Minggu, 27 Februari 2011

MENYOAL KEUNGGULAN SEKOLAH UNGGUL

Tak dapat dipungkiri setiap orang tua menginginkan anaknya menjadi manusia unggul. Animo masyarakat pun untuk mendaftarkan anaknya ke sekolah-sekolah “unggulan” cukup tinggi. Setiap tahun ajaran baru sekolah-sekolah “unggulan” dibanjiri calon siswa, karena adanya keyakinan bisa melahirkan manusia-manusia “unggul”. Benarkan sekolah-sekolah unggulan kita mampu melahirkan manusia-manusia unggul?

Sebutan sekolah unggulan itu sendiri sebenarnya kurang tepat. Kata “unggul” menyiratkan adanya superioritas dan “kesombongan” intelektual yang sengaja ditanamkan di lingkungan sekolah. Para siswa sekolah unggulan merasa lebih super dibanding siswa lain yang sekolah di sekolah tanpa label unggulan, demikian juga para orang tuanya yang merasa super karena anaknya sekolah di sekolah “unggulan , bahkan mungkin sebagian orang tua memaksakan kehendak memasukkan anaknya ke sekolah unggul semata-marta karena ingin menaikkan status dan gengsi sosial saja.

Semestinya sekolah unggulan di Indonesia tidak hanya mengukur sebagian kemampuan akademis. Dalam konsep yang sesungguhnya, sekolah unggul adalah sekolah yang secara terus menerus meningkatkan kinerja dan menggunakan sumberdaya yang dimilikinya secara optimal untuk menumbuh-kembangkan prestasi siswa secara menyeluruh. Berarti bukan hanya prestasi akademis saja yang ditumbuh-kembangkan, melainkan potensi psikis, fisik, etik, moral, religi, emosi, spirit, adversitas dan intelegensi.
Keunggulan dan ketidakunggulan sekolah sebenarnya terletak pada bagaimana cara sekolah merancang-bangun sekolah sebagai organisasi sehingga menciptakan iklim sekolah yang mempu membentuk keunggulan sekolah. Semua itu bermuara kepada kunci utama sekolah unggul adalah keunggulan dalam pelayanan kepada siswa dengan memberikan kesempatan untuk mengembangkan potensi dan menghargasi prestasi setiap siswa berdasar kondisinya masing-masing.

Karena itu, jangan pernah melihat keunggulan sekolah hanya dari ketatnya selesi masuk, sarana prasarana yang lengkap dan bayaran yang besar. Wajar saja bila bahan masukannya bagus, diproses di tempat yang baik dan dengan cara yang baik pula maka keluarannya otomatis bagus. Yang seharusnya disebut unggul adalah apabila masukan biasa-biasa saja atau kurang baik tetapi diproses ditempat yang baik dengan cara yang baik pula sehingga keluarannya bagus.

Sekolah unggul adalah sekolah yang tidak perlu melakukan pemisahan antara anak yang memiliki bakat keunggulan dengan anak yang tidak memiliki bakat keunggulan. Kelasnya dibuat se-heterogen mungkin sehingga anak yang memiliki bakat keunggulan bisa bergaul dan bersosialisasi dengan semua orang dari tingkatan dan latar berlakang yang beraneka ragam. Pelaksanaan pembelajaran harus menyatu dengan kelas biasa, hanya saja siswa yang memiliki bakat keunggulan tertentu disalurkan dan dikembangkan bersama-sama dengan anak yang memiliki bakat keunggulan serupa. Jika anak yang biasa diberi bobot 5 maka anak yang memiliki bakat keunggulan dan minat lebih diberi bobot materi 8. Mereka tetap masuk dalam kelas reguler namun diberi pengayaan pelajaran yang lebih banyak.

Keunggulan sekolah “unggulan” seharusnya tidak hanya didasarkan pada kemampuan intelegensi dalam lingkup sempit yang berupa kemampuan logika-matematika yang diwujudkan dalam test IQ seperti dianut sekolah-sekolah “unggulan” itu. Keunggulan seseorang dapat dijaring melalui berbagai keberbakatan atau kecerdasan majmuk (multiple intelligence) seperti yang sekarang sedang dikembangkan di SMP Boarding Lazuardi Insan Kamil.

Menurut Munif Chatib, Pakar Multiple Intelligence, penulis buku besseler SEKOLAHNYA MANUSIA yang kini menjadi konsutan pendidikan SMP Boarding Lazuardi Insan Kamil Sukabumi, sekolah unggul adalah sekolah yang unggul dalam proses bukan dalam input. Yang betul adalah the best proces bukan the best input. Demikian itu disimpulkan dari paradigma kuat bahwa sekolah seharusnya menjadi agent of change.

Menurut beliau, ciri-ciri sekolah yang menganut ”BEST PROCESS” ini adalah sebagai berikut: pertama, sekolah ini tidak menerapkan tes masuk pada siswa barunya. Biasanya sekolah ini menggunakan sebuah perangkat riset untuk mengetahuai kondisi kemampuan siswa yang masuk ke sekolah tersebut. Perangkat ini dikenal dengan Multiple Intelligence Research (MIR) yang mampu mengetahui banyak dimensi kondisi kemampuan dan kekurangan siswa terutama tentang bagaimana gaya belajar siswa.
Kedua, sekolah dan guru pada sekolah ini akan mendapatkan sebuah kenyataan tentang kemampuan akademik dan moral siswa-siswa barunya sangat beragam. Sehingga hal ini merupakan tantangan bagi guru untuk mengubah menjadi ke arah positif. Akhirnya guru-guru di sekolah ini dituntut menjadi ”agen perubah” . Mengubah kondisi akademik dan moral siswa yang negatif menjadi positif.

Menurut Tom J. Parkins –yang dikutif oleh Munif Chatib-, inilah sekolah yang sebenarnya, sekolah yang menerima segala kondisi siswanya. Kemudian kondisi itu dipelajari dan diteliti, lalu dengan data tersebut, para guru mencoba mengembangkan kemampuan siswa-siswanya dengan cara yang berbeda-beda. Sekolah unggul adalah sekolah yang menitikberatkan pada kualitas proses pembelajaran, dan ini ada pada pundak guru, bukan pada kualitas input siswanya.

Guru-guru pada sekolah ini biasanya kreatif, sebab meyakini bahwa gaya mengajar guru tersebut harus disesuaikan dengan gaya belajar siswanya. Tuntutan mengajar dengan pola demikian hanya dapat dilakukan oleh guru-guru yang handal, punya dedikasi dan kompetensi mengajar yang baik. Dengan demikian sekolah yang menerapkan konsep ini, biasanya jadwal pelatihan guru sangat padat. Guru benar-benar diharapkan profesional dan menjadi agen perubah. “jika ingin tahu sekolah itu unggulan atau tidak, maka lihatlah jadwal pembekalan dan pelatihan yang diberikan kepada guru-gurunya. Jika guru-gurunya banyak mendapatkan pelatiah berarti sekolah tersebut masuk kategori unggul”, jawab Pak Munif saat ditanya penulis “apa kriteria sekolah unggul menurut Pak Munif?”. Wassalam (Hasan Mawardi)

Sabtu, 26 Februari 2011

“BEST PROCESS” – INDIKATOR SEKOLAH UNGGUL

Munif Chatib

Seorang kawan, Tom J. Parkins, yang akan menamatkan program doktoral di Harvard University meminta bantuan penulis untuk meneliti indikator-indikator sekolah unggul yang ada di Indonesia. Tentu saja penulis dibekali beberapa alat-alat riset, baik yang berupa questioner baku maupun yang harus “disesuaikan” dengan kondisi di Indonesia. Setelah bekerja sama selama 3 bulan, Tom J. Parkins memberikan kesimpulan yang luar biasa!

Indikator sebuah sekolah dapat dilihat dari tiga komponen, yaitu INPUT, PROSES, dan OUTPUT.

Pada komponen INPUT, adalah dititikberatkan pada bagaimana sekolah tersebut menerima siswa baru. Ada dua konsep yang berbeda dalam cara sekolah menerima siswa barunya, yaitu:

1. Sekolah dengan konsep ”BEST INPUT”

Sekolah yang menganut konsep ”BEST INPUT”, yaitu bahwa siswa-siswa unggul yang diharapkan masuk dan mendaftar di sekolah tersebut dengan cara harus melewati beberapa tes formal dan kognitif. Sekolah tersebut meyakini bahwa keunggulan sekolahnya berdasarkan keunggulan akademik siswa-siswa baru yang lulus tes masuk. Artinya sekolah unggul adalah sekolah yang inputnya unggul.

Ciri-ciri sekolah yang menganut konsep ”BEST INPUT” adalah sebagai berikut:

· Menerapkan tes masuk kepada siswa-siswa yang akan mendaftar ke sekolah tersebut. Tes masuk ini bahkan menilai kemampuan akademik siswa dan moral siswa. Diharapkan siswa yang diterima adalah siswa-siswa yang mempunyai nilai akademik positif (baca: pandai) dan moral positif (baca: baik, tidak nakal).

