Selasa, 15 Maret 2011

AKU DIBUNUH OLEH KURIKULUM

By Hasan Mawardi dan Munif Chatib

Manusia, dibanding ciptaan Allah lainnya adalah makhluk yang paling unik dan istimewa. Keunikannya tidak hanya dikenali saat dibandingkan dengan makhluk-Nya yang lain namun di setiap personnya sendiri manusia memiliki keunikan masing-masing.

Thomas Amstrong menggambarkan potensi manusia yang beranekaragam tersebut dalam sebuah dongeng yang berjudul In Their Own Way: Discovering and Encouraging Your Child’s Multiple Intelligences (1987).

Diceritakan dalam buku tersebut bahwa dunia digemparkan oleh sebuah kabar bahwa para binatang akan membuat sebuah sekolah unggulan bagi para binatang yang akan memberikan pelajaran berbagai keterampilan yang dimiliki oleh semua binatang. Maka dibuatlah kurikulum yang memuat berbagai kecakapan hidup binatang seperti: terbang, lari, berenang, loncat, memanjat dan menggali.

Sekolahpun dibuka dan menerima murid dari berbagai belahan hutan. Hampir semua perwakilan spesies binatang datang untuk menjadi siswa di sekolah unggulan tersebut, mulai dari burung, kelinci, ikan, kanguru, monyet, kepiting dan sebagainya. Pada awalnya dikabarkan bahwa program sekolah berjalan lancar. Hingga semua murid merasakan nuansa baru yang bisa membuat mereka ceria. Hingga tibalah pada suatu hari yang mengubah keadaan sekolah tersebut.

Tersebutlah salah satu murid yang bernama kelinci. Jelas kelinci adalah binatang yang pandai untuk berlari. Ketika mengikuti pelajaran berenang. Kelinci ini hampir tenggelam. Pengalaman mengikuti kelas berenang membuat Kelinci prihatin. Lantaran sibuk mengurusi pelajaran renang, si kelinci ini pun tak pernah lagi dapat berlari secepat sebelumnya.

Setelah kasus kelinci, ada kejadian lain yang cukup membuat Kepala Sekolah Pusing. Ini melanda siswa lain yang bernama burung. Burung jelas binatang yang sangat hebat untuk terbang. Namun ketika mengikuti pelajaran memanjat, si burung tidak mampu melaksanakan tugasnya dengan baik di sekolah. Akhirnya ia pun mengikuti les memanjat untuk mengejar ketinggalan pelajaran dengan siswa lainnya. Les itu ternyata menyita waktunya sehingga ia pun melupakan cara terbang yang sebelumnya sangat dikuasainya.

Demikian kesulitan demi kesulitan juga dialami oleh siswa lainnya seperti ikan, kanguru, monyet, kepiting dan lainnya. Para binatang itupun tidak lagi punya kesempatan untuk berprestasi dalam bidang keahliannya masing-masing. Itu semua dikarenakan mereka dipaksanakan untuk melakukan hal-hal yang tidak menghargai sifat alami mereka.

Berpijak dari temuan Howard Gardner tentang Multiple Intelligences (Kecerdasan Majemuk) dengan sembilan kecerdasa dasar manusia mari kita memehami lebih baik tentang potensi yang dimiliki oleh setiap anak.

Namun sangat disayangkan, pihak yang terbanyak malah mengebiri potensi anak adalah institusi sekolah. Sekolah persis seperti mesin pencetak batu bata. Kecerdasan dan potensi anak yang beraneka ragam dpaksa dan dicetak dengan ukuran, bentuk, dan warna yang sama sesuai dengan disain sekolah. Kurikulum sekolah yang ketat dan memaksa anak untuk belajar hal-hal yang sebenarnya bukan merupakan kebutuhan anak dan keinginan anak.

Seorang sahabat, sudah berumur 40-an, sudah berkeluarga, namun masih belum menemukan jati dirinya.

“Munif, bantu aku. Aku menganggur lagi. Aku ini bingung sebenarnya cocoknya kerja apa? Pengacara sudah, marketing sudah, adminstrasi sudah, tapi jujur tidak ada yang cocok. Sebenarnya aku tahu bakatku apa. Tapi sejak SD sampai kuliah, AKU DIBUNUH OLEH KURIKULUM”

Semoga apa yang terjadi pada sahabat saya, tidak terjadi pada siswa-siswa kita yang sekolah di SMP LAZUARDI INSAN KAMIL SUKABUMI. Ketika saya menulis artikel ini, saya duduk di luar paviliun. Seperti biasanya, saya melihat siswa-siswa yang rajin bekerja sama membersihkan masjid mereka. Mereka selalu menyapa dengan wajah cerah dan gembira. Saya melihat mereka tidak mempunyai beban psikologis.

