab. dg wajahnya yg kaget dia menjawab "TIDAK MUNGKIN MR, SAYA MALU" kita pantik terus untuk berani dan ketika latihan di kebun, saya bilang
" Shor, bayangkan bahwa pohon, rumput, daun2 adalah audience yg akan menyaksikanm, lantangkan suarmu jangn malu dan ditahan.." dan alhamdulillah pada saat buka bersama dia bisa khutbah b,arab dg sangat lancar dan mendapat aplause yg luar biasa..
Anshor-ku ayooo maju dan gapai impianmu..
SAVE OUR WORLD...See More
Yesterday at 7:32pm • LikeUnlike • 2 peopleMunif Chatib Full and Marzuki Machmud like this.

Eri Ruswandi BRAVO EAGLE SQUAD... Semoga apa yang dicita-citakan anshor terkabul, aamiin...17 hours ago • LikeUnlike • 1 personLoading...

Marzuki Machmud Semoga bermunculan Anshor Anshor yang lain.
Riesca Dian Amieeeeeeeeeeen........................................

Senin, 21 Februari 2011

BOTOL IMPIAN DI SMP LAZUARDI INSAN KAMIL SUKABUMI

By Munif Chatib


Untuk kesekian kalinya saya berjumpa dengan ‘EAGLE SQUAD’, siswa-siswa yang luar biasa dahsyat di SMP LAZUARDI INSAN KAMIL SUKABUMI. Seperti biasanya mereka sangat antusias menunggu materi pelajaran dari saya. Terdengar bisik-bisik dari mereka, “Hari ini kita dapat apa lagi dari Pak Munif ya”. Saya hanya tersenyum mendengarnya.

Saya mulai beraksi. Saya minta Ja’far dan Miqdad untuk berdiri ke masing-masing sudut aula. Lalu saya saya minta Ali Zainal Abidin, Ian, Robi, Reza untuk berdiri di tengah mereka dan bersiap-siap melakukan instruksi yang sebentar lagi akan saya berikan.

“Buat Ali, dengan gerakan ‘slow motion’ cepat berlari ke arah Ja’far.’ Ali dengan lucunya berlari pelan ke Ja’far.

“Untuk Ian, cepat berlari menuju Miqdad”. Dengan senyuman khas Ian berlari ke Miqdad. Setelah mereke berdua sampai ke tujuan, saya minta semua siswa bertepuk tangan. Aula itu riuh. Namun ada yang interupsi. “Pak Munif ini maksudnya apa?” Saya meminta mereka bersabar.

“Sekarang Robi, silahkan lari ke arah Miqdad.” Nah yang ini agak lain. Ketika Robi berlari pelan menuju Miqdad, saya minta Farhan untuk menghalangi Robi. “Ayo Farhan, halangi si Robi sedapat mungkin jangan sampai ke Miqdad.

“Reza, let’s run to Ja’far. Noval, cepat halangi Reza untuk mencapai tujuannya,” perintah saya. Maka aula itu mulai ramai. Siswa yang lain saling bersorak memberikan dukungannya. Ada yang memberi dukungan untuk si penghalang ada yang mendukung si pelari. Apalagi semua gerakan mereka ‘slow motion’ jadi lucu kelihatannya. Akhirnya Robi berhasil mencapai Miqdad. Namun Reza gagal sampai ke Ja’far. Hanya setengah jalan. Noval yang berbadan lebih besar dari Reza mendekapnya erat. Lalu puncaknya saya minta si syarif untuk berdiri siap menerima intruksi.

“Syarif, cepat lari!” perintah saya. Syarif bingung. “Ayo jangan bengong, cepat lari!”

“Lari kemana Pak Munif?” Syarif hanya berdiri di tempat.

“Ya terserah, hitungan ketiga, cepat lari, satu, dua dan tiga!”

Syarif berlari dengan bingung, berputar-putar menuju Miqdad atau Ja’far.

Dengan simulasi adegan di atas, saya meminta siswa mengambil hikmahnya. Apa bedanya instruksi pertama, kedua dan ketiga. Dengan antusias Ali Reza berkomentar. “Instruksi pertama adalah instruksi yang jelas. Tapi instruksi ketiga, tidak jelas harus lari kemana.” Hebat bener sang pemikir ini. Saya minta mereka berkumpul melingkari saya.

“Instruksi pertama, sebenarnya yang jadi poin penting adalah TUJUAN. Ya ada tujuan atau target terlebih dahulu. Target itu adalah Ja’far dan Miqdad. Dua orang pelari pada instruksi pertama dengan lancar dapat berlari menuju TUJUAN. Namun pada instruksi kedua, ada HAMBATAN yang muncul untuk meraih TUJUAN. Lihatlah ada yang berhasil mengatasi HAMBATAN dan ada yang GAGAL. Sedangkan instruksi ketiga, saya sengaja memberikannya TANPA TUJUAN. Lihatlah apa yang terjadi pada Syarif, dia kebingungan mau lari kemana. Bahayanya kita ini kalau tidak mempunyai TUJUAN. Adik-adik sekolah ini adalah KENDARAAN adik-adik untuk berlari. Namun pertanyaannya apakah adik-adik mempunyai tujuan? Mempunyai cita-cita?

“Jujur pak Munif, saya masih bingung TUJUAN saya nanti mau jadi apa?” aku Robi.

“Saya yakin di kelas ini, masih banyak yang bingung bagaimana cara untuk menentukan TUJUAN-nya atau cita-citanya. Mau saya bantu menentukan TUJUAN?”

“Mauuuuuuu,” teriak semua siswa antusias.

Saya minta mereka untuk lebih mendekat. Saya membagikan kertas kecil kepada semua siswa. Cara menentukan TUJUAN itu mudah. Pertama, kita harus berani BERMIMPI. Ayo pejamkan mata, anggap kita sedang bermimpi. Apa mimpi itu? Mimpilah untuk menjadi seseorang yang berguna buat banyak orang. Mimpilah untuk mempunyai PROFESI yang sering diharapkan, Cuma kita takut profesi itu tidak akan terwujud. Hari ini buang jauh-jauh ketakutan itu. Ayo bermimpilah untuk menjadi seseorang yang berguna buat banyak orang.

Semua siswa memejamkan mata, lalu dari wajah-wajah mereka mulai satu persatu tersenyum. Saya yakin mereka sudah ‘dapatkan impiannya’. SMP 3 tahun, SMA 3 tahun, kuliah 4 tahun. Total 10 tahun lagi impian itu dapat dibuktikan berhasil atau tidak.

“Okey, sekarang tuliskan impian itu di kertas dengan contoh sebagai berikut. Ali, dalam impianmu kamu ingin menjadi apa?” tanya saya.

“Pengusaha Pak Munif.”

“Kenapa?”

“Agar bisa membantu banyak orang yang hidup susah,” jawab Ali Zainal Abidin spontan.

Lalu saya minta Ali menulis di kertasnya sebagai berikut:



“Bismillahi rohmanir rohim.

Aku Ali Zainal Abidin, hari ini aku bermimpi ingin menjadi PENGUSAHA untuk membantu orang-orang yang kesusahan dalam mencari nafkah dalam kehidupannya. Ya Allah, kabulkan impianku. Singkirkan penghalang dan hambatan yang akan terjadi. Di sekolah inilah aku mulai berlari menuju impianku. Kabulkanlah Ya Allah. Betapa senangnya kedua orangtuaku, jika aku berhasil.

Ya Allah 10 tahun lagi aku harus menjadi PENGUSAHA.”


Sukabumi, 21 Januari 2011 sanpai 21 Januari 2021.

Tertanda Ali Zainal Abidin.


Dengan contoh surat di atas, semua siswa menuliskan mimpinya. Lalu saya tantang dengan pertanyaan. “Maukan kalian saya berikan senjata untuk mengatasi dan mengusir HAMBATAN yang akan muncul pada saat berjuang meraih cita-cita?”

“Mauuuuuuuu.” Eagle Squad berteriak lagi.

“Ada lima langkah. Pertama DIRI, aku harus BISA. Kedua, TEMAN, aku harus bekerja sama dengan TEMAN. Ketiga, GURU, harus menghormati GURU. Keempat, LINGKUNGAN, aku harus siap menaklukkan lingkunganku yang berubah-ubah. Kelima, MATERI, aku harus cinta akan belajar.”