· Apabila jumlah siswa yang mendaftar melebihi jumlah kapasitas sekolah, maka siswa yang berhasil diterima adalah hasil sortir dari nilai tes masuk yang tertinggi sampai sebatas jumlah kapasitas yang tersedia. Sedangkan siswa-siswa yang nilainya tidak masuk atau lebih dari kapasitas sekolah tersebut maka dianggap tidak berhasil diterima di sekolah tersebut.

· Biasanya sekolah tersebut tidak lagi menganggap perlu tahap proses pembelajaran. Terutama para guru sudah merasa cukup mengajar biasa-biasa saja sebab kebanyakan siswanya pandai-pandai.

· Biasanya sekolah tersebut mempunyai guru-guru yang cara mengajarnya konservatif dan tidak kreatif.

· Keberhasilan sekolah tersebut pada output lebih disebabkan keunggulan dan minat siswa dan keluarganya untuk dapat berhasil lulus. Sedangkan peranan guru dalam keberhasilan siswanya relatif kecil.

Kritik untuk sekolah ”BEST INPUT”:

· Menurut Tom J. Parkins, hampir 99% sekolah di Indonesia dalam model penerimaan siswa barunya menganut ”BEST INPUT”. Hal ini berlaku juga pada sekolah yang dikatakan unggul atau favorit. Hanya beberapa sekolah unggul saja di Indonesia yang sudah meninggalkan konsep ini.

· Sekolah ”BEST INPUT” mengkerdilkan fungsi sekolah sebenarnya. Menurut Tom, sekolah pada hakekatnya adalah wadah untuk untuk mengubah siswa-siswa yang belajar di dalamnya untuk dapat berhasil. Jadi sekolah dan guru adalah sebagai ”agen perubah” siswa-siswanya. Sekolah dan guru harus mampu mengubah siswa-siswa yang mempunyai kemampuan akademik dan moral negatif menjadi siswa-siswa yang mempunyai kemampuan akademik dan moral positif. Jadi dapat dikatakan naif sekali apabila sekolah malah tidak menginginkan siswa-siswa yang mempunyai kelemahan yang daftar dan masuk ke sekolah tersebut. Sekolah seperti itu berarti sekolah yang tidak melakukan fungsinya sebagai ”agen perubah”.

· Kualitas Tes Masuk pada sekolah BEST INPUT juga perlu dievaluasi. Artinya sangat tidak manusiawi. Menilai kemampuan siswa dengan besarnya angka-angka kognitif pada kualitas pengetahuan yang rendah sangat tidak adil. Penulis pernah menginterview seorang kepala sekolah sebuah SD di Surabaya tentang tes masuk penerimaan siswa baru. Kepala sekolah tersebut mengatakan bahwa di sekolahnya siswa yang dapat diterima di sekolahnya adalah yang mempunyai nilai 75 ke atas. Sedangkan nilai 74 ke bawah tidak diterima. Ketika penulis menanyakan kepada kepala sekolah tersebut tentang sebenarnya apa bedanya nilai 75 dan 74, hanya terpaut 1 digit saja, namun punya dampak yang berbeda. Seseorang tidak dapat masuk sekolah yang diinginkannya hanya karena kurang 1 digit. Tentu saja kepala sekolah tersebut tidak mampu menjawabnya.

· Kualitas guru pada sekolah yang menganut konsep ini, biasanya juga rendah atau biasa-biasa saja. Tidak ada yang istimewa pada mutu guru. Bahkan menurut penelitian penulis pada sekolah yang favorit di Surabaya, beberapa guru bahkan dianggap ”gagap teknologi” (baca: gaptek) oleh siswa-siswanya dalam hal teknologi internet. Guru merasa tidak harus berusaha sekuat mungkin untuk mengubah siswanya menjadi pandai dan mengerti banyak ilmu pengetahuan, sebab kebanyakan siswanya sudah pandai. Apalagi biasanya siswa sudah kursus banyak bidang studi di luar sekolah.

2. Sekolah dengan konsep ”BEST PROCESS”

Sekolah yang menganut konsep bahwa sekolah unggul tidak menitikberatkan pada kualitas akademik siswa-siswa baru yang masuk ke sekolah tersebut. Sekolah model ini dengan suka cita menerima semua siswa dalam kondisi apapun.

Ciri-ciri sekolah yang menganut ”BEST PROCESS” ini adalah sebagai berikut:

* Sekolah ini tidak menerapkan tes masuk pada siswa barunya. Biasanya sekolah ini menggunakan sebuah perangkat riset untuk mengetahuai kondisi kemampuan siswa yang masuk ke sekolah tersebut. Perangkat ini dikenal dengan Multiple Intelligence Research (MIR) yang mampu mengetahui banyak dimensi kondisi kemampuan dan kekurangan siswa terutama tentang bagaimana gaya belajar siswa.
* Sekolah dan guru pada sekolah ini akan mendapatkan sebuah kenyataan tentang kemampuan akademik dan moral siswa-siswa barunya sangat beragam. Sehingga hal ini merupakan tantangan bagi guru untuk mengubah menjadi ke arah positif. Akhirnya guru-guru di sekolah ini dituntut menjadi ”agen perubah” . Mengubah kondisi akademik dan moral siswa yang negatif menjadi positif.
* Menurut Tom J. Parkins, inilah sekolah yang sebenarnya, sekolah yang menerima segala kondisi siswanya. Kemudian kondisi itu dipelajari dan diteliti, lalu dengan data tersebut, para guru mencoba mengembangkan kemampuan siswa-siswanya dengan cara yang berbeda-beda. Sekolah unggul adalah sekolah yang menitik beratkan pada kualitas proses pembelajaran, dan ini ada pada pundak guru, bukan pada kualitas input siswanya.
* Guru-guru pada sekolah ini biasanya kreatif, sebab meyakini bahwa gaya mengajar guru tersebut harus disesuaikan dengan gaya belajar siswanya. Tuntutan mengajar dengan pola demikian hanya dapat dilakukan oleh guru-guru yang handal, punya dedikasi dan kompetensi mengajar yang baik. Dengan demikian sekolah yang menerapkan konsep ini, biasanya jadwal pelatihan guru sangat padat. Guru benar-benar diharapkan profesional dan menjadi agen perubah.

Siswa SMP LIK mengadakan lomba melukis

Info LIK –setelah pagi hari berjalan-jalan ke pacuan kuda dan berenang di kolam renang Hotel Sukabumi Indah, paras siswa SMP boarding Lazuardi Insan Kamil mendapatkan kehormatan dengan kedatangan Bapak Hanung Sukendro, pelukis profesiomal terkenal Indonesia.

Turut hadir dalam acara ini ayah dan ibunda Alif Panduwibowo yang mendapingi acara hingga akhir. Sejatinya hari Sabtu kemarin adalah jadwal ayahanda Alif mengisi program PARENT TEACHING dengan tema lingkungan hidup, sesuai atar belakang pekerjaan beliau, namun beliau berikan kesempatan kepada bapak Hanung –yang ternyata kakak kandung beliau- setelah sebelumnya mengisi tentang krisis lingkungan selama beberapa menit.

Pihak sekolah pun tidak menyia-nyiakan kedatangan beliau, beliau diminta untuk berbagai pengaalamannya kepada para siswa. Alhamdulillah beliau menyambutnya dan yang paling alhamdulillah lagi adalah sambutan para siswa LIK saat ditawarkan kesempatan belajar melukis dengan beliau. Saya selaku kepala sekolah dan guru juga turut serta mendampingi para siswa.
Pak Hanung mengawali kelasnya dengan perkenalan, tanya jawab, menjelaskan jenis-jenis dan teknis melukis dan dilanjutkan dengan melukis kuda di atas kanpas.

Saya menyampaikan rasa bangganya atas dukungan para orang tua ikut mensukseskan program Partent Teaching ini yang ternyata sangat positif bagi para siswa. Mereka dapat belajar berabagai ilmu pengetahuan dari lintas disiplin seseuai dengan beragamnya latar belakang para orang tua mereka. kiranya saya berharap program ini akan terus berlanjut dan semoga pula akan menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain.

Acara diakhiri dengan lomba melukis antar siswa. Para siswa diberi selembar kertas gambar yang telah dibummuhi garis panjang, persegi tiga, persegi empat, lingkaran, dan lain sebagainya. Selanjtnya setiap siswa diminta membuat sebuah lukisan dengan star awal dari garis-garis tersebut. Masyaallah Pak Hanum amat terkejut karena dalam waktu kurang dari dua puluh menit para siswa sudah menyelesaikannya dengan hasil lukisan yang luar biasa unik. Pak Hanum pun langsung mengumumkan lukisan delapan siswa terbaik; Reza Ahmed, Diki, M. Sahal, Robbi Kurniawan, Farhan Ainu, Alif , Ian dan Irvan. Wassalam.