Betapa tidak, di sekolah ini, saya akan membagikan setiap siswa kaos yang bertuliskan EAGLE SQUAD, sang pemimpin, sang pengamanan, sang penolong dan lain-lain. Setiap siswa dihargai kecenderungan kecerdasannya.

Selain itu penerapan kurikulum di sekolah ini menggunakan KATALIS, yaitu pada saat tertentu anak diajak diskusi dan dipantik rasa ingin tahunya. Siswa diminta mengeutarakan apa saja yang ada dalam pikiran mereka, yang mana sebenarnya hal itulah yang prioritas ingin mereka ketahui saat ini. Maka muncullah tema-tema yang luar biasa dan tak terbayangkan sebelumnya. Kasus Israel dan Palestina, kasus Ariel, kasus Gayus, kenakalan remaja, apa itu seks sehat, dan lain-lain. Kami, paa pendidik segera menjadikan rasa ingin tahu siswa-siswa tersebut menjadi tema belajar yang menarik. Kami mengucapkan terima kasih atas kerjasama para siswa yang luar biasa, para guru yang bekerja seperti pejuang kemerdekaan, para orangtua yang tak henti-hentinya memberi support kepada kami demi kemajuan dan perkembangan kompetensi anak-anaknya. Terima kasih ya Allah, semoga 3 tahun di SMP LAZUARDI INSAN KAMIL SUKABUMI, anak-anak kami akan berjalan meniti kehidupan ini dengan bekal INSAN KAMIL dan mampu mewarnai dunia dengan multiple intelligence-nya. Semoga SMP Boarding lazuardi Insan Kamil benar-benar menjadi sekolahnya manusia yang tetap menghargai setiap potensi anak didiknya.

Amien.
SMP LAZUARDI INSAN KAMIL Salabintana Sukabumi menerima pendaftaran:
Alamat Sekolah

Jl. Salabintana Km. 6 Kp. Nyangkokot Rt. 01/03 Ds. Karawang Kec. Sukabumi, Sukabumi 43151

Telp (0266) 6248274 atau 0817109392 (Hasan Mawardi)
TITIP REMAJA KAMI

by Dety Anggraeni (salah satu orang tua siswa LIK
on Monday, February 14, 2011 at 6:33am
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Untuk guru-guru Lazuardi Insan Kamil yang kami banggakkan...

syaidina Ali berkata:
Ajaklah anakmu brmain di 7 tahun pertama usianya,didiklah mereka di 7 tahun ke 2 usianya dan jadikanlah mereka sahabat di 7 tahun ke 3 usianya


Saat ini anak-anak kami sedang memasuki usia 7 tahun ke tiga. Sebagai orang dewasa orang tua dan guru selayaknya menjadi teman bagi mereka. Menjadi teman bukan berarti mereka tidak hormat pada kita, rasa hormat pada guru dan orang tua tetap harus ditumbuhkan.

Mereka sekarang sedang tumbuh menjadi remaja dan bukan anak-anak lagi. Masa remaja ini,masa dimana mereka sangat labil, mereka sendiri bingung akan perubahan yang mereka hadapi, mulai dari perubahan fisik, perubahan minat, perubahan hasrat, dan perubahan2 lain yang ada pada diri mereka.

Sungguh sebenarnya kamilah para orang tua yang seharusnya mendampingi mereka, berada ditengah2 mereka saat mereka bingung, berada didekat mereka saat bathin mereka konflik antara hasrat dan aturan2 norma yang berlaku.

Kamilah mestinya para orang tua yang seharusnya menyediakan pundak untuk mereka bersandar saat mereka lemah dan membutuh motivasi.

Mereka masih sangat labil, mereka bingung dan sedang mencari identitas siapa mereka sebenarnya. Mereka butuh bimbingan, mereka butuh teman tempat mereka bertanya, mengadu, dan bercerita.

Kamilah mestinya para orang tua yang harusnya menjadi teman sejati mereka. Namun kami memilih untuk sesuatu yang kami anggap paling baik untuk mereka.yaitu menitipkan mereka pada bapak n ibu guru yang kami banggakan.