Lalu saya meminta siswa siap melakukan GAMES MENEMBAK BURUNG, bagaimana mempertahankan 5 SOP itu, DIRI-TEMAN-GURU-LINGKUNGAN-MATERI. Walhasil mereka senang sekali memainkan games ini. Puncaknya, saya meminta semua surat tersebut digulung dan dimasukkan ke dalam botol plastik untuk di tanam di halaman sekolah.

“Ayo cepat masukkan surat impian itu ke dalam botol ini. Saya ingin 10 tahun lagi adik-adik datang ke sekolah ini, tepatnya tanggal 21 Januari 2021. Lalu kita bongkar kembali botol impian yang terkubur selama 10 tahun itu. Kita buka dan baca kembali. Apa kita menjadi seperti dalam surat itu. Mau kalian balik lagi ke sekolah ini 10 tahun lagi?”

“Mauuuuuuuuuuuuuu,,” Eagle Squad berteriak lantang lagi.

Ketika surat akan dimasukkan ke dalam botol, ada yang mengintrupsi.

“Lebih bagus, kalau Pak Munif juga memberi tanda tangan di surat kami, dan Pak Munif 10 tahun lagi juga hadir di sekolah ini. Kami semua mendoakan Pak Munif sehat.”

TErharu sekali mendengarnya dan saya langsung mmbubuhi tanda tangan surat-sruta impian itu satu persatu.



Botol impian itu bersama-sama kami tanam di halaman sekolah. Seorang siswa memimpin doa kepada Allah SWT, semoga botol impian itu terwujud. Saya hanya melihat mulai saat itu semua siswa punya TUJUAN dan mereka mulai BERLARI. Ya allah permudahkalah mereka dalam meraih cita-citanya. Bantulah mereka jika menemukan HAMBATAN. Guratkan takdir, mereka akan menjadi pimpinan sesuai dengan kehebatannya masing-masing. Amien.



Sukabumi, Januari 2011

SMP LIK Salabintana Sukabumi menerima pendaftaran:
Alamat Sekolah Jl. Salabintana Km. 6 Kp. Nyangkokot Rt. 01/03 Ds. Karawang Kec. Sukabumi, Sukabumi 43151 Telp (0266) 6248274 atau 0817109392 (Hasan Mawardi)

SMP LIK SUKABUMI, Sekolahnya Manusia

By Munif Chatib


Mendisain Boarding School bukanlah hal yang mudah. Butuh ekstra kerja keras. Seorang sahabat pernah mengatakan kepada saya keberhasilan Boarding School dari berbagai sudut adalah 1:50, artinya di antara 50 boarding school, hanya satu yang berhasil. Ketika mendapat mandat, saya langsung belajar dan cari informasi sebanyak-banyaknya kepada sahabat-sahabat yang menyelenggarakan boarding school, sampai ke luar jawa sekalipun.

Dan benar, memang tantangannya sangat besar. Namun semua sahabat tahu, saya adalah orang suka tantangan. Dalam sebuah meeting, saya memberanikan diri mengurai detail banyaknya kegagalan boarding school. Baik dari sisi manajemen keuangan, komitmen dan kompetensi guru dan juga perilaku siswanya. Sampai-sampai banyak orangtua yang takut menyekolahkan anaknya untuk bersekolah di ‘boarding school.

Dari analisa tersebut, SMP LAZUARDI INSAN KAMIL di SUKABUMI mencoba menerapkan prinsip-prinsip boarding school, yaitu:

1. Jenjang yang paling tepat untuk boarding school adalah SMP, sebab di jenjang SMP sudah lepas dari GOLDEN AGE (usia emas) yaitu o – 9 tahun. Dalam usia emas, interaksi orangtua dan keluarga kepada anaknya harus mempunyai porsi yang besar.
2. Sekolah pondokan, cenderung tertutup dari masyarakat. SMP LIK sebalikya. Siswa malah harus terjun ke masyarakat. Mempelajari kondisi sosial sesuai dengan tema di kelas. Melakukan riset tentang problem sosial dan bagaimana cara penyelesainnya.
3. Menomor satukan pendidikan agama dan akhlak. Pendidikan Akhlak dikemas tersendiri menjadi bidang studi Character Building. Penuh simulasi dan praktek.
4. Life skill dipopulerkan. Para siswa mulai dikenalkan ‘entrepreneur ship’. Bagaimana memanfaatkan sebuah usaha dan produk agar bernilai dan bermanfaat.
5. Healty Life dikenalkan. Kebiasaan hidup sehat, yang berkaitan dengan memilih makanan dan minuman yang sehat dan halal. Menolak rokok dengan alasan kesehatan, bukan keterpaksaan.

Memang kami, SMP LIK SUKABUMI baru satu tahun eksis dengan 23 siswa laki-laki yang kami namakan EAGLE SQUAD atau PASUKAN ELANG. Tahun ajaran 2011 ini, kami menerima 2 kelas atau 50 siswa laki-laki. Besar harapan saya, sahabat yang kebingungan mencari sekolahnya manusia pada jenjang SMP, SMP LIK ini dapat dijadikan alternatif.

Mohon dukungan dan kerjasamanya. Dan terima kasih kepada wali murid siswa SMP LIK angkatan pertama atas dukungannya yang total kepada semua elemen sekolah. Sampai jumpa di SEKOLAHNYA MANUSIA.

SMP LIK Salabintana Sukabumi menerima pendaftaran:
Alamat Sekolah Jl. Salabintana Km. 6 Kp. Nyangkokot Rt. 01/03 Ds. Karawang Kec. Sukabumi, Sukabumi 43151 Telp (0266) 6248274 atau Hasan Mawardi : 0817109392

Fadhil : 0266 6248274 blog; http://www.lazuardiinsankamil.blogspot.com/

web: www.sekolah-unggul.com

Maulid Nabi Saw di SMP LIK

Hari itu tepatnya tanggal 15 Pebruari 2011 bertempat di Aula SMP LIK, para siswa lazuardi Insan Kamil menggelar peringatan mauled Nabi Saw. Ada 5 pertunjukkan yang diberikan para siswa; marawish, pembacaan simtudh dhurar, pembacaan puisi, khutbah Bahasa Inggris, shalawatan dan sumbangan beberapa lagu religi dari para guru.

Acara dimulai jam 9.40 dan berakhir pada jam 12.10. diawali dengan pembukaan oleh MC (Wima berbahasa Indonesia, Abyan berbahasa Inggris, dan Tanzil berbahasa Arab), dilanjut dengan pembacaan al-Qur`an oleh Alfawaz dan diterjemahkan oleh Alief PW, lalu sambutan oleh kepala sekolah, disambung dengan marawis oleh tim, khutbah bahasa Inggris oleh Robbi Kurniawan, pembacaan Simtudh Dhurar dan shalawatan oleh kakak2 senior, sumbangan beberapa lagu oleh tim guru dan berlanjut ke acara ini “ceramah mauled” oleh Ust. Yan Malik dari Sukabumi.

Walhasil kendati penuh kesederhanaan dan –karena sangat sederhananya- kami tidak mengundang siapapun Alhamdulillah peringatan mauled berjalan lancar dan sangat seruuuuuuuu. Acara ini betul2 dari siswa oleh siswa dan untuk siswa.
Salut untuk para siswa SMP LIK, kalian luuuar biasa.

2. Isi Sambutan kepsek;
Di Bulan ini dimana kangjeng Nabi Saw dilahirkan (maulid an-Nabi) adalah bualan kelahiran agama universal yang menjadi rahmatan lil`alamin, bukan agama ancaman atau laknatan lil`alamin.
Bagi saya –yang suka merayakan maulid nabi-, bulan ini adalah saat tepat merenungkan kembali keteladan Rasulullah Saw, untuk mendidik diri agar lebih rahmat, penuh kelembutan dan berlimpah kasih sayang terhadap siapa saja. Bulan yang mengajarkan keshalihan sosial yang kekuatannya luar biasa.