Jumat, 25 Februari 2011

Ahmad Ja’far, Aku Ingin Jadi Pemain Basket Internasional

By Munif Chatib

Ketika pertama kali melihatnya, saya tersenyum dan Ja’farpun tersenyum. Ya dia murah senyum. Badannya kecil, mungkin paling kecil di antara EAGLE SQUAD SMP LIK SUKABUMI. Tapi Ja’far sangat gesit.
“Pak Munif, Sekolah di sini nyaman ya. Terus pelajarannya itu lho kog gampang-gampang ya he he he he..,” jawab Ja’far ketika saya tanya satu semester di SMP LIK SUKABUMI.
“Aku dulu ini suka berantem lho, padahal itu tinggal sama orangtua, herannya sekarang tinggal di pondokan, kumpul dengan teman-teman yang luar biasa, aku jadi jarang berantem. Dan yang paling membuatku kaget, aku dulu gak pernah mencuci piring sehabis makan. Di sekolah ini aku harus mencuci piring. Awalnya aku tidak mau, namun sekarang aku tahu, hal itu dilakukan agar aku mandiri. Alhamdulillah aku lebih mandiri sekarang.”
“Apalagi guru-gurunya enak diajak ngomong, seperti sahabat. Aku dan teman-teman kalau ingin nakal jadi sungkan rasanya. Aku dapat tugas kelompok yang hebat, yaitu GOTONG ROYONG MEMBUANG SAMPAH. Dan tugas individuku adalah MENGINGATKAN TEMAN AGAR LEBIH BAIK. Kayak ustad gitu he .. he .. he ...”
Ketika saya tanya, harapan atau keinginan apa yang Ja’far tulis di botol impian. Ja’far menjawab:
“Aku tulis ingin menjadi pemain basket internasional, tau gak biar badanku ini tinggi he he he.”
Ayo kejar impianmu Ja’far ... doaku dan doa kedua orangtuamu selalu menyelimuti setiap tarikan nafasmu.
SMP LIK Salabintana Sukabumi menerima pendaftaran, Alamat Sekolah:Jl. Salabintana Km. 6 Kp. Nyangkokot Rt. 01/03 Ds. Karawang Kec. Sukabumi, Sukabumi 43151. Telp (0266) 6248274 atauHasan Mawardi : 0817109392 Fadhil : 0266 6248274
blog; http://www.lazuardiinsankamil.blogspot.com/web: www.sekolah-unggul.com

Smp Lazuardi Insan Kamil; biasa disama AJ (ahmad Ja`far).siswaku yang satu ini sangat keukeuh dengan cita-citanya, "kan biar tambah tinggi sir, jawabnya kalau ditanya kenapa hobi banget basket. kekhasannya adalah selalu tersenyum, berani dan suka tawar2an dengan guru; "kan qabliyyah itu sunnah sir boleh dikerjakan boleh tidak..." bantahnya krn tidak mau shalat qabliyyah. al-hasil siswa yg satu ini sangat tidak bisa diam
Smp Lazuardi Insan Kamil untuk AJ dan juga siswa-siswaku yang lain semoga citat2mu tercapai dan semoga guru2 bisa mengantarkan kalian sampai pada cita-cita tsb. aamiiin
Norofikah Icha Amin...salam sukses untuk Ja'far!

Marwan Fadhil
satu hal yang membuat aku kagum sama dia.. dulu sebelum masuk ke LIk, dia mendapatkan musibah kakinya patah dan hampir 1 bulan dia tidak bisa berjalan dan harus di bantu dg tongkat. bahkan ketika sudah di LIk-pun dia masih harus ndibantu d...g tongkat, namun alhamdulillah dg sering sekarang dia sudah bisa berlari dg kencang. saya punya spesial moment bersama dia, yaitu pada saat belajar fiqih kemaren, ketika saya membuat simulasi khutbah jum'at dg PDnya dia mengacungkan tangan " saya Mr jadi Khatibnya..." setelah beres saya tanya. "...gimna perasaanya.." dia menjawab " kalo jum'atn nanti saya siap jadi Khatib" heeee... begitulah AJ.. anaknya pede dan kekeh sekarang dia sudah mulai mandiri.. ayo kita terbang AJ-ku... pasukannku..See More

Fathima Huriyya
Saya sebagai mamanya menangis campur bahagia membaca tulisan p munif ini. Teringat ketika awal kami berniat menyekolahkan ja'far di SMP LIK, kami banyak mendapat protes dan keluarga dan lingkungan sekitar. Kata mereka anak masih SMP kok dis...ekolahkan jauh2, krn kebetulan saya tinggal di sby, tetapi kami keukeuh karena kami berpikir utk kebaikan ja'far dan alhamdulillah banyak perubahan ja'far ke arah yg lebih baik. Dan ketika liburan semester kemaren, keluarga yg awalnya protes malah akhirnya memuji keputusan kami menyekolahkan ja'far di SMP LIK.
Ada moment ketika saya mengantarkan ja'far kembali ke sukabumi sehabis liburan semester kemaren, ini pertama kalinya saya bisa ke sukabumi. Selama perjalanan di mobil bersama seluruh keluarga dia tidur di pangkuan saya sambil tangannya memeluk pinggan saya. Saya melihat matanya berkaca2, krn memang saat2 sehabis libur panjang menjadi moment yg susah untuk kembali lagi ke skolah dan berpisah dgn keluarga. Pada saat itu sambil menyembunyikan matanya yg berkaca2 dia bicara, "ma, nanti ja'far kalau kuliah mau di luar negri ya", saya dengan menahan air mata menjawa ya nak insya Allah, tapi ja'far harus sukses dan belajar yg rajin di SMP LIK dan insya Allah di SMA nya juga. Dengan mantap dia menganggukan kepala. Dan hr ini saya membaca kisah dr p munif dan dr teman2 guru insya Allah saya bertambah yakin ja'far bisa menjadi org yg sukses di sekolah ini karena dipegang langsung oleh guru2 yg kompeten.
Terima kasih p munif telah menumbuhkan semangat anak2 kami menjadi lebih punya mimpi.
Terima kasih untuk guru2 LIK telah sabar mendidik anak2 kami agar menjadi pribadi yg sukses dunia dan akheratnya. Mohon maaf saya belum sempat mengucapkan terima kasih secara langsung karena jarak dan tanggung jawab yg harus saya laksanakan di sby.
Terima kasih ja'far anakku sudah berusaha menjadi anak yg sukses mandiri dan berani, doa mama dan ayah selalu menyertaimu nak semoga kamu menjadi anak yg sukses dunia akherat dan punya manfaat utk ummat... AmienSee More

Kamil Smile
Terharuuuuu Hikz Hikz Hikz.....

Hidup Ja'far,
Hidup SMP LIK,
Hidup Pak Munif,
...Hidup Sekolah ManusiaSee More

Raguan Rahmawati ‎@kak hur: wati baca tulisan kak hur lebih nangis lg.....sekarang saatnya menanam dan bersabar menunggu masa panen kelak...insyaallah allah memandang dengan pandangan rahmat pada usaha kak hur dan iwan....amiinn

Jihan Alatas huuaaaww....aq mewek kak,mrebes mili...(sambil bayangin karim disana)

Smp Lazuardi Insan Kamil; untuk Ibu Fathimah Hurriyah, Bunda AJ. doeloe sewaktu saya minta mondok d Bangil, mamah nangis sejadi2nya, maklum saya anak laki2 tunggal, nanti saja kalau sudah lulus SMPeeeeee huk huk huk , ya...kheir nanti setelah lulus SMP baru ke sana. tiga thn waktu berjalan dan saya pun lulus SMP, saya minta kembali tuk melanjutkan ke Bangi, walllaaah tuh yang namanya mamah berusaha bagaimana supaya tidak jadi di Bangil, yg deket2 aja di Sukabumi -kebetulan saja asli Sukabumi-, Cianjur atau Bandung. Aba pun maraaaah...mau kapan lagi kalau bukan sekarang. saya pun pergi dihantar linangan air mata mamah. setelah di sana hampir jarang tuh ingat rumah kecuali...... pas kehabisan duit he..he...he.., konon mamah tidak bisa makan sampai tiga bulan, sampai jatuh sakit saya pun tidak dikasih tahu. Aba bilang -boong sih-, mama sehat2 aja malah sekarang senang kamu betah di pondok.

Smp Lazuardi Insan Kamil; jika dulu setiap semesteran dan liburan puasa saya dari Suarabaya pulang ke Sukabumi, sekarang giliran AJ yang pulang dari Sukabumi ke Surabaya. kokk tukeran sih Jee?