Mereka ibarat masih seperti ulat yang masih butuh daun-daun segar, masih butuh ranting dan dahan untuk kelak menjadi kepompong yang kelak dikemudian hari di suatu tempat mereka akan bermetamorfosis sebagai kupu-kupu yang indah yang siap menggapai cita dan harapan mereka.

Kami sadar, bukanlah tugas yang ringan mendidik dan membina mereka. Pasti sangat melelahkan dan akan sangat menguras tenaga, waktu, dan fikiran. Kami titip remaja kami.

Mereka butuh teman curhat, teman menuangkan unek-unek, teman berbagi rasa... Mereka adalah anak-anak yang sudah besar namun mereka juga adalah orang dewasa yang masih kecil, itulah remaja... Mereka ada disimpangan antara anak-anak dan dewasa.

Mereka merasa sudah besar padahal mereka masih labil, mereka merasa sudah bisa padahal masih butuh bimbingan.

Bapak dan ibu guru... Jadilah teman untuk mereka, teman untuk berbagi, teman untuk bertanya tentang kebingungan mereka menghadapi masa remaja... Kami titip remaja kami.

Maaf bila kami terlampau berharap. Karena pilihan kami ini adalah yang kami anggap paling baik untuk mereka...

Kami titip remaja kami...

Salam,
Dety

Kamis, 10 Maret 2011

Ali Reza – Sang dokter spesialis

By Munif Chatib

“Aku pikir sekolah boarding itu serem, pelajarannya sulit, gurunya galak-galak, eh ternyata di SMP LAZUARDI INSAN KAMIL, tidak seperti itu.” Itulah jawaban Ali Reza, salah satu siswa cerdas di SMP LIK.
“Sekolahnya gampang gitu, santai, meskipun ada jadwal yang teratur. Apalagi gurunya, sangat sayang kepada siswa-siswanya.” Tampak sekali guratan puas pada wajah Ali Reza.

Saya pertama melihat Ali Reza badannya gemuk, namun setelah 1 semester ini menjadi langsing.
“Badan langsing, ini gara-gara di SMP LIK ini semuanya aku kerjakan sendiri. Sampai cuci piring segala. Padahal dulu aku tidak suka cuci piring. Aku mengangga cuci piring itu bukan pekerjaanku, meskipun yang makan adalah aku. Di sekolah ini aku sadar, bahwa mencuci piring sendiri adalah bentuk kecil dari sebuah tanggung jawab.”

“Pak Munif, aku benar-benar belajar manajemen waktu di sekolah ini. Aku bisa teratur ibadah samoai olah raga,” jawab Ali Reza ketika saya tanya tentang hal yang penting dalam hidup yang di dapat dari sekolah ini.
“Lalu, di botol impian, kamu menulis apa?”
“Aku pengin menjadi dokter spesialis. Aku akan banyak tolong orang yang sakit. Aku harus menjadi dokter yang bermanfaat buat orang banyak. Sepulu tahun lagi, Insyallah hari itu akan tiba, dr Ali Reza ” Jawab Ali Reza lantang.

Ya Allah kabulkan cita-cita luhur Ali Reza. Sehatkan tubuhnya, agar terus dapat mengikuti pelajaran di sekolah tercinta ini. Ya Allah berkahilah kedua orangtua Ali Reza, agar mereka terus mendukung cita-cita mulia sang putra. Dan karuniakan kesabaran dan ketauladanan yang kuat kepada guru-guru tercinta SMP LAZUARDI INSAN KAMI SUKABUMI. Amien.

Hadiri Open House SMP LAZUARDI INSAN KAMIL DI JAKARTA pada:

Hari, Tanggal: Ahad, 20 Maret 2011
Pukul : 08.30 – 11.00 wib
Pembicara: Munif Chatib
Tempat: Gedung SMP LAZUARDI GIS, Jl. Margasatwa 39 Jagakarsa Jakarta Selatan . Telp 021 78834604
Contact Person: Hasan Mawardi (0817109392) dan Bu Irma (081317774181)

Insyaallah para orangtua akan mendapatkan informasi yang berharga tentang bagaimana memilih sekolah yang tepat buat anak-anaknya. Sampai bertemu.

blog: http://www.lazuardiinsankamil.blogspot.com/
web: www.sekolah-unggul.com