Nabi Saw bersabda; “al-muslim man saliman naas min lisaanihi wa yadih/seorang muslim (penebar salam) adalah seseorang dimana orang lain selamat dari gangguan lisan dan tangannya”.
Allah Azza wa jalla berfirman; “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka..” (QS Al Imran 3:159).
Sambutan ditutup dengan mengutif sabda nabi Saw; anta ma`aman ahbabta (kamu –nanti di akhirat- akan ada bersama orang yang kamu cintai”. Semoga kita dibangkitkan dan dikumpulkan bersama Rasulullah Saw karena kita adalah para pecintanya.

3.Isi ceramah Ust. Yan Hasanudin Malik (Pak Bonar)
Ust. Ian menjelaskan tentang karakter seorang muslim, diantaranya adalah lapang dada dan berpikirna terbuka.
Salah satu ciri pribadi muslim adalah Arhabuhum shadran (lapang dadanya). Lapang dada, selalu ridha, optimis, berpikir positif, tidak mempersulit diri dan orang lain, memudahkan, menggembirakan, menebar kebaikan dan senyuman adalah sikap paling menonjol dari Nabi saw.
Ciri lain kepribadian seorang muslim adalah berfikiran terbuka dan berwawasan luas serta visioner (berpandangan ke depan). Karena kaum muslimin dulu menjalani dengan benar perintah iqra (membaca) dalam wahyu pertama dan mereka melakukannya benar-benar dengan bismi rabbik (dengan atas nama Tuhan), maka kaum muslimin bangkit menjadi kekuatan yang sangat diperhitungkan. Di dunia Islam lahir banyak sekali para ilmuan; matematika, sejarah, astronomi, anatomi, filsafat, kedokteran, optik, dll yang mengantarkan dunia Islam pada zaman keemasan. Kaum muslmin saat itu menjadi komunitas yang sangat terbuka hingga mau belajar ke ada siapapun dan mengajarkan ilmunya kepada siapa saja yang ingin belajar. Manyak sekali orang-orang Eropa dan Barat saat itu yang belajar kepada para ilmuan muslim hingga kini Barat mencapai kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

by Hasan Mawardi

AHSANU IZZA TAQWIMA, SISWAKU YANG MEMBANGGAKAN

Menurutnya, banyak sekali hal-hal positif terkait suasana belajar di SMP Lazuardi Insan Kami Sukabumi, mulai kebersamaan antara teman, guru-guru yang bersahabat, jiwa kepemimpina lebih terasah, kondisi fisik dan mental yang lebih kuat.

“di sini juga saya dilatih mandiri dan memiliki jiwa pemimpin, di sini guru juga lebih bersahabat, selain guru teman-teman di sini juga lebih memiliki kebersamaan; di sini juga saya dapat melatih mental dan pisik”, ungkapnya.

Wima, demikian sapaan akrab siswa bernama Ahsanu Izza Taqwima ini, merasa banyak sekali perubahan selama menjadi siswa SMP LIK kendati baru berlangsung satu semester; lebih dewasa, mandiri, shalat tepat waktu, lebih bisa mengatur waktu dan lain sebagainya. Demikian ini seperti ia ungkapan;

“Yang pernah saya alami di LIK ini, kerjasama yang baik, jiwa kepemimpinan terasah. Di sini setiap orang dilatih untuk memiliki jiwa pemimpin yang baik; di sekolah ini juga, kami banyak diajari hal-hal positif seperti agama dan akhlak; di sini banyak sekali program-program positif”.

Diantara prestasi yang pernah ia alami –menurut pengakuannya- adalah terpilih sebagai siswa dengan motivasi belajar yang tinggi dalam program student of the week, pengarang cerita dalam bentuk penulisan karakter tokoh terbaik dan berhasil memotivasi rekan-rekan sekamarnya sehingga meraih juara kamar terbersih. Demikian ungkapnya;

Prestasi individu yang pernah saya raih ada dua : pertama, student of the week yang diumumkan saat upacara yaitu yang memiliki motivasi belajar yang meningkat; kedua, pengarang karakter/cerita terbaik saat unit activity jurnalistik; yang berkelompok adalah juara kebersihan kamar”.

Dan terkait cita-cita yang ingin dia raih setelah lulus sekolah di SMP LIK adalah menjadi seorang pemimpin yang adil, bijaksana dan bertanggungjawab, “Kemampuan yang ingin saya miliki adalah kemampuan pemimpin yang adil, bijaksana dan dapat bertanggung jawab”, ucapnya saat ditanya apa yang Anda harapkan setelah lulus dari sekolah ini.

Sukabumi, 21 Februari 2010
hasan mawardi

Mengatasi Anak Membangkang

Quality Time bersama Pak Munif Chatib,

Quality Time yang ini berbeda dengan Quality time lainnya karena dihadiri oleh beberapa tamu dan calon orang tua siswa dari siswa baru. Selain bapak Munif acara ini juga dihadiri oleh native speaker SMP Boarding Lazuardi Insan Kamil, Mr. Ian yang sempat berbincang-bincang dengan para audiens selama 20 menit.

Quality Time ini bertemakan MENANGANI ANAK “MEMBANGKANG”. Diawali dengan penjelasan sekilas tentang pasikologi dan tugas perkembangan usia remaja yang khas dengan “pemberontakan”. Pak Munif mengajak para orang tua dan para guru untuk lebih memahami kondisi psikologis dan tugas perkembangan anak usia remaja, dan jika ini terjadi maka cap membangkang oleh orang tua kepada anaknya atau oleh guru kepada anaknya akan berkurang atau bahkan menghilang.

Cap membangkang itu terjadi karena kecendrungan orang tua dan guru yang ingin menjadikan siswa atau anak seperti yang ia inginkan bukan yang anak/siswa inginkan. Jujur, para orang tua atau guru terkadang memaksakan kehendaknya dan pada saat itu biasanya muncul pernyataan; “maunya kamu ini apa sih, kok sama guru/orang tua aja tidak nurut, dasar kamu bisanya menentang dan membangkang pada guru/orang tua saja”.

Pak Munif juga berpesan, jangan sekali-kali memberikan perintah pada saat dan kondisi siswa/anak yang tidak tepat karena itu bisa dipastikan akan melahirkan pemberontakan, tunggulan kondisi anak/siswa hingga memasuki kondisi alfa (tenang, rilek, santai, senang, dll) baru perintah itu disampaikan.

Namun demikian, Pak Munif tidak menafikan adanya pemberontakan yang perlu disikapi dengan lebih tegas, yaitu ketika perilaku atau reaksi siswa/anak sudah mengarah pada tindakan anarkis atau pengrusakan atau tindakan-tindakan yang berpotensi mencelakai dirinya atau orang lain.


by Hasan Mawardi

Sex Education di SMP LIK

Pada tanggal 19 Februari 2011 SMP boarding Lazuardi Insan Kamil Sukabumi mengadakan kuliah umum Sex Education untuk seluruh siswa SMP LIK yang dibawakan oleh salah seorang ortu siswa, Ibunda Abyan Albiruni. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka mewujudkan sekolah sebagai pusat pembentukan karakter bagi para siswa. Melalui kegiatan ini diharapkan siswa mampu memahami kondisi seksualnyasecara baik dan mampu berperilaku secara efektif sesuai kondisi seksualnya.

Kegiatan tersebut dimulai pkl 13.00 WIB dan berakhir pada pkl 15.00 WIB. Bu Lis memulai dengan perkenalan, doa pembuka dan menyepakati beberapa aturan main. Selesai menyepakati aturan main Bu Lis mengenalkan sebuah game kepada para siswa bernama Lucky Number Seven dan dilanjutkan dengan materi ini Sex education dengan tema; KENAPA AKU?

Sebelum kegiatan berlangsung, Bu Lis sempat berbincang-bincang dengan pihak guru terkait perkembangan fisik dan psikis para siswa. Menurut beliau, kegiatan pada hari itu lebih difokuskan pada sarana bertukar informasi dan pengetahuan tentang seksualitas berdasar pada apa yang telah diketahui dan dipahami para siswa, sehingga diharapkan para siswa menjadi lebih aktif untuk mengungkapkan diri mereka. Para siswalah yang berperan sebagai narasumber.

