Rabu, 12 Januari 2011

FREQUENTLY ASKED QUESTION (FAQ) TENTANG KURIKULUM SMP LIK DAN PENERAPANNYA
9. Tentang Tes dan Ujian
Bahan-bahan untuk keperluan penilaian (assesment) dan ujian (examination) dipilih yang sepenuhnya sejalan dengan kurikulum khas SMP Boarding Lazuardi Insan Kamil. Kecuali dalam bidang-bidang tertentu yang memang membutuhkan hafalan seperti disinggung sebelumnya penilaian dan ujian diarahkan untuk menilai pemahaman dan penguasaan siswa atas dasar-dasar ilmu dan wawasan umum, bukan hafalan-hafalan.
Penilaian juga tak hanya mengambil bentuk tes tertulis, melainkan juga tes praktik maupun kenyataan praktik sehari-hari siswa dalam kehidupan sekolah, sesuai dengan sifat kemampuan yang diharapkan dari siswa apakah kognitif, afektif, atau psikomotorik.
Bobot penilaian antara tes tertulis, tes praktik, dan kenyataan praktik sehari-hari untuk masing-masing bidang pelajaran bisa bervariasi tergantung pada jenis kemampuan yang diharapkan tersebut. Misal, pada tes olah raga, nilai tes praktik akan jauh lebih besar dari nilai tes tertulis, demikian juga mengaji dan melakukan ibadah-ibadah ritual. Dalam bidang akhlak, kenyataan praktik sehar-hari siswa diberi bobot paling besar.
Tes diselenggarakan terutama untuk meng-endorse penguasan siswa, dan mendapatkan feed back bagi kegiatan belajar-mengajar (baik untuk sekolah, guru, maupun siswa sendiri), dan bukan untuk menghukum.
10. Tentang Kesiapan Siswa Menghadapi Standar non-Lazuardi (UAN, Ujian Masuk ke Jenjang Lebih Tinggi, dan Pindah Sekolah di Tengah Jalan)
Untuk menghadapi ujian akhir atau ujian masuk ke jenjang yang lebih tinggi, SMP Boarding Lazuardi Insan Kamil menyediakan waktu khusus dan secukupnya (sedikitnya satu semester terakhir) menjelang ujian-ujian tersebut untuk men-drill para siswa dengan unsur-unsur kurikulum nasional yang tidak tercakup dalam kurikulum khas Lazuardi dalam semacam bimbingan tes in house. Penyediaan waktu ini dapat dimungkinkan mengingat kurikulum khas SMP Boarding Lazuardi Insan Kamil bisa diselesaikan lebih cepat sehubungan dengan pengurangan beban kurikulum nasional yang dilakukannya.
Berdasar pengamatan Lazuardi (pusat), ujian-ujian terstandardisasikan yang bersifat nasional dan masih berorientasi kurikulum model tradisional akan makin kurang kepentingannya. Ujian akhir SD sudah dihilangkan, kemungkinan besar juga SMP, bahkan SMA. Kalau pun ada, fungsinya akan diarahkan sebagai alat untuk mendapatkan feed back bagi pemerintah mengenai kualitas umum pendidikan nasional kita.
Ujian masuk sekolah pun kemungkinan akan lebih berorientasi kepada aptitude test yang menguji kemampuan dasar dan umum, yang tak membutuhkan penguasaan mendetil dan hafalan terhadap suatu spektrum luas tema-tema dan topik bahasan. Yakni semacam SAT (Standard Aptitude Test) dan GRE (General Record Examination) yang selama ini sudah diterapkan di negara-negara maju. Kecenderungan ini sudah mulai terlihat dalam tes masuk PT-PT berkualitas di negeri kita, seperti ITB, UGM, IPB, dan sebagainya. Diduga kecenderungan seperti ini akan makin nyata di masa-masa mendatang.
Dalam hal siswa terpaksa harus pindah sekolah di tengah jalan, diharapkan orang tua dapat mencarikan sekolah yang memiliki kesejalanan dengan konsep Lazuardi. Atau, kalau tidak, diharapkan keterampilan belajar siswa yang telah ditanamkan di SMP Boarding Lazuardi Insan Kamil dapat membantu anak mengejar tema-tema bahasan yang belum dikuasainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar