Minggu, 27 Februari 2011

MENYOAL KEUNGGULAN SEKOLAH UNGGUL

Tak dapat dipungkiri setiap orang tua menginginkan anaknya menjadi manusia unggul. Animo masyarakat pun untuk mendaftarkan anaknya ke sekolah-sekolah “unggulan” cukup tinggi. Setiap tahun ajaran baru sekolah-sekolah “unggulan” dibanjiri calon siswa, karena adanya keyakinan bisa melahirkan manusia-manusia “unggul”. Benarkan sekolah-sekolah unggulan kita mampu melahirkan manusia-manusia unggul?

Sebutan sekolah unggulan itu sendiri sebenarnya kurang tepat. Kata “unggul” menyiratkan adanya superioritas dan “kesombongan” intelektual yang sengaja ditanamkan di lingkungan sekolah. Para siswa sekolah unggulan merasa lebih super dibanding siswa lain yang sekolah di sekolah tanpa label unggulan, demikian juga para orang tuanya yang merasa super karena anaknya sekolah di sekolah “unggulan , bahkan mungkin sebagian orang tua memaksakan kehendak memasukkan anaknya ke sekolah unggul semata-marta karena ingin menaikkan status dan gengsi sosial saja.

Semestinya sekolah unggulan di Indonesia tidak hanya mengukur sebagian kemampuan akademis. Dalam konsep yang sesungguhnya, sekolah unggul adalah sekolah yang secara terus menerus meningkatkan kinerja dan menggunakan sumberdaya yang dimilikinya secara optimal untuk menumbuh-kembangkan prestasi siswa secara menyeluruh. Berarti bukan hanya prestasi akademis saja yang ditumbuh-kembangkan, melainkan potensi psikis, fisik, etik, moral, religi, emosi, spirit, adversitas dan intelegensi.
Keunggulan dan ketidakunggulan sekolah sebenarnya terletak pada bagaimana cara sekolah merancang-bangun sekolah sebagai organisasi sehingga menciptakan iklim sekolah yang mempu membentuk keunggulan sekolah. Semua itu bermuara kepada kunci utama sekolah unggul adalah keunggulan dalam pelayanan kepada siswa dengan memberikan kesempatan untuk mengembangkan potensi dan menghargasi prestasi setiap siswa berdasar kondisinya masing-masing.

Karena itu, jangan pernah melihat keunggulan sekolah hanya dari ketatnya selesi masuk, sarana prasarana yang lengkap dan bayaran yang besar. Wajar saja bila bahan masukannya bagus, diproses di tempat yang baik dan dengan cara yang baik pula maka keluarannya otomatis bagus. Yang seharusnya disebut unggul adalah apabila masukan biasa-biasa saja atau kurang baik tetapi diproses ditempat yang baik dengan cara yang baik pula sehingga keluarannya bagus.

Sekolah unggul adalah sekolah yang tidak perlu melakukan pemisahan antara anak yang memiliki bakat keunggulan dengan anak yang tidak memiliki bakat keunggulan. Kelasnya dibuat se-heterogen mungkin sehingga anak yang memiliki bakat keunggulan bisa bergaul dan bersosialisasi dengan semua orang dari tingkatan dan latar berlakang yang beraneka ragam. Pelaksanaan pembelajaran harus menyatu dengan kelas biasa, hanya saja siswa yang memiliki bakat keunggulan tertentu disalurkan dan dikembangkan bersama-sama dengan anak yang memiliki bakat keunggulan serupa. Jika anak yang biasa diberi bobot 5 maka anak yang memiliki bakat keunggulan dan minat lebih diberi bobot materi 8. Mereka tetap masuk dalam kelas reguler namun diberi pengayaan pelajaran yang lebih banyak.

Keunggulan sekolah “unggulan” seharusnya tidak hanya didasarkan pada kemampuan intelegensi dalam lingkup sempit yang berupa kemampuan logika-matematika yang diwujudkan dalam test IQ seperti dianut sekolah-sekolah “unggulan” itu. Keunggulan seseorang dapat dijaring melalui berbagai keberbakatan atau kecerdasan majmuk (multiple intelligence) seperti yang sekarang sedang dikembangkan di SMP Boarding Lazuardi Insan Kamil.