Pembahasan dimulai dengan eksplorasi pengetahuan dan pemahaman siswa tentang apa itu sex education karena pada dasarnya para siswa telah mengetahuinya melalui berbagai sumber. Namun apakah para siswa pernah memeriksa secara sadar tentang perubahan yang terjadi dalam dirinya, khususnya secara seksual? Ternyata sebagian besar siswa belum pernah melakukannya, mereka hanya mengetahui secara teoritis dari sumber yang tidak jelas tanpa mempelajari secara riil. Pengenalan secara riil tentang alat seks dan fungsinya membuat seseorang semakin sadar tentang betapa bagian tubuh tersebut sangat penting untuk dijaga sehingga menjadi pribadi yang semakin matang bukan hanya secara fisik tapi secara psikologis.

Pada bagian lain para siswa juga ditanya pengetahuannya tentang ihtilam (mimpi basah), penyimpangan seksual, kecendrungan pada lawan jenis (pacaran).

Secara umum Bu Lis, bundanya Abi menekankan bahwa pengenalana dan pemahaman tentang seksualitas anak merupakan hal urgent karena akan sangat membantu untuk memasuki dan menjalani setiap tahap perkembangan dengan efektif. Beliau pun memberi kesempatan kepada para siswa untuk bertanya terkait permasalahan seksualnya.

Acara ditutup dengan mengulas ulang materi yang sudah dismapaikan, game penutup, berdoa, hamdalah dan salam.

Dan kami, atas nama sekolah mengucapkan terima kasih keada Ibundanya Abyan yang telah berkenan menjadi narasumber untuk kegiatan Parents Teaching ini, dan juga berharap semoga para siswa mampu memanfaatkan kegiatan ini dengan sebaik-baiknya sehingga mampu memperoleh informasi dan pemahaman yang dibutuhkan sesuai dengan tahap perkembangan mereka yang memasuki masa remaja.
by; Hasan Mawardi

Jumat, 04 Februari 2011

ADA MI DALAM 3 IDIOTS (1)

Pernah mendengar tentang film 3 Idiots? Film ini adalah film Bollywood buatan India yang dimainkan oleh aktor kawakan Aamir Khan. Film ini begitu sukses menarik perhatian masyarakat dunia. Rekor box office dipegangnya dengan total pemasukan senilai 86 juta US Dollar. Mengisahkan tentang 3 orang mahasiswa insinyur bernama Farhan, Raju dan Rancho yang tinggal di satu kamar di hostel sebuah kampus. Mereka melewati hari-hari di kampus dengan berbagai macam hal yang menarik. Banyak aktifitas unik yang mereka kerjakan di kampus. Bagi yang belum menonton, segera tonton film ini karena akan memotivasi Anda untuk hidup lebih manusiawi.
Yang menarik dari film ini adalah kehidupan dan paradigma riil masyarakat India, cerita yang diangkat juga bukan tentang cinta-cintaan layaknya film-film India lain. Film ini lebih mengedepankan kehidupan mahasiswa di India yang penuh dengan tekanan, dan bahkan dari film ini juga, kita jadi tau kalo ternyata India menjadi negara tertinggi dunia dalam hal kematian mahasiswa yang terjadi akibat stress sama pendidikannya, cinta-cintaan di sini lebih banyak sebagai pemanis doang, benar-benar pemanis!
Setelah nonton film ini, saya seakan mendapat pencerahan yang amat sangat, film ini mengajak untuk lebih mengejar kemampuan yang sesungguhnya dan hidup dari passion (ikhtiar) bukan karena paksaan (jabr).
Kali pertama nonton film 3 idiot kesan lucu saja yang saya tangkap, namun setelah kembali membaca buku “Sekolahnya Manusia” Pak Munif Chatib tercipta relasi dalam jaringan syaraf-syaraf otak saya yang menghubungkan antara 3 idiot dan konsep MI (multiple Intelligence). Ide menulis pun muncul, “ADA MI DALAM 3 IDIOTS“, dan untuk lebih mendalami pesan film tersebut saya kembali menontonnya hingga tiga kali.
Mereka, 3 Idiots s (Farhan, Raju dan Rancho) sejatinya tidak cocok dinamakan idiot. Toh, mereka tidak benar-benar idiots. Seperti pepatah bilang, orang waras di tengah-tengah orang gila adalah gila dan mereka yang gila sungguhan adalah waras. Mereka dikatakan idiot karena mereka adalah orang-orang “nyeleneh” (out of the box). Mereka-mereka yang out of the box dan tidak sejalan dengan sistem yang telah diakui bertahun-tahun akan diberi gelar “si bodoh” dan akan dipinggirkan.
3 idiots menyuguhkan gambaran bagaimana sebenarnya pandangan kebanyakkan orang India dan mungkin juga sebagian dari orang Indonesia terhadap arti pendidikan. Chathur, seorang kawan lama dari 3 Idiots (Raju, Farhan, dan Rancho), menganggap bahwa pendidikan adalah sebuah alat yang semata-mata digunakan untuk menggapai kesuksesan, kekayaan, dan prestige juga untuk membalaskan dendamnya. Virus, direktur dari institut engineering terkemuka di India, tempat Raju, Farhan, dan Rancho menuntut ilmu juga “mendoktrin” murid-muridnya bahwa hidup itu adalah kompetisi: “Life is a race. If you don’t run fast someone will beat you and move faster than you”. Begitu pula dengan seorang professor di kelas Rancho. Ia sangat marah begitu mendapatkan penjelasan Rancho yang sangat gamblang, sederhana, juga dilengkapi contoh aplikatif mengenai definisi mesin. Profesor tersebut marah karena yang diiginkannya adalah definisi mesin sesuai dengan yang tertulis dalam textbook kuliah. Bahkan yang paling “ironis” adalah ketika para orang tua di India (dalam film tersebut maksudnya) menentukan masa depan anaknya sejak mereka diketahui jenis kelaminnya. Menjadi engineer untuk anak laki-laki dan menjadi seorang dokter untuk anak perempuan.
Situasi-situasi yang kurang lebih sama mungkin sering kita jumpai di sekitar kita. Cita-cita orang tua yang menggebu pada akhirnya mendamparkan anaknya di dalam dunia yang salah. Si anak mungkin memang mengikuti keinginan orang tuanya, tapi hatinya tidak dan jadilah kita menjumpai banyak mesin dalam kehidupan sehari-hari kita. Atau, sistem pendidikan yang sangat ketat, sistem penilaian yang membebani, tugas-tugas yang tidak aplikatif, tuntutan-tuntutan untuk mempelajari definisi dan bukannya aplikasi, cara belajar yang selalu mengkonsumsi doktrin dan pada akhirnya menghasilkan lulusan-lulusan yang tidak mampu berpikir out of the box, prinsip hidup untuk mengejar kesuksesan dan bukannya kenikmatan di balik setiap proses yang dilalui.
Setelah menonton film tersebut setiap orang mungkin akan menangkap kesan berbeda-beda sesuai dengan latar belakangnya. Buat saya yang keseharian menjalani profesi guru dan dosen kesan yang muncul adalah konsep pendidikan. 3 idiots adalah kritik terhadap masyarakat yang cendrung memaksakan kehendak pada anak-anaknya. Mereka lupa pesan Gusti Nabi Muhamamd Saw; `allimû aulâdakum lizamânihim lâ lizamânikum (ajarilah anak-anak kalian sesuai zamannya bukan sesuai dengan zaman kalian”.
Saya melihat ada banyak pelajaran dalam film ini terkait pendidikan. Film ini mengajarkan pentingnya pengenalan konsep multiple Intelligences atau kecerdasan majmuk manusia. Bagi seorang guru atau orang tua janganlah memaksa anak untuk unggul dalam satu kecerdasan saja, seperti menonjolkan kecerdasan kognitif/intelektual saja, karena bisa saja kecerdasan anak didiknya ada pada jenis kecerdasan lain; seni, music, kinestetik, dll
Para orang tua, para penyelenggara sistem pendidikan seharusnya berpikir seperti Rancho di atas, mendukung apa yang menjadi talenta dari anak-anak kita dan bukannya memaksakan kehendak kita pada buah hati kita. Buatlah sebuah sistem pendidikan yang mencerahkan dan bukannya memicu tekanan. Seharusnya sebuah pendidikan itu mampu membentuk seseorang menjadi semakin open-minded dan berdaya kreatifitas tinggi. Pendidikan yang berdasarkan passion. Pendidikan yang tidak mengacu pada hal-hal yang aplikatif dan dapat dilalui dengan menyenangkan, sama menyenangkannya seperti ketika kamu sedang memainkan game favorit kamu. Hmm, bagaimana menurutmu?
Jangan menutup mata, Indonesia sadar atau tidak disadari, sudah banyak korban dari sistem pendidikan yang tidak manusiawi seperti ini. Mari kita ubah sekolah-sekolah yang ada benar-benar menjadi sekolahnya manusia, bukan sekolah para binatang atau para robot. Bukankah anak-anak kita manusia?