Anshor, sang disainer kehutanan Indonesia

by Munif Chatib Full on Thursday, February 24, 2011 at 5:39am

Nama lengkapnya Mohammad Anshor, anaknya hitam manis dan lincah. Sangat nyaman ngobrol dengan Anshor. Anshor selalu bilang kepada banyak orang suasana nyaman yang dia alami di SMP LIK SUKABUMI.
“Aku merasa nyaman gitu, mulai bangun pagi sampai tidur lagi rasanya semangat untuk belajar itu terus menyala-nyala. Di sekolah ini aku benar-benar merasakan team work yang kuat. Bayangkan kami di SMP LIK punya nama lho EAGLE SQUAD. Kami punya kaosnya lho!”

Ketika saya tanya apa saja yang sudah di dapat di SMP LIKdalam satu semester ini.
“Di SMP LIK ini aku dapat apa sih sebenarnya disiplin itu. ternyata disiplin itu penting sekali buat anak seumuran kita. Jujur di sekolah ini aku merasakan manfaat TEAM WORK. Kami ini jauh dari orangtua lho. Tiba-tiba di sekolah ini aku suka menolong teman dan guru yang membutuhkan pertolongan, sekecil apapun. Perasaan ini belum pernah terjadi sebelumnya. Aku benar-benar belajar makna sahabat di sekolah ini,” jawaban panjang Anshor.

“Terus, prestasi Anshor?” tanya saya
“Aku belum pernah melangar peraturan sekolah, hebat ya Pak Munif,” jawabnya sambil tersenyum.
“Lalu apa yang kamu tulis dalam botol impianmu 10 atau 11 tahun mendatang?”
“Aku ingin menguasai semua pelajaran dan semoga semua impian teman-teman saya, khususnya aku sendiri semoga tercapai, aku ingin bisa menggambar lebih baik lagi dan belajar IPA yang sungguh-sunggu supaya bisa menjadi insinyur kehutanan dan arsitek/designer terhebat di dunia, aminn!”
Ya Anshor, semoga apa yang kau tulis oleh Allah dikabulkan. Betapa banyak hutan Indonesia yang rusak. Semoga Anshor pada masanya akan menjadi pembaharu. Kembali menghidupkan hutan yang rusak di negeri katulistiwa ini. Ayah bunda Anshor jangan berhenti mendoakan kami.

SMP LIK Salabintana Sukabumi menerima pendaftaran:
Alamat Sekolah: Jl. Salabintana Km. 6 Kp. Nyangkokot Rt. 01/03 Ds. Karawang Kec. Sukabumi, Sukabumi 43151. Telp (0266) 6248274 atau Hasan Mawardi : 0817109392
Fadhil : 0266 6248274 blog; http://www.lazuardiinsankamil.blogspot.com/
web: www.sekolah-unggul.com


LikeUnlike • • Share
Muhammad Zainuddin Sattar bagitu banyak sekolah-sekolah yg pernah saya masuki, dan begitu sangat menyedihkan ketika melihat sekolah-sekolah itu tidak seperti layaknya sekolah Manusia!
Arifah Handayani
Senangnya ketemu anak muda yang sudah punya mimpi...

Nettaku pengen sekolah jadi Chef.. Lama2 dia bilang mau mastery banyak bahasa.. Biar bisa bicara dg dunia.. Terakhir pengen sekolah yg banyak kunjungan ke tempat wisata..

Semoga anak2 kita ...bisa belajar dan mengerjakan sesuatu yg dicintainya hingga dia kelak segera menghasilkan masterpiece hidup dengan bahagia..

Amiin..See More {Yesterday at 6:12am • LikeUnlike • 3 peopleLoading...

Munif Chatib Full ‎@Zainudin: Nah harus semangat menyebarkan sekolahnya manusia
@Arifah: terima kasih dan mohon terus dukungannya. yg jelas katanya MIMPI ITU TAK TERIKAT WAKTU
Yesterday at 7:14am • LikeUnlike • 1 personMasyhuroh Ainil Millah likes this.

Arifah Handayani
Insya Allah, maju terus Pak.. I'll be two step behind you (kata lagu)..

Mimpi itu sejatinya bukan bunga tidur.. Tapi bunga kehidupan.. Hanya orang2 yang ingin hidupnya indah rajin menyemai mimpi.. Dan pada gilirannya kan menuai hasilnya..

I'm... an accute dreamer.. I'll do whatever it takes to make the dreams come true..See More
Yesterday at 9:47am • LikeUnlike • 2 peopleMunif Chatib Full and Wantu Trisnawati like this.
Smp Lazuardi Insan Kamil satu diantara sekian banyak kelebihan Anshor adalah kemampuannya memecahkan masalah, ia punya problem solving sendiri. setahu saya ia hampir tidak pernah mengeluh, saat ada yg iseng ngatai "anshooor item..Anshor iteeeem..."kok g` marah, tanya saya. ah biarin aja sir ntar juga bosan sendiri lagian kan saya emang item, kalo kalah dipelayajaran baru saya gelisah dan tersinggung. temen2 baik kok kalau pun bercanda menurut saya masih wajar2aja
Yesterday at 10:20am • LikeUnlike • 3 peopleMunif Chatib Full and 2 others like this.

Marwan Fadhil
ketika pertama kali anshor datang mendaftar ke LIk, dia sangat pemalu sekali, jangankan ngobrol ditanya saja dia ngumpet dipunggung ayahnya, dia sangat pemalu.. Anshor adalh siswa yg ulet sekali, sudah 2 kali dia mendapatkan penghargaan seb...agai student of the week, yg pertama sebagai the best of discipline, dan yg kedua sebagai the best of managed student.. ada pengalaman menarik, ketika ada acara buka bersama dg seluruh orang tua dan tamu undangan, saya tantang dia untuk khutbah b.arab. dg wajahnya yg kaget dia menjawab "TIDAK MUNGKIN MR, SAYA MALU" kita pantik terus untuk berani dan ketika latihan di kebun, saya bilang
" Shor, bayangkan bahwa pohon, rumput, daun2 adalah audience yg akan menyaksikanm, lantangkan suarmu jangn malu dan ditahan.." dan alhamdulillah pada saat buka bersama dia bisa khutbah b,arab dg sangat lancar dan mendapat aplause yg luar biasa..
Anshor-ku ayooo maju dan gapai impianmu..
SAVE OUR WORLD...See More
Yesterday at 7:32pm • LikeUnlike • 2 peopleMunif Chatib Full and Marzuki Machmud like this.

Eri Ruswandi BRAVO EAGLE SQUAD... Semoga apa yang dicita-citakan anshor terkabul, aamiin...17 hours ago • LikeUnlike • 1 personLoading...

Marzuki Machmud Semoga bermunculan Anshor Anshor yang lain.
Riesca Dian Amieeeeeeeeeeen........................................

Senin, 21 Februari 2011

BOTOL IMPIAN DI SMP LAZUARDI INSAN KAMIL SUKABUMI

By Munif Chatib


Untuk kesekian kalinya saya berjumpa dengan ‘EAGLE SQUAD’, siswa-siswa yang luar biasa dahsyat di SMP LAZUARDI INSAN KAMIL SUKABUMI. Seperti biasanya mereka sangat antusias menunggu materi pelajaran dari saya. Terdengar bisik-bisik dari mereka, “Hari ini kita dapat apa lagi dari Pak Munif ya”. Saya hanya tersenyum mendengarnya.

Saya mulai beraksi. Saya minta Ja’far dan Miqdad untuk berdiri ke masing-masing sudut aula. Lalu saya saya minta Ali Zainal Abidin, Ian, Robi, Reza untuk berdiri di tengah mereka dan bersiap-siap melakukan instruksi yang sebentar lagi akan saya berikan.

“Buat Ali, dengan gerakan ‘slow motion’ cepat berlari ke arah Ja’far.’ Ali dengan lucunya berlari pelan ke Ja’far.

“Untuk Ian, cepat berlari menuju Miqdad”. Dengan senyuman khas Ian berlari ke Miqdad. Setelah mereke berdua sampai ke tujuan, saya minta semua siswa bertepuk tangan. Aula itu riuh. Namun ada yang interupsi. “Pak Munif ini maksudnya apa?” Saya meminta mereka bersabar.

“Sekarang Robi, silahkan lari ke arah Miqdad.” Nah yang ini agak lain. Ketika Robi berlari pelan menuju Miqdad, saya minta Farhan untuk menghalangi Robi. “Ayo Farhan, halangi si Robi sedapat mungkin jangan sampai ke Miqdad.