Menurut Munif Chatib, Pakar Multiple Intelligence, penulis buku besseler SEKOLAHNYA MANUSIA yang kini menjadi konsutan pendidikan SMP Boarding Lazuardi Insan Kamil Sukabumi, sekolah unggul adalah sekolah yang unggul dalam proses bukan dalam input. Yang betul adalah the best proces bukan the best input. Demikian itu disimpulkan dari paradigma kuat bahwa sekolah seharusnya menjadi agent of change.

Menurut beliau, ciri-ciri sekolah yang menganut ”BEST PROCESS” ini adalah sebagai berikut: pertama, sekolah ini tidak menerapkan tes masuk pada siswa barunya. Biasanya sekolah ini menggunakan sebuah perangkat riset untuk mengetahuai kondisi kemampuan siswa yang masuk ke sekolah tersebut. Perangkat ini dikenal dengan Multiple Intelligence Research (MIR) yang mampu mengetahui banyak dimensi kondisi kemampuan dan kekurangan siswa terutama tentang bagaimana gaya belajar siswa.
Kedua, sekolah dan guru pada sekolah ini akan mendapatkan sebuah kenyataan tentang kemampuan akademik dan moral siswa-siswa barunya sangat beragam. Sehingga hal ini merupakan tantangan bagi guru untuk mengubah menjadi ke arah positif. Akhirnya guru-guru di sekolah ini dituntut menjadi ”agen perubah” . Mengubah kondisi akademik dan moral siswa yang negatif menjadi positif.

Menurut Tom J. Parkins –yang dikutif oleh Munif Chatib-, inilah sekolah yang sebenarnya, sekolah yang menerima segala kondisi siswanya. Kemudian kondisi itu dipelajari dan diteliti, lalu dengan data tersebut, para guru mencoba mengembangkan kemampuan siswa-siswanya dengan cara yang berbeda-beda. Sekolah unggul adalah sekolah yang menitikberatkan pada kualitas proses pembelajaran, dan ini ada pada pundak guru, bukan pada kualitas input siswanya.

Guru-guru pada sekolah ini biasanya kreatif, sebab meyakini bahwa gaya mengajar guru tersebut harus disesuaikan dengan gaya belajar siswanya. Tuntutan mengajar dengan pola demikian hanya dapat dilakukan oleh guru-guru yang handal, punya dedikasi dan kompetensi mengajar yang baik. Dengan demikian sekolah yang menerapkan konsep ini, biasanya jadwal pelatihan guru sangat padat. Guru benar-benar diharapkan profesional dan menjadi agen perubah. “jika ingin tahu sekolah itu unggulan atau tidak, maka lihatlah jadwal pembekalan dan pelatihan yang diberikan kepada guru-gurunya. Jika guru-gurunya banyak mendapatkan pelatiah berarti sekolah tersebut masuk kategori unggul”, jawab Pak Munif saat ditanya penulis “apa kriteria sekolah unggul menurut Pak Munif?”. Wassalam (Hasan Mawardi)

1 komentar:

  1. Anda benar, sekolah unggul adalah keunggulan manusia dalam menghadapi dan memenangkan persaingan bebas. Manusia palaing hebat didunia adalah para pemimpin terpercaya, para profesional ahli dibidangnya dan pada entreprenuer pencipta kesempatan kerja, usaha serta investasi. Adanya 3 kemampuan inilah yang menciptakan keunggulan bangsa. Pendidikan harus bisa menciptakan lulusan 3 in 1, memiliki kemampuan memimpin, profesional dan entreprenuership ditambah kemampuan komunikasi global bahasa Inggris memanfaatkan segenap teknologi Informasi. Apakah ada sistem untuk itu...? Silahkan buka www.umkm-online.com

    BalasHapus