by; hasan mawardi

ADA MI DALAM 3 IDIOTS (2)

Pernah mendengar tentang film 3 Idiots? Film ini adalah film Bollywood buatan India yang dimainkan oleh aktor kawakan Aamir Khan. Film ini begitu sukses menarik perhatian masyarakat dunia. Rekor box office dipegangnya dengan total pemasukan senilai 86 juta US Dollar. Mengisahkan tentang 3 orang mahasiswa insinyur bernama Farhan, Raju dan Rancho yang tinggal di satu kamar di hostel sebuah kampus. Mereka melewati hari-hari di kampus dengan berbagai macam hal yang menarik. Banyak aktifitas unik yang mereka kerjakan di kampus, namun sayang beribu-ribu sayang keunikannya justru mengundang cibiran berbagai pihak, termasuk dari kolega-kolega dekatnya sekali pun. Ketiganya dianggap makhluk aneh di tengah para manusia yang “normal”.
Dalam film ini, Rancho, seorang pemuda biasa yang luar biasa berhasil memberikan pencerahan kepada beberapa orang di sekitarnya mengenai apa yang “salah” dari segala kenormalan hidup yang biasa kita jalani. Kata-katanya cukup “pedas” dan berani seperti ketika ia mengomentari sistem penilaian (grading) di universitasnya dan ketika ia dipaksakan mengajar di sebuah kelas oleh Virus. “.. this is a COLLEGE NOT a PRESSURE COOKER, ucapnya.
Film ini menjelaskan kecendrungan orang-orang India untuk menjadikan anak perempuannya sebagai dokter dan anak laki-lakinya sebagai insinyur. Bagi merek, tidak ada kebahagiaan dan kebanggaan sosial yang lebih tinggi dari itu.
Tentu, tidak ada orangg tua yang ingin melihat anak kesayangannya tertinggal dari anak-anak lain seusianya. Para orangtua –di India, Indonesia, juga di tempat-tempat lain- berlomba mencetak anak-anaknya menjadi bibit unggul. Orangtua, terutama yang datang dari kalangan mampu secara finansial, seakan tidak ingin melewatkan kesempatan memaksimalkan potensi anak mereka. Gayung pun bersambut, ditandai mulai bermunculannya berbagai jenis sekolah untuk memenuhi "ambisi" para orangtua itu. Efeknya, anak yang seharusnya menjadi penentu dirinya (subyek pedidikan) kini berubah menjadi obyek dari keinginan para orang tua. Kemudian Tidak hanya orang tua, pihak sekolah pun terkadang menjadi pihak yang suka “memaksakan” kehendak demi menjaga citra sekolah.
Untuk kasus Indonesia, pihak lain yang turut bertanggungjawab adalah penganut paradigma dunia pendidikan di tanah air yaang masih menggunakan faktor lama, yakni IQ yang berlaku umum. Dalam pandangan kecerdasan umum itu, pengelompokannya ialah IQ di atas 120 dianggap mampu memecahkan segala masalah. Ujungnya, anak masuk ke jurusan ilmu pengetahuan alam alias IPA di sekolah dan dianggap sebagai jaminan kesuksesan masa depan. Tak heran bila kemudian setiap orang menginginkan anaknya masuk jurusan IPA. Sementara IQ sama dengan 100 digolongkan biasa-biasa saja dan kemudian masuk jurusan ilmu pengetahuan sosial alias IPS. Kelompok IQ di bawah 90 dikelompokkan sebagai terbelakang dan masuk sekolah luar biasa.
Paradigma tersebut membuat anak dipompa terus dengan pelajaran sekolah dan dijejali berbagai les bahasa dan matematika yang mengacu kepada otak kiri, tetapi tidak memberi kesempatan perkembangan otak kanan. Anak yang berbakat seni atau olahraga terhambat demi mencapai nilai matematika yang tinggi. Akibatnya, anak tidak mempunyai keunggulan atau tidak percaya diri. Ada pula yang kemudian malah bermasalah, seperti terjerat narkoba atau tawuran.
Mengingat masih kuatnya paradigma tersebut tentu, perlu kiranya dilakukan sebuah revolusi pemikiran bahwa IQ tidaklah segalanya. Pada dasarnya tidak mungkin semua orang ber-IQ tinggi di semua bidang. Mozart, misalnya, mempunyai kecerdasan musikal yang tinggi tetapi kecerdasan sosial dan matematikanya tidak tinggi.
Solusinya adalah dengan membuka sekolah dan atau menerapkan di sekolah-sekolah yang sudah ada konsep kecerdasan majmuk (multiple Intelligence) dimana anak dibiarkan menemukan bakat dan minatnya sendiri. Salah satu sekolah yang mulai konsen pada penerapan multiple Intelligence adalah SMP Boarding Lazuardi Insan Kamil Sukabumi. Sekolah yang didsain sedemikian rupa oleh seorang pakar multiple Intelligence, Munif Chotib, Penulis buku besseler “Sekolahnya Manusia”.

by; Hasan Mawardi

Selasa, 25 Januari 2011

Boarding School Sebagai Alternatif (2)