“Reza, let’s run to Ja’far. Noval, cepat halangi Reza untuk mencapai tujuannya,” perintah saya. Maka aula itu mulai ramai. Siswa yang lain saling bersorak memberikan dukungannya. Ada yang memberi dukungan untuk si penghalang ada yang mendukung si pelari. Apalagi semua gerakan mereka ‘slow motion’ jadi lucu kelihatannya. Akhirnya Robi berhasil mencapai Miqdad. Namun Reza gagal sampai ke Ja’far. Hanya setengah jalan. Noval yang berbadan lebih besar dari Reza mendekapnya erat. Lalu puncaknya saya minta si syarif untuk berdiri siap menerima intruksi.

“Syarif, cepat lari!” perintah saya. Syarif bingung. “Ayo jangan bengong, cepat lari!”

“Lari kemana Pak Munif?” Syarif hanya berdiri di tempat.

“Ya terserah, hitungan ketiga, cepat lari, satu, dua dan tiga!”

Syarif berlari dengan bingung, berputar-putar menuju Miqdad atau Ja’far.

Dengan simulasi adegan di atas, saya meminta siswa mengambil hikmahnya. Apa bedanya instruksi pertama, kedua dan ketiga. Dengan antusias Ali Reza berkomentar. “Instruksi pertama adalah instruksi yang jelas. Tapi instruksi ketiga, tidak jelas harus lari kemana.” Hebat bener sang pemikir ini. Saya minta mereka berkumpul melingkari saya.

“Instruksi pertama, sebenarnya yang jadi poin penting adalah TUJUAN. Ya ada tujuan atau target terlebih dahulu. Target itu adalah Ja’far dan Miqdad. Dua orang pelari pada instruksi pertama dengan lancar dapat berlari menuju TUJUAN. Namun pada instruksi kedua, ada HAMBATAN yang muncul untuk meraih TUJUAN. Lihatlah ada yang berhasil mengatasi HAMBATAN dan ada yang GAGAL. Sedangkan instruksi ketiga, saya sengaja memberikannya TANPA TUJUAN. Lihatlah apa yang terjadi pada Syarif, dia kebingungan mau lari kemana. Bahayanya kita ini kalau tidak mempunyai TUJUAN. Adik-adik sekolah ini adalah KENDARAAN adik-adik untuk berlari. Namun pertanyaannya apakah adik-adik mempunyai tujuan? Mempunyai cita-cita?

“Jujur pak Munif, saya masih bingung TUJUAN saya nanti mau jadi apa?” aku Robi.

“Saya yakin di kelas ini, masih banyak yang bingung bagaimana cara untuk menentukan TUJUAN-nya atau cita-citanya. Mau saya bantu menentukan TUJUAN?”

“Mauuuuuuu,” teriak semua siswa antusias.

Saya minta mereka untuk lebih mendekat. Saya membagikan kertas kecil kepada semua siswa. Cara menentukan TUJUAN itu mudah. Pertama, kita harus berani BERMIMPI. Ayo pejamkan mata, anggap kita sedang bermimpi. Apa mimpi itu? Mimpilah untuk menjadi seseorang yang berguna buat banyak orang. Mimpilah untuk mempunyai PROFESI yang sering diharapkan, Cuma kita takut profesi itu tidak akan terwujud. Hari ini buang jauh-jauh ketakutan itu. Ayo bermimpilah untuk menjadi seseorang yang berguna buat banyak orang.

Semua siswa memejamkan mata, lalu dari wajah-wajah mereka mulai satu persatu tersenyum. Saya yakin mereka sudah ‘dapatkan impiannya’. SMP 3 tahun, SMA 3 tahun, kuliah 4 tahun. Total 10 tahun lagi impian itu dapat dibuktikan berhasil atau tidak.

“Okey, sekarang tuliskan impian itu di kertas dengan contoh sebagai berikut. Ali, dalam impianmu kamu ingin menjadi apa?” tanya saya.

“Pengusaha Pak Munif.”

“Kenapa?”

“Agar bisa membantu banyak orang yang hidup susah,” jawab Ali Zainal Abidin spontan.

Lalu saya minta Ali menulis di kertasnya sebagai berikut:



“Bismillahi rohmanir rohim.

Aku Ali Zainal Abidin, hari ini aku bermimpi ingin menjadi PENGUSAHA untuk membantu orang-orang yang kesusahan dalam mencari nafkah dalam kehidupannya. Ya Allah, kabulkan impianku. Singkirkan penghalang dan hambatan yang akan terjadi. Di sekolah inilah aku mulai berlari menuju impianku. Kabulkanlah Ya Allah. Betapa senangnya kedua orangtuaku, jika aku berhasil.

Ya Allah 10 tahun lagi aku harus menjadi PENGUSAHA.”


Sukabumi, 21 Januari 2011 sanpai 21 Januari 2021.

Tertanda Ali Zainal Abidin.


Dengan contoh surat di atas, semua siswa menuliskan mimpinya. Lalu saya tantang dengan pertanyaan. “Maukan kalian saya berikan senjata untuk mengatasi dan mengusir HAMBATAN yang akan muncul pada saat berjuang meraih cita-cita?”

“Mauuuuuuuu.” Eagle Squad berteriak lagi.

“Ada lima langkah. Pertama DIRI, aku harus BISA. Kedua, TEMAN, aku harus bekerja sama dengan TEMAN. Ketiga, GURU, harus menghormati GURU. Keempat, LINGKUNGAN, aku harus siap menaklukkan lingkunganku yang berubah-ubah. Kelima, MATERI, aku harus cinta akan belajar.”

Lalu saya meminta siswa siap melakukan GAMES MENEMBAK BURUNG, bagaimana mempertahankan 5 SOP itu, DIRI-TEMAN-GURU-LINGKUNGAN-MATERI. Walhasil mereka senang sekali memainkan games ini. Puncaknya, saya meminta semua surat tersebut digulung dan dimasukkan ke dalam botol plastik untuk di tanam di halaman sekolah.

“Ayo cepat masukkan surat impian itu ke dalam botol ini. Saya ingin 10 tahun lagi adik-adik datang ke sekolah ini, tepatnya tanggal 21 Januari 2021. Lalu kita bongkar kembali botol impian yang terkubur selama 10 tahun itu. Kita buka dan baca kembali. Apa kita menjadi seperti dalam surat itu. Mau kalian balik lagi ke sekolah ini 10 tahun lagi?”

“Mauuuuuuuuuuuuuu,,” Eagle Squad berteriak lantang lagi.

Ketika surat akan dimasukkan ke dalam botol, ada yang mengintrupsi.

“Lebih bagus, kalau Pak Munif juga memberi tanda tangan di surat kami, dan Pak Munif 10 tahun lagi juga hadir di sekolah ini. Kami semua mendoakan Pak Munif sehat.”

TErharu sekali mendengarnya dan saya langsung mmbubuhi tanda tangan surat-sruta impian itu satu persatu.



Botol impian itu bersama-sama kami tanam di halaman sekolah. Seorang siswa memimpin doa kepada Allah SWT, semoga botol impian itu terwujud. Saya hanya melihat mulai saat itu semua siswa punya TUJUAN dan mereka mulai BERLARI. Ya allah permudahkalah mereka dalam meraih cita-citanya. Bantulah mereka jika menemukan HAMBATAN. Guratkan takdir, mereka akan menjadi pimpinan sesuai dengan kehebatannya masing-masing. Amien.



Sukabumi, Januari 2011

SMP LIK Salabintana Sukabumi menerima pendaftaran:
Alamat Sekolah Jl. Salabintana Km. 6 Kp. Nyangkokot Rt. 01/03 Ds. Karawang Kec. Sukabumi, Sukabumi 43151 Telp (0266) 6248274 atau 0817109392 (Hasan Mawardi)

SMP LIK SUKABUMI, Sekolahnya Manusia

By Munif Chatib


Mendisain Boarding School bukanlah hal yang mudah. Butuh ekstra kerja keras. Seorang sahabat pernah mengatakan kepada saya keberhasilan Boarding School dari berbagai sudut adalah 1:50, artinya di antara 50 boarding school, hanya satu yang berhasil. Ketika mendapat mandat, saya langsung belajar dan cari informasi sebanyak-banyaknya kepada sahabat-sahabat yang menyelenggarakan boarding school, sampai ke luar jawa sekalipun.

Dan benar, memang tantangannya sangat besar. Namun semua sahabat tahu, saya adalah orang suka tantangan. Dalam sebuah meeting, saya memberanikan diri mengurai detail banyaknya kegagalan boarding school. Baik dari sisi manajemen keuangan, komitmen dan kompetensi guru dan juga perilaku siswanya. Sampai-sampai banyak orangtua yang takut menyekolahkan anaknya untuk bersekolah di ‘boarding school.