Jika kita lihat kondisi nyata masyarakat Indonesia, hampir disegala lini kehidupan masyarakatnya mengalami krisis, hingga para pakar dan cendikiawan menyebutnya krisis multidimensional. Krisis disegala bidang kehidupan. Sebuah krisis yang seharusnya tidak terjadi dan menimpah negeri kita tercinta ini. Kasus Gayus Tambunan misalnya, adalah contoh seorang oknum pejabat yang menyalahgunakan kewenangannya karena dia tidak mempunyai visi dan misi yang jelas mengenai jabatan yang sedang dipegangnya. Hal ini diakibatkan karena background kehidupannya yang masih jauh dari karakter-karakter kebangsaan. Oleh karena itu diperlunya sebuah wadah untuk mengubah pola pikir pemimpin kita, khusunya para calon pemimpin ke depan. Boarding school merupakan salah satu solusi sebagai wadah pencetak pepimpin bangsa bagi masa depan nanti.
Bagi sebagian orang, boarding school merupakan sesuatu yang menakutkan. Para siswa akan hidup seperti di sebuah barak tentara dengan pola pendidikan militer. mereka dituntut untuk disiplin sedemikian mungkin. Harus bangun lebih cepat dari biasanya, makan apa adanya, serta harus mengalami keterbatasan lainnya. Demikiankah?
Pendidikan sekolah berasrama (boarding school) memiliki beberapa keunggulan dibandingkan sekolah non Boarding. jika sekolah-sekolah regular pada umumnya hanya sibuk dengan keadaan akademis. Sehingga, banyak aspek kehidupan yang seharusnya mereka pelajari harus ketinggalan karena keterbatasan waktu yang mereka miliki. Berbeda dengan boarding school. Disini mereka mempunyai waktu penuh selama 24 jam. Mereka dapat mempraktekan apa saja yang telah diajarkan disekolah atau asrama (life skill). Disini juga mereka akan berlatih menjadi pemimpin dengan berbagai macam organisasi yang dipegangnya (leadership training). Mereka akan mencari solusi setiap ada masalah dengan keterbatasan yang mereka miliki (problem solving). Disinilah mereka akan dituntut untuk berpikir dengan keterbarasan yang ada. Sehingga terbentuklah pemipin-pemimpin bangsa yang berpikir kritis.
Dalam sekolah berasrama semua elemen yang ada dalam komplek sekolah terlibat dalam proses pendidikan. Aktornya tidak hanya guru, tapi semua orang dewasa yang ada di boarding school adalah guru. Siswa benar-benar melihat langsung praktek kehidupan dalam berbagai aspek. Guru tidak hanya dilihatnya di dalam kelas, tapi juga kehidupan kesehariannya. Sehingga ketika mempelajari tertib bahasa asing misalnya maka semuanya dari mulai tukang sapu sampai principal dituntut menjadi uswah/tauladan dalam segala aspeknya.
Untuk itu, menjadi guru di sekolah-sekolah berasrama jauh lebih “sulit” dan lebih menantang jika dibandingkan dengan sekolah konvensional. Yang dituntut dari mereka tidak hanya sekedar kompetensi mengajar bidang studi yang diampunya namun juga komitmen. Dengan kata lain, selain Kecerdasan intellectual, para guru juga dituntut memiliki kecerdasan lain; sosial, spiritual, dan kemampuan paedagogis-metodologis serta –ini yang utama- keikhlasan mengajar, kecintaan pada anak dan dunia pendidikan.
Nilai tambah lain, boarding school menampung siswa yang heterogen. Dengan berbagai macam latar belakang, Social, budaya, tingkat kecerdasan serta kemampuan akademik yang beragam. Mereka semuanya akan ditempa dengan kondisi yang sama. Mulai dari makan, istirahat, hingga proses belajar mengajar mereka akan melaluinya secara bersama-sama. Disinilah nantinya akan terbentuk karakter social yang tinggi diantara siswa. Ketika salah satu dari mereka mengalami masalah, maka orang pertama yang akan menolongnya adalah teman-teman terdekatnya.
Di sinilah berbagai macam karakter kepemimpinan akan terbentuk. Mereka harus belajar untuk memimpin diri sendiri khususnya. Dengan uang saku yang diterimanya setiap bulan –mungkin sebagiannya dengan jumlah sangat terbatas, sang pelajar harus mengalokasikan sesuai kebutuhan dengan sehemat mungkin hingga akhir bulannya. Apabila mereka boros, maka tentu saja mereka akan menanggung akibatnya sendiri. Kebutuhan mereka tidak akan terpenuhi lagi. Oleh karena itu umumnya mereka akan belajar dari sini. Sebuah pembelajaran yang tidak mungkin mereka peroleh di sekolah-sekolah non-boarding dan in tentu sangat berefek terhadap perkembangan masa depannya.
Memang, untuk memasukkan anak ke sekolah-sekolah boarding membutuhkan pengorbanan yang sangat berat baik bagi si anak maupun bagi orang tuanya. Tapi inilah salah satu solusi untuk mencari pemimpin-pemimpin masa depan yang handal. Yang mempunyai pemikiran kritis. Yang mampu mengayomi masyarakatnya.
Namun demikian, di samping berbagai kelebihannya, sekolah-sekolah boarding juga memiliki beberapa kekurangan seperti lokasi asrama dan sekolah yang berdekatan. Ini memang akan membuat jenuh bagi siswa-siswinya. Tapi untuk sebuah perjuangan menjadi sosok pemimpin yang di cita-citakan itu bukanlah sebuah alasan menolak untuk ditempa di sekolah berasrama.
Mudah-mudahan dengan kehadiran sekolah-sekolah boarding seperti SMP Boarding lazuardi Insan Kamil yang bermotokan the leader school masa depan Indonesia akan lebih baik.
Tambahan;
cukup kasihan anak2 zaman sekarang ini, masalah yang dihadapinya sedemikian kompleks, terutama masalah pergaulan dan pengaruh negatif lingkungan seperti narkoba, merokok, perkelahian dll. Apalagi di kota2 besar. anak2 cendrung hidup dgn kebebasan yang kebablasan. tentunya ini menjadi kekhawatiran sebagian besar orang tua yang sangat khawatir akan masa depan anak2nya. Untuk itu para orang tua sebaiknya menitipkan pendidikan anaknya di boarding school.
SMP Boarding Lazuardi Insan Kamil Sukabumi membuka pendaftaran siswa baru untuk tahun ajaran 2011/2012. untuk informasi dan pendafatran hubungi 0266-6248274 (Fadhil) atau 0817109392 (Hasan Mawardi) atau kunjungi www.lazuardiinsankamil.com/www.sekolah-unggul.com/www.lazuardiinsankamil.blogspot.com

Nasib Anak Zaman Sekarang

cukup kasihan anak2 zaman sekarang ini, masalah yang dihadapinya sedemikian kompleks, terutama masalah pergaulan dan pengaruh negatif lingkungan seperti narkoba, merokok, perkelahian dll. Apalagi di kota2 besar. anak2 cendrung hidup dgn kebebasan yang kebablasan. tentunya ini menjadi kekhawatiran sebagian besar orang tua yang sangat khawatir akan masa depan anak2nya. Untuk itu para orang tua sebaiknya menitipkan pendidikan anaknya di boarding school.
SMP Boarding Lazuardi Insan Kamil Sukabumi membuka pendaftaran siswa baru untuk tahun ajaran 2011/2012. untuk informasi dan pendafatran hubungi 0266-6248274 (Fadhil) atau 0817109392 (Hasan Mawardi) atau kunjungi www.lazuardiinsankamil.com/www.sekolah-unggul.com/www.lazuardiinsankamil.blogspot.com

Our future depends on our English and Arabic

BERBAHASA INGGRIS BERSAMA NATIVE SPEAKER
Jika kebanyakan orang Indonesia beranggapan bahwa Bahasa Inggris adalah sulit, lain halnya dengan siswa SMP Boarding Lazuardi Insan Kamil, semua kesulitan dalam belajar bahasa Inggris dianggap sebagai tantangan. Permasalahan dalam belajar bahasa Inggris bukannya dihindari tapi malah sebaliknya mereka hadapi. “tidak ada ucapan yang salah, yang salah adalah yang diam”, demikian pengantar saya kepada para siswa saat membuka program Unit Activity “ENGLISH CLUB”. Nampaknya mereka menyadari kalau bahasa asing (foreign Language seperti Bahasa Inggris) adalah jendela untuk melihat cakrawala dunia. ”Our future depends on our English and Arabic”, ucap mereka.
Melihat minat dan motivasi para siswa sedemikian tinggi, maka SMP Boarding Lazuardi Insan Kamil berusaha memberikan pelayanan dan fasilitas yang memadai. Untuk itu sekolah yang beralamat di Jalan Selabintana Sukabumi ini sampai “nekad” mendatangkan seorang guru bahasa Inggris langsung dari Inggris –tepatnya dari daerah Aston Villa- sebagai English native speaker.
Mr. Ian, demikian sapaan akrab beliau, dikenal para siswa sebagai guru yang ramah, senang bergurau dan sabar. Para siswa merasa senang belajar bahasa Inggris bersamanya. Sifatnya yang ramah dan sabar membuat siswa tidak segan untuk menyapa dan bertanya jika ada kesulitan. Kesenangannya bercanda membuat siswa tidak takut berbicara meskipun kadang tidak nyambung.
Pihak yang paling diuntungkan adanya Native Speaker adalah para siswa. Keberanian mereka bicara ditambah kekocakan sang native membuat kelas bertambah hidup, kepercayaan diri mereka pun cas cis cus berbahasa Inggris semakin meningkat.
Lalu bagaimana dengan kemampuan berbahasa Inggris para guru? Jawabannya adalah sebuah doa, semoga para guru mampu mengimbangi kemampuan mereka.