Dari analisa tersebut, SMP LAZUARDI INSAN KAMIL di SUKABUMI mencoba menerapkan prinsip-prinsip boarding school, yaitu:

1. Jenjang yang paling tepat untuk boarding school adalah SMP, sebab di jenjang SMP sudah lepas dari GOLDEN AGE (usia emas) yaitu o – 9 tahun. Dalam usia emas, interaksi orangtua dan keluarga kepada anaknya harus mempunyai porsi yang besar.
2. Sekolah pondokan, cenderung tertutup dari masyarakat. SMP LIK sebalikya. Siswa malah harus terjun ke masyarakat. Mempelajari kondisi sosial sesuai dengan tema di kelas. Melakukan riset tentang problem sosial dan bagaimana cara penyelesainnya.
3. Menomor satukan pendidikan agama dan akhlak. Pendidikan Akhlak dikemas tersendiri menjadi bidang studi Character Building. Penuh simulasi dan praktek.
4. Life skill dipopulerkan. Para siswa mulai dikenalkan ‘entrepreneur ship’. Bagaimana memanfaatkan sebuah usaha dan produk agar bernilai dan bermanfaat.
5. Healty Life dikenalkan. Kebiasaan hidup sehat, yang berkaitan dengan memilih makanan dan minuman yang sehat dan halal. Menolak rokok dengan alasan kesehatan, bukan keterpaksaan.

Memang kami, SMP LIK SUKABUMI baru satu tahun eksis dengan 23 siswa laki-laki yang kami namakan EAGLE SQUAD atau PASUKAN ELANG. Tahun ajaran 2011 ini, kami menerima 2 kelas atau 50 siswa laki-laki. Besar harapan saya, sahabat yang kebingungan mencari sekolahnya manusia pada jenjang SMP, SMP LIK ini dapat dijadikan alternatif.

Mohon dukungan dan kerjasamanya. Dan terima kasih kepada wali murid siswa SMP LIK angkatan pertama atas dukungannya yang total kepada semua elemen sekolah. Sampai jumpa di SEKOLAHNYA MANUSIA.

SMP LIK Salabintana Sukabumi menerima pendaftaran:
Alamat Sekolah Jl. Salabintana Km. 6 Kp. Nyangkokot Rt. 01/03 Ds. Karawang Kec. Sukabumi, Sukabumi 43151 Telp (0266) 6248274 atau Hasan Mawardi : 0817109392

Fadhil : 0266 6248274 blog; http://www.lazuardiinsankamil.blogspot.com/

web: www.sekolah-unggul.com

Maulid Nabi Saw di SMP LIK

Hari itu tepatnya tanggal 15 Pebruari 2011 bertempat di Aula SMP LIK, para siswa lazuardi Insan Kamil menggelar peringatan mauled Nabi Saw. Ada 5 pertunjukkan yang diberikan para siswa; marawish, pembacaan simtudh dhurar, pembacaan puisi, khutbah Bahasa Inggris, shalawatan dan sumbangan beberapa lagu religi dari para guru.

Acara dimulai jam 9.40 dan berakhir pada jam 12.10. diawali dengan pembukaan oleh MC (Wima berbahasa Indonesia, Abyan berbahasa Inggris, dan Tanzil berbahasa Arab), dilanjut dengan pembacaan al-Qur`an oleh Alfawaz dan diterjemahkan oleh Alief PW, lalu sambutan oleh kepala sekolah, disambung dengan marawis oleh tim, khutbah bahasa Inggris oleh Robbi Kurniawan, pembacaan Simtudh Dhurar dan shalawatan oleh kakak2 senior, sumbangan beberapa lagu oleh tim guru dan berlanjut ke acara ini “ceramah mauled” oleh Ust. Yan Malik dari Sukabumi.

Walhasil kendati penuh kesederhanaan dan –karena sangat sederhananya- kami tidak mengundang siapapun Alhamdulillah peringatan mauled berjalan lancar dan sangat seruuuuuuuu. Acara ini betul2 dari siswa oleh siswa dan untuk siswa.
Salut untuk para siswa SMP LIK, kalian luuuar biasa.

2. Isi Sambutan kepsek;
Di Bulan ini dimana kangjeng Nabi Saw dilahirkan (maulid an-Nabi) adalah bualan kelahiran agama universal yang menjadi rahmatan lil`alamin, bukan agama ancaman atau laknatan lil`alamin.
Bagi saya –yang suka merayakan maulid nabi-, bulan ini adalah saat tepat merenungkan kembali keteladan Rasulullah Saw, untuk mendidik diri agar lebih rahmat, penuh kelembutan dan berlimpah kasih sayang terhadap siapa saja. Bulan yang mengajarkan keshalihan sosial yang kekuatannya luar biasa.

Nabi Saw bersabda; “al-muslim man saliman naas min lisaanihi wa yadih/seorang muslim (penebar salam) adalah seseorang dimana orang lain selamat dari gangguan lisan dan tangannya”.
Allah Azza wa jalla berfirman; “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka..” (QS Al Imran 3:159).
Sambutan ditutup dengan mengutif sabda nabi Saw; anta ma`aman ahbabta (kamu –nanti di akhirat- akan ada bersama orang yang kamu cintai”. Semoga kita dibangkitkan dan dikumpulkan bersama Rasulullah Saw karena kita adalah para pecintanya.

3.Isi ceramah Ust. Yan Hasanudin Malik (Pak Bonar)
Ust. Ian menjelaskan tentang karakter seorang muslim, diantaranya adalah lapang dada dan berpikirna terbuka.
Salah satu ciri pribadi muslim adalah Arhabuhum shadran (lapang dadanya). Lapang dada, selalu ridha, optimis, berpikir positif, tidak mempersulit diri dan orang lain, memudahkan, menggembirakan, menebar kebaikan dan senyuman adalah sikap paling menonjol dari Nabi saw.
Ciri lain kepribadian seorang muslim adalah berfikiran terbuka dan berwawasan luas serta visioner (berpandangan ke depan). Karena kaum muslimin dulu menjalani dengan benar perintah iqra (membaca) dalam wahyu pertama dan mereka melakukannya benar-benar dengan bismi rabbik (dengan atas nama Tuhan), maka kaum muslimin bangkit menjadi kekuatan yang sangat diperhitungkan. Di dunia Islam lahir banyak sekali para ilmuan; matematika, sejarah, astronomi, anatomi, filsafat, kedokteran, optik, dll yang mengantarkan dunia Islam pada zaman keemasan. Kaum muslmin saat itu menjadi komunitas yang sangat terbuka hingga mau belajar ke ada siapapun dan mengajarkan ilmunya kepada siapa saja yang ingin belajar. Manyak sekali orang-orang Eropa dan Barat saat itu yang belajar kepada para ilmuan muslim hingga kini Barat mencapai kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

by Hasan Mawardi

AHSANU IZZA TAQWIMA, SISWAKU YANG MEMBANGGAKAN

Menurutnya, banyak sekali hal-hal positif terkait suasana belajar di SMP Lazuardi Insan Kami Sukabumi, mulai kebersamaan antara teman, guru-guru yang bersahabat, jiwa kepemimpina lebih terasah, kondisi fisik dan mental yang lebih kuat.

“di sini juga saya dilatih mandiri dan memiliki jiwa pemimpin, di sini guru juga lebih bersahabat, selain guru teman-teman di sini juga lebih memiliki kebersamaan; di sini juga saya dapat melatih mental dan pisik”, ungkapnya.

Wima, demikian sapaan akrab siswa bernama Ahsanu Izza Taqwima ini, merasa banyak sekali perubahan selama menjadi siswa SMP LIK kendati baru berlangsung satu semester; lebih dewasa, mandiri, shalat tepat waktu, lebih bisa mengatur waktu dan lain sebagainya. Demikian ini seperti ia ungkapan;

“Yang pernah saya alami di LIK ini, kerjasama yang baik, jiwa kepemimpinan terasah. Di sini setiap orang dilatih untuk memiliki jiwa pemimpin yang baik; di sekolah ini juga, kami banyak diajari hal-hal positif seperti agama dan akhlak; di sini banyak sekali program-program positif”.

Diantara prestasi yang pernah ia alami –menurut pengakuannya- adalah terpilih sebagai siswa dengan motivasi belajar yang tinggi dalam program student of the week, pengarang cerita dalam bentuk penulisan karakter tokoh terbaik dan berhasil memotivasi rekan-rekan sekamarnya sehingga meraih juara kamar terbersih. Demikian ungkapnya;

Prestasi individu yang pernah saya raih ada dua : pertama, student of the week yang diumumkan saat upacara yaitu yang memiliki motivasi belajar yang meningkat; kedua, pengarang karakter/cerita terbaik saat unit activity jurnalistik; yang berkelompok adalah juara kebersihan kamar”.

Dan terkait cita-cita yang ingin dia raih setelah lulus sekolah di SMP LIK adalah menjadi seorang pemimpin yang adil, bijaksana dan bertanggungjawab, “Kemampuan yang ingin saya miliki adalah kemampuan pemimpin yang adil, bijaksana dan dapat bertanggung jawab”, ucapnya saat ditanya apa yang Anda harapkan setelah lulus dari sekolah ini.