(hasan mawardi)

Minggu, 23 Januari 2011

info dan pendaftaran

Bagi kami tidak ada siswa yg bodoh, yg ada guru yang belum mampu menggali potensi siswa, dan tidka ada guru yang tidak mampu menggali potensi anak kecuali kurang mendapatkan pelatihan.
SMP boarding lazuardi Insan Kami (LIK) membuka pendaftaran siswa baru tahun ajaran 2011/2012. Sekolah berasrama yg menerapkan Multiple Intelligences dalam sistem pembelajarannya Silahkan kunjungi kami di blog;http://www.lazuardiinsankamil.blogspot.com web; www.sekolah-unggul.com atau telpon ke 0266 6248274 an Fadhil dan 0817109392 an Hasan Mawardi

Rabu, 12 Januari 2011

FREQUENTLY ASKED QUESTION (FAQ) TENTANG KURIKULUM SMP LIK DAN PENERAPANNYA

1. Tentang Beban Kurikulum
SMP Boarding Lazuardi Insan Kamil meminimumkan beban kurikulum hingga sebatas yang benar-benar diperlukan, sejalan dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, yakni mempersiapkan para siswanya untuk menjadi orang-orang yang sukses dan sejahtera secara fisik, mental, dan spiritual. Dengan kata lain, membekali mereka dengan life skills -- sebagaimana dicanangkan oleh Kurikulum Nasional berbasis Kompetensi.
Bagi SMP Boarding Lazuardi Insan Kamil, unsur-unsur life skills itu mencakup
• Kecintaan kepada ilmu pengetahuan
• Keterampilan belajar (mencari ilmu)
• Keterampilan berkomunikasi, dalam berbagai bahasa khususnya bahasa Indonesia dan Inggris secara lisan, tertulis, maupun dengan mempergunakan tools lain, seperti komputer, audio-visual, dsb.
• Kepercayaan diri
• Akhlak mulia/ life attitude
• Kemampuan melakukan praktek ibadah
• Kepekaan Sosial
• Penghargaan kepada lingkungan hidup
• Dan lain-lain
Penetapan mata pelajaran, tema-tema, dan topik-topik bahasan dilakukan dengan sepenuhnya mengacu kepada kebutuhan akan penanaman life skills tersebut di atas. Yang tidak sejalan dengan itu, meski masuk dalam Kurikulum Nasional, akan dihilangkan. Sementara yang perlu, dan belum tersedia, akan ditambahkan.
Dalam penyususnan kurikulum, SMP Boarding Lazuardi Insan Kamil juga belajar dari dan mengakomodasikan unsur-unsur yang baik dari berbagai pendidikan lain, baik di dalam maupun di luar negeri.
FREQUENTLY ASKED QUESTION (FAQ) TENTANG KURIKULUM SMP LIK DAN PENERAPANNYA