Sukabumi, 21 Februari 2010
hasan mawardi

Mengatasi Anak Membangkang

Quality Time bersama Pak Munif Chatib,

Quality Time yang ini berbeda dengan Quality time lainnya karena dihadiri oleh beberapa tamu dan calon orang tua siswa dari siswa baru. Selain bapak Munif acara ini juga dihadiri oleh native speaker SMP Boarding Lazuardi Insan Kamil, Mr. Ian yang sempat berbincang-bincang dengan para audiens selama 20 menit.

Quality Time ini bertemakan MENANGANI ANAK “MEMBANGKANG”. Diawali dengan penjelasan sekilas tentang pasikologi dan tugas perkembangan usia remaja yang khas dengan “pemberontakan”. Pak Munif mengajak para orang tua dan para guru untuk lebih memahami kondisi psikologis dan tugas perkembangan anak usia remaja, dan jika ini terjadi maka cap membangkang oleh orang tua kepada anaknya atau oleh guru kepada anaknya akan berkurang atau bahkan menghilang.

Cap membangkang itu terjadi karena kecendrungan orang tua dan guru yang ingin menjadikan siswa atau anak seperti yang ia inginkan bukan yang anak/siswa inginkan. Jujur, para orang tua atau guru terkadang memaksakan kehendaknya dan pada saat itu biasanya muncul pernyataan; “maunya kamu ini apa sih, kok sama guru/orang tua aja tidak nurut, dasar kamu bisanya menentang dan membangkang pada guru/orang tua saja”.

Pak Munif juga berpesan, jangan sekali-kali memberikan perintah pada saat dan kondisi siswa/anak yang tidak tepat karena itu bisa dipastikan akan melahirkan pemberontakan, tunggulan kondisi anak/siswa hingga memasuki kondisi alfa (tenang, rilek, santai, senang, dll) baru perintah itu disampaikan.

Namun demikian, Pak Munif tidak menafikan adanya pemberontakan yang perlu disikapi dengan lebih tegas, yaitu ketika perilaku atau reaksi siswa/anak sudah mengarah pada tindakan anarkis atau pengrusakan atau tindakan-tindakan yang berpotensi mencelakai dirinya atau orang lain.


by Hasan Mawardi

Sex Education di SMP LIK

Pada tanggal 19 Februari 2011 SMP boarding Lazuardi Insan Kamil Sukabumi mengadakan kuliah umum Sex Education untuk seluruh siswa SMP LIK yang dibawakan oleh salah seorang ortu siswa, Ibunda Abyan Albiruni. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka mewujudkan sekolah sebagai pusat pembentukan karakter bagi para siswa. Melalui kegiatan ini diharapkan siswa mampu memahami kondisi seksualnyasecara baik dan mampu berperilaku secara efektif sesuai kondisi seksualnya.

Kegiatan tersebut dimulai pkl 13.00 WIB dan berakhir pada pkl 15.00 WIB. Bu Lis memulai dengan perkenalan, doa pembuka dan menyepakati beberapa aturan main. Selesai menyepakati aturan main Bu Lis mengenalkan sebuah game kepada para siswa bernama Lucky Number Seven dan dilanjutkan dengan materi ini Sex education dengan tema; KENAPA AKU?

Sebelum kegiatan berlangsung, Bu Lis sempat berbincang-bincang dengan pihak guru terkait perkembangan fisik dan psikis para siswa. Menurut beliau, kegiatan pada hari itu lebih difokuskan pada sarana bertukar informasi dan pengetahuan tentang seksualitas berdasar pada apa yang telah diketahui dan dipahami para siswa, sehingga diharapkan para siswa menjadi lebih aktif untuk mengungkapkan diri mereka. Para siswalah yang berperan sebagai narasumber.

Pembahasan dimulai dengan eksplorasi pengetahuan dan pemahaman siswa tentang apa itu sex education karena pada dasarnya para siswa telah mengetahuinya melalui berbagai sumber. Namun apakah para siswa pernah memeriksa secara sadar tentang perubahan yang terjadi dalam dirinya, khususnya secara seksual? Ternyata sebagian besar siswa belum pernah melakukannya, mereka hanya mengetahui secara teoritis dari sumber yang tidak jelas tanpa mempelajari secara riil. Pengenalan secara riil tentang alat seks dan fungsinya membuat seseorang semakin sadar tentang betapa bagian tubuh tersebut sangat penting untuk dijaga sehingga menjadi pribadi yang semakin matang bukan hanya secara fisik tapi secara psikologis.

Pada bagian lain para siswa juga ditanya pengetahuannya tentang ihtilam (mimpi basah), penyimpangan seksual, kecendrungan pada lawan jenis (pacaran).

Secara umum Bu Lis, bundanya Abi menekankan bahwa pengenalana dan pemahaman tentang seksualitas anak merupakan hal urgent karena akan sangat membantu untuk memasuki dan menjalani setiap tahap perkembangan dengan efektif. Beliau pun memberi kesempatan kepada para siswa untuk bertanya terkait permasalahan seksualnya.

Acara ditutup dengan mengulas ulang materi yang sudah dismapaikan, game penutup, berdoa, hamdalah dan salam.

Dan kami, atas nama sekolah mengucapkan terima kasih keada Ibundanya Abyan yang telah berkenan menjadi narasumber untuk kegiatan Parents Teaching ini, dan juga berharap semoga para siswa mampu memanfaatkan kegiatan ini dengan sebaik-baiknya sehingga mampu memperoleh informasi dan pemahaman yang dibutuhkan sesuai dengan tahap perkembangan mereka yang memasuki masa remaja.
by; Hasan Mawardi

Jumat, 04 Februari 2011

ADA MI DALAM 3 IDIOTS (1)