2. Tentang Keketatan Standar Pencapaian
Meski menyederhanakan beban kurikulum, sama sekali tak berarti bahwa Lazuardi hendak mengendorkan standar pencapaian atau prestasi siswa. Sebaliknya, pengurangan beban tersebut dilakukan justru agar tersedia cukup waktu dan sumberdaya untuk mencapai tingkat pencapaian maksimum dalam bidang-bidang yang menjadi sasaran pendidikan di SMP Boarding Lazuardi Insan Kamil seperti tersebut di atas. Tegasnya, SMP Boarding Lazuardi Insan Kamil menetapkan dan mengejar tingkat tertinggi pencapaian para siswanya.
3. Tentang Ketiadaan Tes Masuk dan Observasi
Ketiadaan tes masuk sama sekali tak ada hubungannya dengan standar prestasi yang hendak dicapai. Tes masuk ditiadakan karena sedikitnya 2 alasan :
Pertama, agar tak ada diskriminasi berdasar kemampuan akademik anak. Menurut keyakinan kami, setiap anak berhak mendapatkan pendidikan terbaik. Kami juga berkeyakinan bahwa sekolah unggul adalah sekolah yang the best proces bukan yang the best input.
Kedua, SMP Boarding Lazuardi Insan Kamil percaya bahwa sekolah yang baik adalah yang dapat mengembangkan potensi siswanya, seperti apa pun kesiapan-akademiknya, menuju kehidupan yang sukses da sejahtera.
Sebagai ganti tes masuk, SMP Boarding Lazuardi Insan Kamil mewajibkan para siswanya yang telah diterima untuk mengikuti tes MIR (Multipl Intelligence Research) semata-mata untuk mengumpulkan informasi akan kesiapan, kelebihan, dan kekurangan siswa agar dengan demikian bisa dirancang kegiatan pembelajaran yang sesuai untuk masing-masing siswa tersebut.
SMP Boarding Lazuardi Insan Kamil juga menerapkan sistem remedial untuk siswa yang terlambat, dan pengayan untuk siswa yang memiliki kelebihan di bidang-bidang tertentu.
FREQUENTLY ASKED QUESTION (FAQ) TENTANG KURIKULUM SMP LIK DAN PENERAPANNYA
4. Tentang Fun Learning, Suasana Demokratis, dan Disiplin
Meski sepenuhnya percaya bahwa para siswa akan belajar paling baik dalam suasana nyaman, fun, dan demokratis, Lazuardi juga percaya pada keharusan menegakkan disiplin di kalangan para siswanya. Menciptakan lingkungan yang nyaman, fun, serta demokratis merupakan suatu hal, sedang penegakan disiplin adalah hal lain. Bahkan, pendekatan belajar-mengajar yang fun dan demokratis justru lebih membutuhkan disiplin yang ketat agar tidak terjadi chaos.
Pendisiplinan siswa dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sedapat mungkin ditetapkan sebagai konsensus dengan para siswa sendiri adil, serta tidak merusak harga diri dan kepercayaan diri siswa. Di sini perlu dikembangkan apa yang biasa disebut sebagai disiplin positif.
5. Tentang Hafalan
Hafalan dibatasi (diminimumkan) hanya pada hal-hal yang tak bisa tidak memang harus dihafal, seperti contohnya aritmatika, bacaan shalat dan doa-doa, dan sebagainya. Selebihnya hafalan tidak diperlukan. Jika seorang siswa sudah memiliki kecintaan kepada ilmu pengetahuan, dan tahu caranya mencari ilmu, maka keberadaan alat-alat teknologi (menyimpan dan mencari) informasi seperti komputer, internet, yang di masa-masa yang akan datang akan menjadi lebih praktis, kecil, ringan, powerful, dan affordable sudah cukup untuk menggantikan fungsi hafalan, sekaligus dalam terus meng-update wawasan dan pengetahuan.
Hal ini mengingat, bahwa cepatnya perubahan zaman, akan banyak bahan yang telah dihafal kehilangan relevansinya (kedaluwarsa, obsolete) ketika anak-anak menjadi dewasa. Belum lagi jika kita sadari bahwa banyak bahan yang dihafal kenyatannya mudah terlupa.
Namun dari itu, SMP Boarding Lazuardi Insan Kamil memiliki HQC (Hifdhul Qur`an Club) sebagai bagian dari unit aktivitas yang dipilih oleh para siswa. Dalam waktu satu semester perjalanan SMP Boarding Lazuardi Insan Kamil, HQC memiliki anggota sebanyak 8 orang, dan dua diantaranya sudah hafal lebh dari dua juz al-Qur`an.
FREQUENTLY ASKED QUESTION (FAQ) TENTANG KURIKULUM SMP LIK DAN PENERAPANNYA
6. Tentang Pekerjaan Rumah (PR)
Pekerjaan rumah yang menyita waktu siswa untuk kegiatan bermain, bersosialisasi dengan keluarga, dan kegiatan-kegiatan tambahan di luar sekolah, serta membebani juga diminimumkan. Meski demikian, tetap diperlukan pekerjaan rumah untuk pelajaran-pelajaran yang memerlukan banyak latihan (drill) seperti membaca, menulis, matematika dan kegiatan-kegiatan (projects) yang membutuhkan interaksi dengan lingkungan luar sekolah, wawancara, penelitian, dan sebagainya.
Namun, kapan saja dimungkinkan, hendaknya PR-PR tersebut juga mengandung unsur yang menyenangkan bagi siswa sehingga tak terlalu menambah beban dan tingkat stres siswa (kadang-kadang juga para guru di asrama).
7. Tentang Penerapan Bilingual Teaching
Bilingual Teaching, yakni penggunaan Bahasa Inggris di samping bahasa Indonesia sebagai medium pengajaran, dilakukan secara bertahap sesuai dengan kesiapan siswa dan guru. Namun demikian, sebagai sekolah boarding/berasrama, SMP Boarding Lazuardi Insan Kamil lebih memilih bahasa asing (Arab dan Inggris) sebagai bahasa keseharian siswa dibanding sebagai bahasa pengantar dalam proses KBM di kelas kecuali untuk pelajaran Bahasa Inggris itu sendiri.
8. Tentang Text Books dan Bahan Ajar
Karena tak sepenuhnya mengikuti Kurikulum Nasional, maka SMP Boarding Lazuardi Insan Kamil juga tak sepenuhnya menggunakan text books yang dibuat berdasar kurikulum Nasional tersebut. Selain itu, digunakan juga handouts yang dikembangkan sendiri oleh para guru. Secara bertahap diharapkan kumpulan handouts akan menjadi bahan ajar utama di SMP Boarding Lazuardi Insan Kamil.
Juga, terbuka kemungkinan di waktu-waktu yang tepat digunakan text book pendukung lain, bisa dari Eropa, atau Amerika, atau dari negara-negara lain, atau bahkan dari dalam negeri.
FREQUENTLY ASKED QUESTION (FAQ) TENTANG KURIKULUM SMP LIK DAN PENERAPANNYA
9. Tentang Tes dan Ujian
Bahan-bahan untuk keperluan penilaian (assesment) dan ujian (examination) dipilih yang sepenuhnya sejalan dengan kurikulum khas SMP Boarding Lazuardi Insan Kamil. Kecuali dalam bidang-bidang tertentu yang memang membutuhkan hafalan seperti disinggung sebelumnya penilaian dan ujian diarahkan untuk menilai pemahaman dan penguasaan siswa atas dasar-dasar ilmu dan wawasan umum, bukan hafalan-hafalan.
Penilaian juga tak hanya mengambil bentuk tes tertulis, melainkan juga tes praktik maupun kenyataan praktik sehari-hari siswa dalam kehidupan sekolah, sesuai dengan sifat kemampuan yang diharapkan dari siswa apakah kognitif, afektif, atau psikomotorik.
Bobot penilaian antara tes tertulis, tes praktik, dan kenyataan praktik sehari-hari untuk masing-masing bidang pelajaran bisa bervariasi tergantung pada jenis kemampuan yang diharapkan tersebut. Misal, pada tes olah raga, nilai tes praktik akan jauh lebih besar dari nilai tes tertulis, demikian juga mengaji dan melakukan ibadah-ibadah ritual. Dalam bidang akhlak, kenyataan praktik sehar-hari siswa diberi bobot paling besar.
Tes diselenggarakan terutama untuk meng-endorse penguasan siswa, dan mendapatkan feed back bagi kegiatan belajar-mengajar (baik untuk sekolah, guru, maupun siswa sendiri), dan bukan untuk menghukum.
10. Tentang Kesiapan Siswa Menghadapi Standar non-Lazuardi (UAN, Ujian Masuk ke Jenjang Lebih Tinggi, dan Pindah Sekolah di Tengah Jalan)
Untuk menghadapi ujian akhir atau ujian masuk ke jenjang yang lebih tinggi, SMP Boarding Lazuardi Insan Kamil menyediakan waktu khusus dan secukupnya (sedikitnya satu semester terakhir) menjelang ujian-ujian tersebut untuk men-drill para siswa dengan unsur-unsur kurikulum nasional yang tidak tercakup dalam kurikulum khas Lazuardi dalam semacam bimbingan tes in house. Penyediaan waktu ini dapat dimungkinkan mengingat kurikulum khas SMP Boarding Lazuardi Insan Kamil bisa diselesaikan lebih cepat sehubungan dengan pengurangan beban kurikulum nasional yang dilakukannya.
Berdasar pengamatan Lazuardi (pusat), ujian-ujian terstandardisasikan yang bersifat nasional dan masih berorientasi kurikulum model tradisional akan makin kurang kepentingannya. Ujian akhir SD sudah dihilangkan, kemungkinan besar juga SMP, bahkan SMA. Kalau pun ada, fungsinya akan diarahkan sebagai alat untuk mendapatkan feed back bagi pemerintah mengenai kualitas umum pendidikan nasional kita.
Ujian masuk sekolah pun kemungkinan akan lebih berorientasi kepada aptitude test yang menguji kemampuan dasar dan umum, yang tak membutuhkan penguasaan mendetil dan hafalan terhadap suatu spektrum luas tema-tema dan topik bahasan. Yakni semacam SAT (Standard Aptitude Test) dan GRE (General Record Examination) yang selama ini sudah diterapkan di negara-negara maju. Kecenderungan ini sudah mulai terlihat dalam tes masuk PT-PT berkualitas di negeri kita, seperti ITB, UGM, IPB, dan sebagainya. Diduga kecenderungan seperti ini akan makin nyata di masa-masa mendatang.
Dalam hal siswa terpaksa harus pindah sekolah di tengah jalan, diharapkan orang tua dapat mencarikan sekolah yang memiliki kesejalanan dengan konsep Lazuardi. Atau, kalau tidak, diharapkan keterampilan belajar siswa yang telah ditanamkan di SMP Boarding Lazuardi Insan Kamil dapat membantu anak mengejar tema-tema bahasan yang belum dikuasainya.
FREQUENTLY ASKED QUESTION (FAQ) TENTANG KURIKULUM SMP LIK DAN PENERAPANNYA
11. Tentang Kaidah Semua Anak Naik Kelas
Lazuardi menganggap sebagaimana sistem yang diterapkan di negara-negara maju, siswa harus menempati jenjang pendidikan berdasar usianya. Membiarkan anak tetap tinggal di kelasnya yang lama karena kurangnya prestasi akademik, lebih banyak merugikan siswa ketimbang menguntungkan. Hal seperti ini lebih sering merusak self confident siswa, mencerabutnya dari jaringan-sosialnya, dan dengan demikian tidak banyak membantu membangkitkan semangatnya. Yang sering terjadi, anak yang tinggal kelas akan terus mundur prestasinya. Yang lebih diperlukan adalah program remedial dan upaya untuk membangkitkan semangat belajar siswa yang mundur. Khususnya untuk jenjang-jenjang pendidikan rendah, keberhasilan siswa masih amat tergantung dan lebih merupakan tanggung jawab guru dan sekolah.
Siswa dapat saja tidak dinaikkan kelas karena alasan-alasan yang amat khusus, umumnya terkait dengan persoalan sikap, misal banyak melanggar kedisiplinan dan aturan sekolah sering tidak masuk sekolah ditambah kurangnya perhatian orang tua, atau karena alasan-alasan lain yang dapat diterima. Namun, sebelumnya sudah harus dilakukan peringatan dan diambil tindakan-tindakan seperlunya. Keputusan untuk tak menaikkan kelas harus mendapatkan approval dari seluruh guru.
FREQUENTLY ASKED QUESTION (FAQ) TENTANG KURIKULUM SMP LIK DAN PENERAPANNYA
12. Tentang Nilai Penting Membaca dan Menulis
Perlu penekanan khusus pada peningkatan kemampuan membaca dan menulis siswa. Karena, kegiatan membaca dan menulis sudah disepakati amat sentral dalam menentukan kesuksesan, sekaligus menunjang pencapaian kesejahteraan dan kebahagiaan hidup. Membaca bukan saja menambah ilmu dan wawasan yang makin krusial dalam lingkungan yang berubah secara amat cepat melainkan juga dapat meningkatkan daya tahan (resilience. Adversity Quotient), sekaligus juga memiliki unsur eksistensial dan terapeutik. Menulis adalah medium ekspresi dan komunikasi, serta memiliki juga unsur terapeutik. (Dalam hubungannya dengan kegiatan menulis ini, kegiatan membaca juga memiliki peran yang amat menentukan). Sepintar apapun dan seluas apa pun wawasan seseorang, kesemuanya itu tak akan banyak berguna jika tak terkomunukasikan.
13. Tentang Pengajaran Agama
Pengajaran agama di SMP Boarding Lazuardi Insan Kamil, selain dimaksudkan untuk memberikan keterampilan menjalankan ibadah, diarahkan terutama untuk menanamkan akhlak mulia kepada para siswanya. Karenanya, orientasinya lebih kepada ranah afektif (sikap) dan psikomotorik praktis), ketimbang kognitif.
Selain itu, pengajaran juga diarahkan kepada penghayatan agama yang bersifat terbuka dan progresif, yakni sejalan dengan kemajuan dan kebutuhan zaman, tanpa mengorbankan prinsip-prinsip dasar agama. Termasuk di dalamnya toleransi inter dan antaragama, yakni toleransi kepada berbagai kelompok di lingkungan persaudaraan Islam, maupun kepada masyarakat beragama lain.