Pernah mendengar tentang film 3 Idiots? Film ini adalah film Bollywood buatan India yang dimainkan oleh aktor kawakan Aamir Khan. Film ini begitu sukses menarik perhatian masyarakat dunia. Rekor box office dipegangnya dengan total pemasukan senilai 86 juta US Dollar. Mengisahkan tentang 3 orang mahasiswa insinyur bernama Farhan, Raju dan Rancho yang tinggal di satu kamar di hostel sebuah kampus. Mereka melewati hari-hari di kampus dengan berbagai macam hal yang menarik. Banyak aktifitas unik yang mereka kerjakan di kampus. Bagi yang belum menonton, segera tonton film ini karena akan memotivasi Anda untuk hidup lebih manusiawi.
Yang menarik dari film ini adalah kehidupan dan paradigma riil masyarakat India, cerita yang diangkat juga bukan tentang cinta-cintaan layaknya film-film India lain. Film ini lebih mengedepankan kehidupan mahasiswa di India yang penuh dengan tekanan, dan bahkan dari film ini juga, kita jadi tau kalo ternyata India menjadi negara tertinggi dunia dalam hal kematian mahasiswa yang terjadi akibat stress sama pendidikannya, cinta-cintaan di sini lebih banyak sebagai pemanis doang, benar-benar pemanis!
Setelah nonton film ini, saya seakan mendapat pencerahan yang amat sangat, film ini mengajak untuk lebih mengejar kemampuan yang sesungguhnya dan hidup dari passion (ikhtiar) bukan karena paksaan (jabr).
Kali pertama nonton film 3 idiot kesan lucu saja yang saya tangkap, namun setelah kembali membaca buku “Sekolahnya Manusia” Pak Munif Chatib tercipta relasi dalam jaringan syaraf-syaraf otak saya yang menghubungkan antara 3 idiot dan konsep MI (multiple Intelligence). Ide menulis pun muncul, “ADA MI DALAM 3 IDIOTS“, dan untuk lebih mendalami pesan film tersebut saya kembali menontonnya hingga tiga kali.
Mereka, 3 Idiots s (Farhan, Raju dan Rancho) sejatinya tidak cocok dinamakan idiot. Toh, mereka tidak benar-benar idiots. Seperti pepatah bilang, orang waras di tengah-tengah orang gila adalah gila dan mereka yang gila sungguhan adalah waras. Mereka dikatakan idiot karena mereka adalah orang-orang “nyeleneh” (out of the box). Mereka-mereka yang out of the box dan tidak sejalan dengan sistem yang telah diakui bertahun-tahun akan diberi gelar “si bodoh” dan akan dipinggirkan.
3 idiots menyuguhkan gambaran bagaimana sebenarnya pandangan kebanyakkan orang India dan mungkin juga sebagian dari orang Indonesia terhadap arti pendidikan. Chathur, seorang kawan lama dari 3 Idiots (Raju, Farhan, dan Rancho), menganggap bahwa pendidikan adalah sebuah alat yang semata-mata digunakan untuk menggapai kesuksesan, kekayaan, dan prestige juga untuk membalaskan dendamnya. Virus, direktur dari institut engineering terkemuka di India, tempat Raju, Farhan, dan Rancho menuntut ilmu juga “mendoktrin” murid-muridnya bahwa hidup itu adalah kompetisi: “Life is a race. If you don’t run fast someone will beat you and move faster than you”. Begitu pula dengan seorang professor di kelas Rancho. Ia sangat marah begitu mendapatkan penjelasan Rancho yang sangat gamblang, sederhana, juga dilengkapi contoh aplikatif mengenai definisi mesin. Profesor tersebut marah karena yang diiginkannya adalah definisi mesin sesuai dengan yang tertulis dalam textbook kuliah. Bahkan yang paling “ironis” adalah ketika para orang tua di India (dalam film tersebut maksudnya) menentukan masa depan anaknya sejak mereka diketahui jenis kelaminnya. Menjadi engineer untuk anak laki-laki dan menjadi seorang dokter untuk anak perempuan.
Situasi-situasi yang kurang lebih sama mungkin sering kita jumpai di sekitar kita. Cita-cita orang tua yang menggebu pada akhirnya mendamparkan anaknya di dalam dunia yang salah. Si anak mungkin memang mengikuti keinginan orang tuanya, tapi hatinya tidak dan jadilah kita menjumpai banyak mesin dalam kehidupan sehari-hari kita. Atau, sistem pendidikan yang sangat ketat, sistem penilaian yang membebani, tugas-tugas yang tidak aplikatif, tuntutan-tuntutan untuk mempelajari definisi dan bukannya aplikasi, cara belajar yang selalu mengkonsumsi doktrin dan pada akhirnya menghasilkan lulusan-lulusan yang tidak mampu berpikir out of the box, prinsip hidup untuk mengejar kesuksesan dan bukannya kenikmatan di balik setiap proses yang dilalui.
Setelah menonton film tersebut setiap orang mungkin akan menangkap kesan berbeda-beda sesuai dengan latar belakangnya. Buat saya yang keseharian menjalani profesi guru dan dosen kesan yang muncul adalah konsep pendidikan. 3 idiots adalah kritik terhadap masyarakat yang cendrung memaksakan kehendak pada anak-anaknya. Mereka lupa pesan Gusti Nabi Muhamamd Saw; `allimû aulâdakum lizamânihim lâ lizamânikum (ajarilah anak-anak kalian sesuai zamannya bukan sesuai dengan zaman kalian”.
Saya melihat ada banyak pelajaran dalam film ini terkait pendidikan. Film ini mengajarkan pentingnya pengenalan konsep multiple Intelligences atau kecerdasan majmuk manusia. Bagi seorang guru atau orang tua janganlah memaksa anak untuk unggul dalam satu kecerdasan saja, seperti menonjolkan kecerdasan kognitif/intelektual saja, karena bisa saja kecerdasan anak didiknya ada pada jenis kecerdasan lain; seni, music, kinestetik, dll
Para orang tua, para penyelenggara sistem pendidikan seharusnya berpikir seperti Rancho di atas, mendukung apa yang menjadi talenta dari anak-anak kita dan bukannya memaksakan kehendak kita pada buah hati kita. Buatlah sebuah sistem pendidikan yang mencerahkan dan bukannya memicu tekanan. Seharusnya sebuah pendidikan itu mampu membentuk seseorang menjadi semakin open-minded dan berdaya kreatifitas tinggi. Pendidikan yang berdasarkan passion. Pendidikan yang tidak mengacu pada hal-hal yang aplikatif dan dapat dilalui dengan menyenangkan, sama menyenangkannya seperti ketika kamu sedang memainkan game favorit kamu. Hmm, bagaimana menurutmu?
Jangan menutup mata, Indonesia sadar atau tidak disadari, sudah banyak korban dari sistem pendidikan yang tidak manusiawi seperti ini. Mari kita ubah sekolah-sekolah yang ada benar-benar menjadi sekolahnya manusia, bukan sekolah para binatang atau para robot. Bukankah anak-anak kita manusia?

by; hasan mawardi

ADA MI DALAM 3 IDIOTS (2)

Pernah mendengar tentang film 3 Idiots? Film ini adalah film Bollywood buatan India yang dimainkan oleh aktor kawakan Aamir Khan. Film ini begitu sukses menarik perhatian masyarakat dunia. Rekor box office dipegangnya dengan total pemasukan senilai 86 juta US Dollar. Mengisahkan tentang 3 orang mahasiswa insinyur bernama Farhan, Raju dan Rancho yang tinggal di satu kamar di hostel sebuah kampus. Mereka melewati hari-hari di kampus dengan berbagai macam hal yang menarik. Banyak aktifitas unik yang mereka kerjakan di kampus, namun sayang beribu-ribu sayang keunikannya justru mengundang cibiran berbagai pihak, termasuk dari kolega-kolega dekatnya sekali pun. Ketiganya dianggap makhluk aneh di tengah para manusia yang “normal”.
Dalam film ini, Rancho, seorang pemuda biasa yang luar biasa berhasil memberikan pencerahan kepada beberapa orang di sekitarnya mengenai apa yang “salah” dari segala kenormalan hidup yang biasa kita jalani. Kata-katanya cukup “pedas” dan berani seperti ketika ia mengomentari sistem penilaian (grading) di universitasnya dan ketika ia dipaksakan mengajar di sebuah kelas oleh Virus. “.. this is a COLLEGE NOT a PRESSURE COOKER, ucapnya.
Film ini menjelaskan kecendrungan orang-orang India untuk menjadikan anak perempuannya sebagai dokter dan anak laki-lakinya sebagai insinyur. Bagi merek, tidak ada kebahagiaan dan kebanggaan sosial yang lebih tinggi dari itu.
Tentu, tidak ada orangg tua yang ingin melihat anak kesayangannya tertinggal dari anak-anak lain seusianya. Para orangtua –di India, Indonesia, juga di tempat-tempat lain- berlomba mencetak anak-anaknya menjadi bibit unggul. Orangtua, terutama yang datang dari kalangan mampu secara finansial, seakan tidak ingin melewatkan kesempatan memaksimalkan potensi anak mereka. Gayung pun bersambut, ditandai mulai bermunculannya berbagai jenis sekolah untuk memenuhi "ambisi" para orangtua itu. Efeknya, anak yang seharusnya menjadi penentu dirinya (subyek pedidikan) kini berubah menjadi obyek dari keinginan para orang tua. Kemudian Tidak hanya orang tua, pihak sekolah pun terkadang menjadi pihak yang suka “memaksakan” kehendak demi menjaga citra sekolah.
Untuk kasus Indonesia, pihak lain yang turut bertanggungjawab adalah penganut paradigma dunia pendidikan di tanah air yaang masih menggunakan faktor lama, yakni IQ yang berlaku umum. Dalam pandangan kecerdasan umum itu, pengelompokannya ialah IQ di atas 120 dianggap mampu memecahkan segala masalah. Ujungnya, anak masuk ke jurusan ilmu pengetahuan alam alias IPA di sekolah dan dianggap sebagai jaminan kesuksesan masa depan. Tak heran bila kemudian setiap orang menginginkan anaknya masuk jurusan IPA. Sementara IQ sama dengan 100 digolongkan biasa-biasa saja dan kemudian masuk jurusan ilmu pengetahuan sosial alias IPS. Kelompok IQ di bawah 90 dikelompokkan sebagai terbelakang dan masuk sekolah luar biasa.
Paradigma tersebut membuat anak dipompa terus dengan pelajaran sekolah dan dijejali berbagai les bahasa dan matematika yang mengacu kepada otak kiri, tetapi tidak memberi kesempatan perkembangan otak kanan. Anak yang berbakat seni atau olahraga terhambat demi mencapai nilai matematika yang tinggi. Akibatnya, anak tidak mempunyai keunggulan atau tidak percaya diri. Ada pula yang kemudian malah bermasalah, seperti terjerat narkoba atau tawuran.
Mengingat masih kuatnya paradigma tersebut tentu, perlu kiranya dilakukan sebuah revolusi pemikiran bahwa IQ tidaklah segalanya. Pada dasarnya tidak mungkin semua orang ber-IQ tinggi di semua bidang. Mozart, misalnya, mempunyai kecerdasan musikal yang tinggi tetapi kecerdasan sosial dan matematikanya tidak tinggi.
Solusinya adalah dengan membuka sekolah dan atau menerapkan di sekolah-sekolah yang sudah ada konsep kecerdasan majmuk (multiple Intelligence) dimana anak dibiarkan menemukan bakat dan minatnya sendiri. Salah satu sekolah yang mulai konsen pada penerapan multiple Intelligence adalah SMP Boarding Lazuardi Insan Kamil Sukabumi. Sekolah yang didsain sedemikian rupa oleh seorang pakar multiple Intelligence, Munif Chotib, Penulis buku besseler “Sekolahnya Manusia”.

by; Hasan Mawardi